Jungkook bisa bernapas dengan lega, saat mendengar ucapan Namjoon bahwa Lisa baik - baik saja. Jantungnya seakan berhenti bekerja, saat melihat wajah pucat Lisa. Sungguh, otaknya tidak fokus bekerja. Dalam pikirannya, hanya ada Lisa, Lisa, Lisa, Lisa, dan Lisa.
"Kita tunggu sampai 1 jam." Jungkook menganggut pada Namjoon di hadapannya. "Dia akan cepat sembuh dalam waktu dekat, karna sumber tenaga hidupnya, dekat dengannya. "
Jungkook menatap datar Namjoon. "Gila! " Namjoom terkekeh dan menepuk pundak Jungkook. "Maafkan aku tidak datang saat hari pernikahan kalian. Kau tau kan? Saat itu sangat sibuk. Maafkan aku. "
Jungkook menganggut perlahan. "Ya, dan sebenarnya kau tidak datangpun aku bersyukur. Karna makanan di pestaku tidak habis oleh mu. "
"Sialand! Dasar pelit! "
"Terimakasih. Aku tau, aku tampan. "
"Dasar tuli! Aku tidak mengatakan bahwa kau tampan! "
"Terima kasih atas pujiannya, aku tau bahkan hampir seluruh dunia tau. Bahwa aku tampan, bahkan sangat tampan. " Namjoon terlihat berkomat - kamit pada Jungkook, mengucapkan 1001 sumpah serapah pada Jungkook. "Mungkin Lisa buta! Bagaimana dia bisa menikah dengan pria gila sedunia ini! "
"Aku tampan! Bukan gila! "
♡♡♡
"Anak nakal dimana anak ku?! "
Jungkook menghela nafas saat mendengar suara nyaring dari arah pintu masuk. "Jangan berteriak eomma! Ini rumah sakit! Bicara dengan perlahan." Nyonya Jeon langsung menutup rapat mulutnya dan menempelkan 1 jarinya di depan mulut merahnya itu.
"Dimana anakku? Anak nakal! " Nyonya Jeon berbisik dari dekat pintu masuk pada Jungkook. Jungkook mengernyit pada ibunya itu. "Eomma bicaralah dengan keras, aku tidak mendengarnya! "
"Kau ini!" Nyonya Jeon memasang wajah marahnya. "Kau bilang jangan berteriak dan bicara perlahan. Dan tadi? Aku bicara dengan perlahan kau tak mendengarnya dan harus keras? Sebenarnya keinginanmu seperti apa?! "
Jungkook mengedipkan matanya beberapa kali. "Eomma maksudku jangan terlalu keras dan jangan terlalu pelan. "
"Kau tidak mengatakannya! Jadi ini semua salahmu! " Jungkook menatap tak suka pada Nyonya Jeon. "Kenapa jadi diriku?"
"Ya karna kau bodoh! Tapi tampan.. " Jungkook merotasikan matanya, Nyonya Jeon selalu seperti ini, tapi Jungkook menyukainya. Karna dengan seperti ini, suasana tegang atau tak baik pun akan mencair dan mereda dalam sekejap.
"Aku tau! "
"Tapi appamu lebih tampan. "
"Appa sudah keriputan, jadi aku lebih tampan."
"Dia tetap tampan dengan wajah keriputnya, aku menyukainya. "
"Cik! Jelas - jelas aku lebih tampan. "
"Hey! Kau juga akan menua dan kau tak akan tampan lagi! "
"Kata siapa? "
"Eomma kan. Barusaja aku mengatakannya! Kau tuli? "
"Ya, ya, ya, ya, ya. Terserah! "
"Ya, aku menang! "
Jungkook membuka majalah di hadapannya. Tanpa di sangka - sangka isi majalah itu hampir semua adalah foto Lisa. Jungkook melihat cover dari majalah itu, dia tak menyadari bahwa ini masalah terbitan dari YG ENTERTAINMENT. Tentu saja, pasti model papan atas seperti Lisa akan banyak di pajang.
"Cantik. " tanpa sadar Jungkook mengucapkan itu, untuk saja Nyonya Jeon lebih fokus pada buah di hadapannya dan sesekali melihat Lisa. "Bagaimana keadaan Lisa? Apa kata dokter? "
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Marriage Contract [TERBIT]
Fanfiction[Versi E-book tersedia] Bagaimana jika 2 orang manusia tidak saling mencintai tapi harus di satukan oleh kesepakatan bodoh yang di sebut "Marriage Contract. " [SEIRING BERJALANNYA WAKTU, CERITA AKAN MENJADI ALUR DEWASA, MOHON UNTUK BERPIKIR KEMBALI...