Part 9

11K 615 22
                                    

"Sini biar mama aja yang gantiin ngompres wajah kamu." Kayla meminta kompresan yang ada di tangan Zia. Lalu dia ikut duduk di tengah-tengah keduanya berniat mengompres wajah lebam Gio.

"Apaan ga mau. Gio mau sama Zia aja. Kalau mama yang ngompres yang ada wajah Gio makin ancur."

Kayla melototkan matanya saat mendengar ucapan putranya itu. Namun, dia tidak bergeming dan tetap ingin mengompres Gio. "Udah mama aja, kasian Zia," sahut Kayla lagi. Dia pun mulai memgompres wajah Gio. Sesekali dia sengaja menekan bagian yang memar hingga membuat Gio mengaduh kesakitan.

"Gio sebenarnya anak mama apa bukan sih? Kenapa keliatan kalo mama pengen nyiksa Gio?"

"Kamu memang anak mama. Tapi kelakuan kamu nurunin papa kamu banget. Heran mama, kenapa yang jelek-jeleknya nurun ke kamu semua."

"Mama gitu amat."

"Laki-laki kayak kamu ini perlu diberi pelajaran sekali-kali. Biar ga seenaknya. Iya gak Zia?"

"I-iya."

Zia mengiyakan saja perkataan Kayla. Dia meringis saat melihat bagaimana cara Kayla mengompres wajah Gio.

"Udah deh Ma. Mending Zia aja yang ngompres Gio. Mama masak atau ngapain gitu," ujar Gio agar segera terlepas dari siksaan mamanya itu.

"Modus kamu! Bilang aja emang mau dekat-dekat Zia."

"Tuh mama tau."

"Dasar! Sebelas dua belas sama papa kamu."

"Namanya juga papa sama anak ma. Ya ga jauh beda lah."

"Bisa aja kamu jawabnya. Udah nih, mama ke dalam dulu."

"Gitu dong mamaku sayang kan makin cantik," puji Gio.

"Ga usah ngerayu mama Gi."

"Siapa juga yang mau ngerayu mama. Mending ngerayu Zia. Iya gak sayang?" tanya Gio beralih pada Zia.

"Emang playboy cap kadal!"

"Gio gak playboy ya ma. Gio cuma sama Zia doang."

"Kalau gitu bucin kebangetan."

"Kayak papa enggak aja ke mama."

Kayla geleng-geleng kepala meladeni ucapan sang anak. Dia lalu berlalu meninggalkan keduanya.

"Udah nih lanjut kompres lagi sayang," pinta Gio ke Zia.

"Kamu kenapa kayak gitu sih ke mama kamu? Ga sopan Gio."

"Itu cuma becandaan doang kok sayang. Mama juga ngerti."

"Hh terserah kamulah."

Mereka sama diam dan fokus dengan apa yang mereka lakukan. Zia yang sedang mengompres wajah Gio sedangkan Gio memandangi wajah Zia lekat.

Keisha yang baru saja keluar dari kamar langsung menghampiri keduanya. Dia tertawa saat melihat wajah Gio. Tentu saja Gio melototkan matanya pada sang adik.

"Muka abang yang udah ancur makin ancur lagi kalau kayak gitu. Bhahhahaha."

Keisha tak bisa menahan tawanya melihat Gio. Meskipun abangnya itu sudah melototinya tapi dia tidak takut.

"Kak Kei kenapa ketawa gitu sih?" tanya Shanum yang juga baru datang.

"Sini nih dek. Abang Gio mukanya lucu banget," ujar Keisha masih tertawa.

"Kei!"

"Bwahahaha. Aduh sumpah lucu banget muka abang."

"Udah Keisha cuma becanda doang juga," ujar Zia pada Gio. Mendengar ucapan wanitanya itu membuat Gio tak jadi marah pada Keisha.

GIOZIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang