Sakura tertawa.
"Jangan bercanda, Senpai."
Sakura tidak pernah mengerti, dan hal tersebut ternyata membuatnya tidak menyadari apa yang sedang terjadi sekarang.
Ekspresi Sasuke berubah secara drastis, Sakura dapat melihat iris kelamnya menggelap lebih dari biasanya. Lengan yang semula melingkari tubuhnya kini berubah sedikit mencengkram, Sakura perlahan bisa merasakan sedikit rasa sakit ketika tubuhnya hendak bergerak mundur namun tidak bergerak sama sekali.
"Siapa yang bercanda disini?"
Sakura terkesiap, mungkin dia adalah orang yang tidak pernah belajar dari kesalahan dan mungkin dia memang tidak pernah mengerti Sasuke.
Bahkan dalam mimpi terindahnya, Sakura tidak pernah memikirkan pernikahan. Sekalipun. Apalagi dengan Sasuke.
"Aku... tidak mengerti." Kebohongan. Sakura hanya bisa mengelak dan terpaksa berbohong.
Kemudian, satu hal yang dibenci oleh Sasuke adalah kebohongan.
Pikiran Sakura dan hatinya terasa ditarik ke masa lalu, dimana dia dan Sasuke masih berbalut seragam sekolah menengah. Dengan satu pikiran bodoh dan naif dirinya di masa lalu, dahulu dia yang memutuskan Sasuke.
"Jangan mengulangi kesalahan yang sama." Ujar Sasuke. Sakura menggigit bibir bawahnya dengan keras, "Kita bisa memulai lagi semua ini."
Sungguh, Sakura merasa bahagia. Hatinya yang sudah menyerah, diberikan setitik harapan oleh sosok yang pernah dan sedang mendiami hatinya saat ini.
Akan tetapi, memori itu kembali lagi,
Dia bukan sosok yang baik, dan Sasuke harus mendapatkan seseorang yang lebih baik. Dia mengetahui siapa Sasuke, siapa keluarganya dan yang terpentinga adalah siapa dirinya. Siapa dia untuk Sasuke.
Sakura tidak pernah merasakan hal yang membuatnya sebahagia namun membuatnya hancur di waktu yang bersamaan. Dia harus menghakhiri semua ini. Salahnya yang membuat dirinya kembali nyaman bersama Sasuke, salahnya yang tidak menyadari siapa dirinya yang saat ini dan siapa sosoknya di masa lalu yang membuat Sasuke mungkin tidak akan pernah memaafkannya karena kebodohannya di masa lalu.
Sakura ingin menampar dirinya sendiri. Keras dan sakit cukup untuk kembali pada kenyataan.
Sakura berusaha melepaskan jeratan lengan Sasuke, masih belum bisa lepas.
Sakura kembali berusaha, dan terasa sia-sia ketika melihat perbandingan kekuatan mereka. Sakura menyadari apa yang bisa membuat kaitan Sasuke lepas.
"Aku tidak pernah mencintaimu, Senpai."
Sakura hancur, begitu pula dengan hancurnya kaitan Sasuke padanya. Sakura lepas, kembali lepas dari Sasuke.
Sakura kembali menyaksikan raut wajah yang membuat hatinya hancur untuk beberapa tahun yang lalu dan di masa kini. Mata kelam Sasuke tidak pernah bisa menyembunyikan apapun meskipun wajahnya tidak mengubah sedikit pun raut wajah dinginnya.
Sakura kembali mengulangi kalimat terakhir sebelum dia melepaskan Sasuke di masa lalu dan dia mengulangi nya kembali.
.
.
.
Sakura menangis dalam diam ketika mobil yang dikendarai oleh Tomoya melaju membelah jalanan malam. Sakura dapat merasakan lirikan pemuda yang menjadi sekretaris Sasuke itu menatapnya dengan sedih setiap waktu,
Tidak ingin membebani Tomoya, setiap kali air matanya jatuh, Sakura berusaha menghapusnya. Tapi isak tangisnya setiap kali lolos ketika bayangan wajah Sasuke kembali terngiang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pink bride, Raven groom
FanfictionMenjalani kehidupan baru yang menyenangkan, lepas dari bayang-bayang masa SMA adalah impian Sakura. Tetapi kehidupan menyenangkan itu sepertinya tidak akan pernah terjadi. Bertemu kembali disaat kau bersumpah tidak akan bernafas dalam satu ruangan y...