Jaehyun pov
Setelah kejadian Vampire Hunter tadi aku bergegas menuju ruang kerja. Aku harus menenangkan diri agar tidak kelepasan seperti waktu itu. Aku tidak mau menyakiti sahabat ku.
Saat ku lirik Yuta, Yuto, dan Johnny keluar dari ruangan ku. Untung saja ada Johnny yang bisa mengerti posisi ku saat ini.
Aku memejamkan mata dan menarik napas perlahan. Aku mencoba memikirkan sesuatu yang bisa membuat ku tenang. Di otak ku terlintas siluet seseorang. Aku membuang napas perlahan dan membuka mata.
Siluet itu tersenyum ke arah ku tadi, tapi tidak jelas bentuknya. Aku menghela napas. Sepertinya aku merasa mengenal siluet tadi. Dan senyumannya sepertinya aku pernah melihatnya di suatu tempat.
Berkat siluet tadi aku menjadi sedikit lebih tenang. Lebih cepat dari biasanya. Saat menenangkan diri dari kemarahan biasanya aku memakan waktu yang cukup lama. Tapi kali ini tidak. Sungguh aneh.
"Jihoon!"
Orang yang ku panggil memasuki ruangan "iya tuan ada yang bisa saya bantu?"
"Bisa tolong panggilkan David, Stevan, dan Pitter"
Jihoon mengangguk "baik tuan saya panggilkan" lalu Jihoon pergi dari ruangan ku.
Aku kembali memikirkan siluet orang tadi. Sosoknya aku seperti sangat mengenalnya. Dan senyumnya sangat sama persis seperti orang yang aku kenal. Tapi tidak mungkin dia orangnya.
Aku melihat pintu terbuka dan Johnny masuk di ikuti Yuta dan Yuto di belakangnya. Dan Yuta langsung duduk di kursi depan meja kerja ku.
"Hei Jay, tumben lebih cepat dari biasanya"
Aku hanya mengangkat bahu ku "aku juga merasa aneh"
"Saat sedang menenangkan diri kau memikirkan sesuatu?"
Aku diam sejenak. Mungkin aku bisa memberitahu mereka tentang ini.
"Sepertinya saat itu di otak ku terlintas siluet seseorang"
"Seseorang? Siapa?" Yuta melihat ke arah ku dengan tatapan seperti anak kecil yang sedang mendengarkan sebuah dongeng.
"Dan anehnya aku seperti mengenal seseorang itu"
"Mungkin orang yang penting dalam hidup mu Jay" aku hanya mengangkat bahu. Aku rasa itu bukan hal yang tepat.
"Kau kenapa memanggil kami kesini?" aku mengalihkan pandangan ku Yuto.
"Aku ingin membahas mata mata itu, kita harus secepatnya menangkap mata mata itu"
Aku sedikit terkejut saat Yuta memukul meja kerja ku "kebetulan kami juga ingin membahas hal itu pada mu"
"Tidak perlu memukul meja ku Ta" aku menatap Yuta sengit.
"Hehehe iya iya ampun" aku memutar mata ku malas.
"Jadi apa yang ingin kalian bicarakan?" aku melihat Yuta, Johnny, dan Yuto bergantian.
"Kau saja John yang menjelaskannya"
"Aku kira kau mau menjelaskannya"
"Insting Yuto bukan mengarah ke Vampire Hunter itu, tapi hawa mata mata itu emang di sekitar Vampire Hunter. Kebetulan saja yang kita tangkap Vampire Hunter"
Aku mengangguk ngangguk mendengar penjelasan Johnny.
"Jadi mata matanya berdiri tidak jauh dari Vampire Hunter gitu?"
"Tepat sekali" Johnny memberiku acungan jempol. Kenapa rasanya seperti jadi anak kecil yang menjawab pertanyaan dengan benar sih.
Ah sudah lah. Jadi mata mata itu berdiri tidak jauh dari Vampire Hunter ya. Kejadian tadi berarti hanya kebetulan, tapi ada bagusnya juga sih sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire
VampireVampir yang menyukai pemuda berparas cantik dan memiliki aroma seperti strawberry. "Bau mu enak sekali seperti bau strawberry" -Jaehyun "Strawberry? Aku tidak memakai parfum strawberry"-Taeyong Penasaran dengan lanjutannya? Langsung baca aja jangan...