BAB 11

4.1K 522 15
                                    

Can you give me vote and comment? Itu nambah semangat aku buat lanjutin story ini :)
Makasih yang udah jadi smart reader :)


Suara riuh membuat Sakura kembali ditarik untuk sadar, kedua matanya terbuka dan dia menyadari kalau kereta sudah berhenti dan beberapa orang mulai sibuk mengumpulkan tas mereka untuk segera keluar dari kereta.

Sasuke sudah tidak ada di kursinya, yang tersisa hanya ada Manajer Rei yang sedang merapihkan earphone yang dia pakai.

“Sakura! Kau sudah bangun?”

Suara Hinata datang dari belakang, Sakura menoleh dan melihat Hinata sudah menggendong ransel kecil di balik punggung.

“Iya, Aku baru saja bangun Hinata-san.” Jawab Sakura. Dia menarik tas miliknya yang terjatuh ke bawah kaki dan menggendong ransel nya.

“Hei, kau cuma bawa barang segitu?” tanya Hinata heran melihat Sakura yang hanya membawa satu ransel dan satu tas tangan sedang padahal dirinya sendiri membawa satu koper yang disimpan di bagasi. Karyawan lain bahkan membawa lebih.

“Aku kira ini cukup, apa ada barang khusus yang harus dibawa?” ujar Sakura. Perjalanan selama tiga hari tidak akan menghabiskan pakaian yang cukup banyak.

Hinata menggelengkan kepalanya, “Aku mungkin membandingkannya dengan seseorang yang membawa barang terlalu berlebihan.” Hinata berjalan menuju pintu keluar. “Ayo, Sakura.” ajak Hinata.

Sakura bergerak keluar dari kursinya, dan hampir melupakan Manajer Rei yang masih duduk di kursinya. “Ah, saya keluar duluan Manajer Rei.”

Sakura mulai melangkah namun suara Gaara menghentikannya, “Tunggu, kita keluar bersama-sama.”

Ya? Sakura mengerenyitkan dahinya. Mengecek kalau saja ada yang salah dengan pendengarannya.

Pria itu menggendong tas nya dan menatap Sakura kemudian mengalihkan pandangan menatap pintu keluar.

“Ah, iya.” Sakura mulai keluar diikuti Gaara yang berjalan di belakangnya. Di luar, Hinata sudah menunggunya dan terlihat sedang memulai debat dengan Naruto.

“Siapa yang menunggumu?” suara Hinata mulai meninggi, berbeda dengan pria berambut kuning jabrik didepannya. Naruto tertawa keras kemudian menyadari Sakura dan Gaara yang mendekat.

“Yo, Gaara!”

Naruto memang sudah akrab dengan Manajer Rei, karena memang mereka sama-sama menduduki posisi manajer dan mereka dapat berteman baik dengan Sasuke karena ada Naruto. Sakura tidak habis pikir bagaimana Naruto bisa bertahan di antara dua pria dingin itu.

Gaara hanya berdehem kecil menjawab sapaan Naruto. Hinata terlihat tidak peduli dengan atasannya itu sama sekali.

“Bukankah jadwal ski hari kedua?”

Naruto yang semula mengobrol dengan Gaara mengalihkan perhatiannya pada Hinata yang sedang menatap layar ponsel. Seketika Sakura mengecek ponselnya dan mendapati pemberitahuan dari Tomoya di grup chat karyawan.

Untuk menghindari risiko, aktivitas di luar ruangan, yaitu ski dimajukan menjadi hari ini. Hal tersebut dilakukan setelah menerima pemberitahuan cuaca di hari jadwal ski yang telah dijadwalkan sebelumnya mengalami cuaca buruk.

Bukan berita buruk, bahkan menjadi kabar menggembirakan karena Hokkaido dikenal dengan ski resort nya dan mereka akan menikmati hal tersebut tanpa menunda hingga esok hari.

“Wah, berita bagus!” ujar Naruto, Sakura melirik manajer SDM itu heran. Begitu juga Gaara yang menganggukan kepalanya di samping Naruto.

“Eh, Naruto-san juga baru tau berita ini?” tanya Sakura.

Pink bride, Raven groomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang