BAB 19

3.7K 460 21
                                    


Mon maap telat update. Beberapa hari terahir ini aku banyak jadwal keluar. Aku belum final edit lagi buat chapter 19, jadi yang nemu typo nanti tolong dikasih tau aja biar nanti dibenerin lagi.

Enjoy!

Semenjak pertengkaran, atau mungkin lebih cocok dikatakan terakhir kalinya Sakura memberontak. Sejak itupun, kehidupan pernikahannya berlanjut.

Seperti yang dikatakan orang, kehidupan sepasang pengantin baru itu manis seperti madu. Tapi tentu saja tidak pernah ada sesuatu yang abadi. Kehidupannya yang dinamis diisi dengan saling menunjukan sifat asli masing-masing. Meskipun tidak sekali mereka berselisih paham, tapi Sakura menyukai fakta bahwa mereka telah saling mengenal satu sama lain.

Malam ini dia menghabiskan waktu bersama Hinata mengunjungi pusat perbelanjaan untuk menghabiskan girls day out bersama. Mereka berangkat bersama setelah jam pulang kantor. Waktu di siang hari berbeda dengan malam hari. Pemandangan di malam hari lebih ramai, orang banyak menghabiskan waktu di jam makan malam dan memiliki waktu panjang semalaman. Udara lebih sejuk karena tidak ada matahari.

Sakura sedang menunggu Hinata di kursi duduk ketika gadis itu menelusuri rak buku favoritnya. Sakura selalu menyukai puisi dan buku, tapi dia memutuskan untuk mengistirahatkan kakinya terlebih dahulu sebelum berkeliling. Hinata jelas memiliki energi lebih di kakinya karena Sakura tidak pernah mendengar Hinata mengeluh.

Pesan masuk di ponselnya membuat Sakura mengalihkan perhatian.

Apa yang sedang kau lakukan?

Dari Sasuke. Sakura tersenyum sambil mengetikan balasan.

Jalan-jalan di toko buku.

Mencari buku puisi favoritmu?

Balasan dari Sasuke datang dengan cepat. Jelas sekali pria itu sedang bermain dengan ponselnya. Tapi yang lebih mengejutkan, Sasuke masih mengingat kalau dia menyukai puisi. Sakura memerhatikan deretan rak buku dan menemukan sampul yang menarik.

Tidak hari ini. Aku ingin mencoba berkebun.

Sakura sudah membayangkan ekspresi aneh Sasuke. Gadis itu tertawa begitu mengingat ragam ekspresi suaminya.

Sayang, rumah kita penthouse di lantai 50. Tidak ada tanah untuk kau mainkan.

Nah kan?

Memutuskan untuk menyudahi percakapannya dengan Sasuke, Sakura bangkit berdiri mencari buku yang dia inginkan. Melewati rak berkebun tadi, Sakura menemukan satu buku puisi terbaru yang menarik perhatiannya. Setelah membaca singkat, dia memutuskan untuk membelinya.

Begitu dia hendak menuju kasir, matanya tidak sengaja menangkap satu judul yang tiba-tiba saja menarik perhatiannya. Tanpa sadar tangannya sudah terulur membaca halaman pertama buku tersebut.

Ada mimpi yang dia inginkan selain menjadi seorang istri Sasuke.

Buku itu memiliki sampul berwarna merah muda dan putih. Berisi ragam informasi menarik dan tidak membuat bosan pembaca. Pipinya bersemu merah setelah membaca kalimat pembuka disana.

“Menjadi Ibu bagi si kecil yang diidamkan.”

Suara yang tiba-tiba datang dari sisi wajahnya membuat Sakura memekik tertahan. Kakinya bergerak mundur secara refleks menatap Hinata yang tersenyum menyeringai.

“Itu artinya Aku akan mendapatkan keponakan baru?” gadis itu sudah memeluk tiga buku yang hendak dia beli. Ketika Hinata hendak membayar, dia menemukan Sakura yang sudah berdiri di depan rak Parenting.

Pink bride, Raven groomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang