Chapter 7 : Diammu Menghancurkanku

643 74 5
                                    

بسماللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحيمِ

AWAS‼️ Typo Bertebaran ‼️
Happy Reading!

Pedihnya pengharapan yang berakhir pengikhlasan.

-FitriYulita-

-FitriYulita-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fauzan's POV

Mataku sedari tadi mengerjap mencoba mempertahankan kesadaranku. Tanganku sudah lebih dari lima kali menutup mulutku yang sedari tadi menguap. Perasaanku tak karuan pagi ini. Lingkar mata hitam mungkin terlihat sangat ketara saat ini.

"Zan, kenapa semua malah jadi kayak gini?"

Aku mengacak rambutku frustasi. Sudah kesekian kalinya rambutku rusak akibat aku acak-acak.
"Aku nggak tau, San."

Hasan menatapku iba. "Kenapa kayak gini banget sih Zan nasib cintamu. Padahal kan kamu itu orang yang menjembatani hubungan seseorang ke hubungan yang halal. Tapi kenapa bisa kamu malah dituduh seperti ini."

Aku menghela nafas kasar sembari beristighfar pelan. Aku beranggapan mungkin ini adalah ujian yang di datangkan oleh Allah untuk mengangkat derajatku.
Tugasku sekarang adalah tawakal dan sabar.

"Barang siapa bertakwa kepada Allah maka Dia akan menjadikan jalan keluar baginya, dan memberinya rizki dari jalan yang tidak ia sangka, dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah maka cukuplah Allah baginya, Sesungguhnya Allah melaksanakan kehendak-Nya, Dia telah menjadikan untuk setiap sesuatu kadarnya" (Q.S. Ath-Thalaq: 2-3)

"Niat mau nolong, eh malah kena apes," celetuk Hasan membuatku terlihat semakin sengsara saja.

"Aku akan keluar untuk mencari udara segar yah. Assalamualaikum."
Aku melangkah pergi keluar ruangan kerjaku.

***

Aku menatap nanar kolam ikan yang terletak tak jauh dari tempatku bekerja. Mengintrospeksi diri adalah langkah yang tepat untukku sekarang. Aku ingin merenung dan mencurahkan isi hatiku kepada Allah.

Lama menatap ikan yang berenang-renang bebas, sampai aku tak menyadari suara adzan dzuhur telah berkumandang.
"Udah jangan ngelamun terus, mending kita ke masjid yuk," seru Hasan membuatku yang sedari tadi merenung, terkejut.

***

Ya Rabb, jika ini takdir yang telah kau gariskan untukku, hamba akan ikhlas menjalaninya. Hamba akan dengan senang hati untuk menerima semua ini. Tapi hamba mohon Ya Rabb, tuntunlah dan kuatkanlah hati ini untuk selalu tabah dan berserah atas keputusan-Mu nantinya.
Hamba tahu rencana-Mu sungguh indah. Namun tolong berikanlah keyakinan kepada diri hamba untuk melangkah maju. Berikan keikhlasan yang membuat hamba semakin taat kepada-Mu.

 Assalamualaikum, Pak Penghulu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang