BAB 7

4.5K 534 7
                                    


Ada tiga hal yang menjadi favorit Sakura Haruno.

Pertama,

Kamar yang nyaman.

Kedua,

Jaringan internet dengan kuota tanpa batas.

Ketiga,

Makanan untuk menemani prosesi ritual hikikomori agung nya.

Gadis itu secara menakjubkan mendapatkan ketiganya di apartemen senpai nya, alias Sasuke-senpai si mantan kareshi. Si pemilik apartemen mempersilahkannya dengan leluasa sampai Sakura merasa terlalu nyaman disana. Ketika Sakura berbaring di atas ranjang king size, pria itu mengetik dengan santai di laptop dengan berselonjor kaki disebelahnya.

Sebenarnya ini bukan prosesi ritual hikikomori yang sebenarnya. Hikikomori yang sakral berati harus sendiri (disini dia bersama Sasuke), di ruangan 1DK (ingat, kamar Sasuke sebesar apa), dan penuh dengan makanan ringan.

Sayangnya poin terahir ditolak mentah-mentah oleh Sasuke. Sakura harus puas dengan potongan buah dan cemilan sehat. Sebenarnya pria itu menawarkannya jus tomat, tapi Sakura menolak dan memilih apel merah manis sebagai pengganti.

Sakura tertawa begitu melihat chara di anime favoritnya. Gadis itu mengerenyit ketika melihat chara berambut merah. Hal itu mengingatkannya pada sesuatu...

"Oh, iya." Ucapan Sakura menarik perhatian Sasuke, pria itu menghentikan aktifitas nya dan Sakura menunjuk chara yang ada di laptopnya sekarang. Video yang dia putar sedang dalam mode 'pause' membiarkan Sasuke leluasa melihat layar laptop miliknya.

"Dia mirip sekali dengan manajer keuanganmu. Menyebalkan sekali."

Suara ketikan jemari Sasuke di laptop kembali terdengar. Sakura mengerenyit ketika tidak mendapat respons dari Sasuke.

"Aku tidak percaya kau merekrut dia sebagai pegawaimu. Kenapa semua pegawai di Madarame aneh-aneh? Aku hampir melemparkan sepatuku ketika Manajer Rei menyebutku pendek."

Sakura menggerutu. Tanpa sadar telah membangunkan sesuatu.

"...Aku tidak habis pikir dia—"

"Kau mau dia dipecat?" tanya Sasuke. Sakura membelalakan matanya, dia memang kesal tapi kalau sampai dipecat dia tau manajer keuangan itu cerdas. Madarame tidak mungkin melepaskan pegawai seperti dia hanya karena pegawai kelas bawah sepertinya yang mengeluh.

Sakura membelalakan mata, "Apa kau serius? Tidak-tidak. Aku tau dia menyebalkan tapi Madarame harus bersyukur punya pegawai cerdas tapi menyebalkan seperti Manajer Rei."

Sasuke menutup layar laptopnya dengan keras, kemudian bangkit berdiri. Pergerakannya tidak luput dari perhatian Sakura yang heran dengan sikap Sasuke yang berubah begitu drastis.

"Oh, hei. Kau tidak sayang dengan laptopmu?" Sakura meringis ketika laptop dengan brand apel tergigit itu di lemparkan begitu saja oleh Sasuke di atas kasur. Mendarat dengan selamat sih, tapi Sakura yakin ada file penting disana yang mungkin berisi hidup mati Madarame. Sasuke mungkin bisa meleparkan benda mahal seperti tadi dan menggantinya hanya dalam satu kedipan mata, bagi Sakura dia harus merelakan air mata karena uang tabungannya terkuras habis untuk membeli satu laptop saja.

Pria itu kemudian merenggut laptop Sakura dan menjauhkannya dari gadis itu.

"Hei, kau—"

Sasuke mendorongnya hingga dia berbaring di atas kasur. Mungkin ini yang dinamakan kasur-don, plesetan dari kabe-don karena Sakura tidak dipojokan di tembok tapi di kasur.

Pink bride, Raven groomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang