08. Petik Tunggal

1.7K 182 91
                                    

Aku sudah pernah mengharapkan sosok dirimu datang. Namun, lagi-lagi harapanku hanya sebatas halu yang tak kunjung menemukan titik temu.

~Imamku Badboy~
****

🍁Happy Reading🍁

Pagi ini Ayra sengaja berangkat pagi. Dia tidak ingin melihat Fathan yang terus-terusan membuat hatinya sakit dan terluka.
Tapi, takdir tidak berpihak kepadanya. Niat hati ingin berangkat pagi dan naik taksi, tapi taksi yang dia naiki macet ditengah perjalanan.

"Sekali lagi maaf, ya, Neng," ujar Pak Sopir.

"Iya, Pak. Gak papa, kok. Saya naik angkot aja. Ini pak uangnya." Ayra menyodorkan selembar uang berwarna biru.

"Gak usah, Neng. Kan belum sampai tujuan, jadi gratis aja."

"Gak papa, Pak. Insya Allaah saya ikhlas."

"Beneran, Neng, gak papa?" tanya Pak Sopir sekali lagi. Ayra mengangguk. Maklum, anak sultan :v

"Yaudah, Pak. Saya nunggu disana dulu, ya." Pak Sopir taksi hanya mengangguk. Ayra berjalan dengan sedikit terburu-buru tanpa melihat kesisi kanan dan kiri. Hingga dia tidak  menyadari ada mobil dengan kecepatan tinggi menuju arahnya.

Dan ....

Bruk.   (anggep aja suaranya gini :v)

Satu detik saja, tubuh Ayra sudah terpental jauh, diiringi dengan darah bercucuran dimana-mana, bahkan seragam dan krudung putih syar'i itu berubah menjadi warna merah.  Bapak Sopir yang tadinya sedang sibuk memperbaiki mesin taksinya langsung kaget ketika mendengar suara yang sangat nyaring.

"Ya Allaah, Neng." Pak Sopir langsung berlari menghampiri Ayra yang sudah tidak punya tenaga. Dan detik berikutnya, banyak orang-orang yang mengerumuni Ayra.

"Pak, ini teh kunaon?"

"Ada tabrak lari, Mas."

"Pak mari kita bawa ke Rumah sakit," ujar salah satu orang dengan wajah panik ketika melihat darah yang terus saja keluar dari kepala Ayra.

"Bentar, Pak, saya kenal sama perempuan ini." ujar seorang laki-laki yang menggunkan seragam mirip seperti Ayra.

"Mas-nya kenal? Yaudah atuh, mari kita bawa ke Rumah sakit."

"Biar saya aja, Pak." setelah mengatakan itu, laki-laki tadi langsung membopong tubuh Ayra yang penuh dengan darah itu. Bahkan seragam laki-laki tadi ikut terkena darah.

Lima belas menit kemudian, Ayra sudah masuk ke UGD dan langsung ditanganin oleh Dokter.

"Maaf, keluarga pasien?" tanya Dokter yang baru saja keluar dari UGD

Orang-orang yang mengantarkan Ayra langsung clingak-clinguk. Pasalnya mereka tidak tau mengenai keluarga Ayra.

"Sebentar, Dok. Biar saya cek tas-nya, barangkali ada handphone untuk memberi kabar keluarganya."

"Baik."

Laki-laki tadi langsung mengecek tas Ayra, untung saja  Ayra selalu membawa handphone saat ke Sekolah.

"Hallo, Assalamu'alaikum. Dengan kelurganya Ayra?"

"Wa'alaikumussalam warahmatuah, iya, benar. Saya Mama-nya. Maaf, ini siapa ya? Kenapa handphone anak saya ada ditangan anda."

"Saya temen sekolah Ayra, Tante. Sebelumnya, Tante jangan panik dulu. Begini Tante, tadi saat Ayra mau menyebrang jalan ada sebuah mobil yang melanju dengan kecepatan tinggi. Mungkin Ayra tidak melihat keadaan jalan, sehingga Ayra tertabrak mobil tersebut. Ini Ayra dilarikan di Rumah sakit Medika. Jadi, saya mohon tante datang kesini, ya. Karena keadaan Ayra ...."

Imamku Badboy [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang