03. Detakan cinta

2.1K 223 68
                                    

Walau hadirku hanya sebatas angin berlalu, tapi aku yakin, sifatmu akan berubah seperti dulu.

~Imamku Badboy~
****

🍁Happy Reading🍁

Pagi ini, matahari nampak begitu cerah, Ayra yang sedari tadi berkutik di dapur akhirnya memutuskan untuk mandi, karena jam sudah menujukan pukul 06:00. Setelah melakukan kegiatan mandi dan sebagainya, Ayra beranjak pergi menuju kamar disebelahnya. Perlahan tapi pasti, Ayra mulai membuka pintu kamar itu, di dalamnya terdapat seorang laki-laki yang masih tidur dengan pulasnya. Ayra mendekat dan mulai mengoyang-goyangkan tubuh laki-laki itu. Namun, nihil, tak ada pergerakan sama sekali. Sekali lagi, Ayra mengoyang-goyangkan tubuh laki-laki tadi, namun, dia masih enggan untuk bergerak. Dengan sedikit keras, Ayra menjambak rambut laki-laki itu hingga terduduk dan meringis kesakitan. Ayra yang tak kuasa menahan tawanya seketika tertawa terbahak-bahak. Namun, berbeda dengan Ayra, laki-laki yang ditarik rambutnya tadi menatap Ayra dengan tatapan yang sulit diartikan. Ayra langsung membekap mulutnya, ketika matanya tak sengaja bertatapan dengan laki-laki tadi.

"Ehe, maaf, Kak." Ayra menelan ludahnya susah payah ketika tatapan tajam Fathan tiba-tiba muncul. Dengan cepat, Fathan berdiri dan berjalan ke arah Ayra, Ayra yang ketakutan refleks langsung berjalan mundur. Fathan tetap saja maju mendekati Ayra, jangan lupakan senyum penuh arti yang tercipta di bibirnya itu. Ayra semakin takut, dia mundur terus hingga mentok pada dinding, dia bingung harus bagaimana, sedangkan Fathan kian mendekat. Ayra menatap Fathan, begitupun sebaliknya, saat jarak Fathan dan Ayra hanya bersisakan beberapa senti, Fathan langsung mengunci tubuh Ayra. Ayra kelabakan, dia belum terbiasa berposisi seperti ini. Fathan mulai memajukan wajahnya, bahkan Ayra dapat merasakan hembusan nafas Fathan.

"Lain kali, kalo mau bangunin tuh pake cara lembut, jangan kasar kayak gitu," ujar Fathan tepat di samping kuping Ayra.

"I--ya, Kak, Ma--af," ujar Ayra gugup.

Fathan kembali memundurkan wajahnya, namun, posisi mereka masih tetap sama. Fathan melihat wajah Ayra dengan seksama, Ayra yang ditatap seperti itu hanya bisa menahan nafasnya. Perlahan Fathan mengangkat tangannya untuk mengabsen setiap inci wajah Ayra. Mulai dari alis mata, kedua mata, hidung, pipi chuby yang merona, dan bibir. Fathan menghentikan tangannya tepat di bibir Ayra, dengan lembut Fathan mulai mengusap-usap ibu jarinya. Fathan memajukan wajahnya lagi, makin mendekat, dan ....

"Mesum banget, sih, kamu!" Ayra mengerjap-erjapkan mata dengan polos, jantungnya berdegub dengan cepat. Dia kembali mengatur nafasnya.

"Aku cuman mau ambil ini handuk, lain kali kalo pengen kayak gitu, bilang dong, buahahahaha." Fathan meninggalkan Ayra yang terbengong. Apa hanya Ayra yang berfikir bahwa Fathan mau menciumnya? Tapi nyatanya Fathan hanya mau mengambil handuk yang berada dibelakang Ayra. Sungguh, wajah Ayra kian merona bak kepiting rebus, saat ini dia malu bukan main. Nanti kalo Fathan berfikir yang tidak-tidak, bagaimana?

"Kak, nanti kalo mau sarapan, udah aku siapain. Aku berangkat dulu." Ayra berlari meninggalkan kamar Fathan yang sangat horor ini. Sedangkan dikamar mandi, Fathan tertawa ketika membayangkan ekspresi Ayra yang menggemaskan itu. Kalo bukan karna dia ingat akan kata-kata Ayra semalam, dia akan mencium Ayra, tapi, untuk saat ini, Fathan hanya bisa menahan itu semua, dia tidak mau gadisnya yang selama ini menjaga dengan sangat maksimal tapi dia hancurkan begitu saja. Toh, kemaren dia sudah berjanji, tidak akan ada cinta didalam pernikahan ini.

****

Ayra baru saja sampai di sekolahan, sekolahan terlihat sangat sepi, karna ini masih pagi sekali. Biasanya pun Ayra berangkat sangat siang, bahkan hampir mendekati bel masuk. Namun tidak untuk hari ini dan hari berikutkan. Karena Ayra akan menghindar dari Fathan yang menurutnya sangat menakutkan bak sebuah film horor yang pernah Ayra tonton. Toh, berada didekat Fathan membuat jantung Ayra berdetak dengan tak semestinya. Ayra tau, bahwa pernikahan ini berdasarkan atas perjodohan, tak seharusnya ada kata cinta di dalamnya, namun, siapa yang akan mengira? Karna cinta datang tanpa menyapa. Ada istilah jawa 'Witing tresno jalaran soko kulino' yang artinya, cinta tumbuh karena terbiasa, begitupun yang Ayra dan Fathan rasakan. Boleh jadi saat ini cinta diantara keduanya tiada, namun, siapa yang tau, akan ada cinta esok atau lusa. Hanya Allah yang tau, sebab, Allah adalah Maha Cinta yang sesungguhnya.

Imamku Badboy [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang