Hingga air mataku terkuras habis dan hatiku kian teriris, aku tak perduli. Sekarang, yang terpenting, aku dapat masuk didalam hidupmu, walau aku tau, kamu tak akan pernah mencintaiku.
~ Imamku Badboy ~
****Ruang kamar Danindra yang tadinya ramai, kini menjadi hening. Fathan dan Ayra sudah duduk berdampingan, dihadapan mereka ada Ari dan ditengah-tengah mereka bertiga, ada Danindra.
"Ananda Fathan Daniyal Danindra bin Danindra Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan anak saya yang bernama Ayra Kaesa Arisanti dengan maskawinnya berupa 200 gram emas dan seperangkat alat sholat, Tunai."
"Saya terima nikah dan kawinnya Ayra Kaesa Arisanti binti Ari dengan maskawin tersebut, Tunai."
"Bagaimana para saksi? Sah?"
"Sah!"
"Alhamdulillah!"
Mendadak jantung Ayra dan Fathan berdetak dengan tak semstinya. Mungkin, pernikahan ini bukan seperti yang biasanya dijumpai orang. Karena dipernikahan ini, tidak ada baju pengantin, tidak ada foto pre-wedding, tidak ada makanan enak, atau bahkan nuansa indah bahkan tamu undangan cuman beberapa orang, itu pun hanya keluarga besar dari kedua pihak keluarga. Mereka melakukan Akad di kamar Danindra, memang itu permintaan Danindra. Dan, kalian tau? Mereka nikah menggunakan seragam putih abu-abu kebanggaannya. Seragam putih abu-abu itulah yang nanti akan menjadi saksi bisu pernikahan mereka.
"Ayo, sayang, cium tangan suamimu," titah Mama
Perlahan Ayra mengangkat tangannya, saat ingin menjabat tangan Fathan, Ayra menarik lagi tangannya, begitupun seterusnya. Tamu undangan yang menyaksikan itu langsung tertawa, bahkan ada juga yang memvideo. Mama yang gemes akhirnya memaksa Ayra menjabat dan mencium tangan Fathan, sedangkan Fathan hanya tersenyum. Setelah itu, Fathan memajukan wajahnya dan mencium kening Ayra, tiba-tiba hati Ayra seperti disenggat lebah.
"Alhamdulillah, kalian udah nikah. Ayra? Ayah nitip Fathan ke kamu, ya?"
"Apaan, sih, Yah? Fathan bukan barang yang bisa dititipkan."
"Kan habis ini kalian tinggal dirumah baru."
"Ayah ngusir apa gimana, sih?"
"Bukan gitu, rumah itu hadiah pernikahan dari Ayah."
"Tapi Fathan pengen disini aja, kasian Ayah, kalo harus tinggal sendirian."
"Gak papa, Ayah bisa, kok."
"Udah, kalian siap-siap buat ke rumah baru sana."
"Iya, Yah," jawab Ayra dan Fathan kompak.
Fathan berlalu pergi ke kamarnya, untuk mengemasi barang-barang.
"Ayra? Ikuti Fathan sana."
"Ha? Ngapain atuh?"
"Kamu lupa apa gimana, sih, Ra? Dia 'kan suami kamu, jadi kamu harus membantu dia berkemas-kemas."
"Lah iya, Ayra lupa." Ayra berjalan keluar dan menuju kamar Fathan.
Ayra perlahan membuka pintu kamar Fathan dan .....
"AAA--" Fathan langsung membekap mulut Ayra
"Jangan teriak-teriak! Nanti dikira ada apa-apa." Fathan melepaskan tangannya dari mulut Ayra.
"Lagian kamu! Kalo ganti baju tuh pintu di kunci!" omel Ayra yang kini menutupi wajahnya, menggunakan kedua telapak tangannya.
"Udah halal mah bebas," ujar Fathan dengan enteng, Ayra menelan ludahnya kasar dan bergidik ngeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imamku Badboy [On Going]
Romance[FOLLOW SEBELUM BACA] {Insya Allaah update setiap hari!} [Spiritual-Romance] Dijodohkan? Mungkin sebagian besar orang akan menolak dengan keras. Apalagi disaat umur belum genap untuk membuat KTP. Namun, yang namanya takdir tidak bisa diubah apalagi...