BAB 17

3.8K 455 24
                                    

Sakura menghembuskan nafas lega begitu hari ini berahir. Tangannya yang bertumpu di wastafel menatap pantulan wajahnya di cermin dan melihat refleksi dirinya sendiri disana.

Sakura memberikan waktu yang cukup lama untuk membersihkan diri dan merenung di kamar mandi. Dia baru saja menyelesaikan satu panggilan video dengan orang tua Sasuke dan mengejutkan ketika respon mereka terdengar baik-baik saja karena mereka menikah secara tiba-tiba. Mikoto Uchiha seperti rumor yang dia dengar. Cantik, berfikiran terbuka, kuat dan terlihat mendominasi pasangan Uchiha mereka.

Begitu bertemu Mio siang tadi, Sakura semakin yakin dengan anggapan orang lain mengenai wanita Uchiha diperlakukan seperti ratu di keluarga mereka. Keturunan Uchiha didominasi laki-laki. Dalam satu keluarga Uchiha, jarang sekali mereka mendapatkan keturunan perempuan di keluarga. Menantu Uchiha sering sekali perempuan.

Fugaku Uchiha memang terlihat dingin, tapi sifatnya tersebut mengejutkan Sakura karena Ayah dari Sasuke itu ternyata juga tidak memperdebatkan pilihan Sasuke. Mendengar Sasuke berbicara mengenai alasannya menikahinya, Sakura mendengar Sasuke berkata dengan jujur dan seadanya. Karena berbohong tidak akan membuat mereka percaya.

Kekhawatirannya tidak terjadi. Sakura sebenarnya memikirkan bagaimana kalau mereka sebenarnya tidak menerima menantu yang tidak memiliki latar belakang seperti Uchiha, atau bahkan menolak mentah-mentah begitu dia memperkenalkan diri pada mereka.

"Sakura? Kau baik-baik saja?"

Suara Sasuke terdengar dari luar kamar mandi. Bahkan dia baru menghabiskan 30 menit di dalam kamar mandi dan Sasuke sudah mengkhawatirkannya.

Sakura membuka pintu kamar mandi dan menemukan Sasuke sudah berdiri di depan kamar mandi dengan setelan tidur.

"Aku tidak tidur di dalam sana tau."

Sasuke menarik Sakura ke dalam pelukannya. "Tidak, jangan pernah berfikir untuk tidur disana. Tidak boleh berendam di kamar mandi."

"Lalu kenapa di kamar mandimu ada bathtub kalau tidak boleh dipakai?"

Sasuke melepaskan pelukannya dan merapikan rambut Sakura yang jatuh menutupi pipi. "Itu sebelum kita menikah. Aku akan mencabutnya dari sana."

Sakura menjauhkan wajahnya dari tangan Sasuke, "Kau berlebihan."

"Tidak." Sasuke menjatuhkan lengannya di bahu Sakura. "Kau pernah ketiduran disana dan Aku tidak bisa berfikir jernih kalau kau tenggelam disana saat Aku tidak ada di rumah."

Sakura tersinggung dengan penyataan Sasuke, "Aku tidak seceroboh itu sampai tenggelam!" dia menjauhkan diri dari Sasuke dan berjalan menuju lemari untuk mengambil piyama miliknya.

"Sakura," Sasuke berjalan di belakang Sakura dan berdiri diam ketika istrinya mengacuhkannya.

"Kau mau kemana?" Sasuke melihat Sakura berjalan keluar kamar.

"Lapar, Aku mau mencari makanan di dapur."

"Tunggu, Aku akan menghangatkannya untukmu."

Sakura mengerenyitkan dahi mendengar pernyataan Sasuke.

"Aku bukan anak manja, Sasuke-san. Aku bisa melakukannya sendiri."

Tanpa menatap Sasuke lagi, Sakura berjalan lurus meninggalkan pria itu dengan emosi yang menggulung. Dia tidak mendengar langkah kaki Sasuke mengikutinya.

Berdiri di teras dapur, Sakura berusaha mengumpulkan kesadarannya dan menggigit bibir bawahnya dengan cukup keras. Demi tuhan, belum 24 jam mereka resmi menikah dan Sakura harus membentak Sasuke.

Rasa bersalah mulai menggerogoti hatinya. Dia cukup kurang ajar untuk seorang istri. Tapi dia juga bukan sebuah boneka rapuh yang harus diletakan di dalam kotak kaca dan akan pecah dengan mudah.

Pink bride, Raven groomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang