Chapter 11 : Salah Paham

723 73 25
                                    

بسماللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحيم

AWAS‼️ Typo Bertebaran ‼️

Hidup itu bagai roda yang berputar.
Kadang berada di atas, kadang di bawah.
Saat kita berada di atas, jangan sekali-kali kalian berbangga diri. Karena itu hanya akan menjadi boomerang saat waktumu telah habis. Dan jika kau berada di bawah, coba ambil pelajaran sebanyak-banyaknya dari apa yang telah diambil oleh Allah darimu, agar kau tak salah melangkah untuk bergerak ke atas.


-FitriYulita-
.
.

.

Bonus Pict untuk Fauzan lovers 🔥
.
.
.

Bonus Pict untuk Fauzan lovers 🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

@adhigunasosiawan
Gimana?
.
.
.

Happy Reading!

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Huh ... Huh ... Huh ... "
Aku berhenti sejenak untuk menghela napas. Akibat melarikan diri dari Mas Fauzan aku harus berlari terengah-engah.

"Mbak!"
Teriakan dari depanku membuatku menoleh mencari seseorang yang memanggilku.

"Lah Ria? Kenapa baru datang?"
Ternyata Ria baru saja sampai.

"Hehehe maaf, Mbak. Tadi adek ria rewel."

Aku hanya mengangguk mengerti. Padahal kemarin aku sudah memberitahukan supaya membawa semua adiknya saja. Kalau semua dibawa kan semakin mudah Ria mengurusnya.

"Oh iya, Mbak. Kenapa lari-lari tadi?"

"Astagfirullah," pekikku.
Aku membalikkan badanku dan celingukan mencari seseorang yang aku hindari tadi.

"Ada apa, mbak?" tanya Ria semakin bingung melihatku nampak terkejut.

"Hehehe, enggak papa kok. Oh iya, mbak mau bantuin Kak Dira, kamu langsung duduk aja di sana nggak papa kok. Atau mau ikut Mbak Nia?" tawarku.
Aku sebenarnya tak tega meninggalkan Ria seorang diri. Apalagi tak ada orang yang ia kenali.

 Assalamualaikum, Pak Penghulu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang