Part 10.

11.3K 656 56
                                    

Double UP. Tandain typo yaa biar diedit.

***

Sudah dua minggu berlalu, Gio benar-benar membuktikan perkataannya pada Zia kalau dia akan menahan diri. Saat berduaan dengan Zia dia sebisa mungkin mengalihkan pikirannya agar tidak berbuat mesum pada Zia. Meskipun sebenarnya cukup susah mengingat dia sudah tau bagaimana nikmatnya memadu kasih bersama Zia.

"Gi, lo mau ga nih?" tanya Bastian menyenggol lengan Gio pelan untuk menyadarkan Gio dari lamunannya.

"Apaan?'" tanya Gio bingung. Dia memang tidak menyimak apa yang kedua sahabatnya bicarakan karena terlalu asik melamunkan Zia.

"Film kayak biasa," sahut Bastian santai.

"Ga deh, makasih. Buat lo aja."

"Tumben lo ga mau, Gi? Kan lumayan buat referensi gaya lo sama Zia biar ga itu-itu aja. Gue juga udah nonton dan emang mantep banget lah tu film bisa bikin tegang. Barangnya juga oke banget," ujar Fino.

"Percuma bikin tegang kalo ga bisa disalurin."

"Kan elo ada Zia. Ga kayak kita-kita yang bisa cuma nonton aja," kata Fino lagi yang diangguki Bastian.

"Gue ga mau nyentuh dia dulu."

Ucapan Gio barusan tentu saja membuat kedua sabatnya serempak bertanya kenapa. Mereka penasaran kenapa Gio tidak mau menyentuh Zia dulu.

"Zia yang minta."

"Apa jangan-jangan lo ga muasin dia kali Gi. Makanya dia ga mau disentuh lo dulu."

"Enak aja. Gue selalu muasin dia, bahkan samapi lemes."

"Gila lo! Ya terus kalau bukan karena itu.  Emang karena apa?"

"Gue mau buktiin kalau gue cinta sama dia. Bukan cuma mau tubuh dia aja. Terlalu sering gue gituin ternyata buat dia berpikiran kalo gue cuma mau tubuhnya aja."

"Eamang seberapa sering lu gituin dia?"

"Seringlah."

"Bukan salah dia sih kalo sempat berpikir begitu."

"Ya makanya gue mau buktiin."

"Good luck lah buat lo."

***

Zia sedang ada di kamar sambil memainkan ponselnya. Dia senyam-senyum sendiri melihat fotonya bersama Gio. Dia tidak pernah menyangka kalau akan berakhir seperti ini dengan Gio.

Sejak pertama kali mereka jadian sebenarnya Gio sudah sering bersikap nakal. Saat itu Gio hanya coba-coba mencium bibirnya. Hingga akhirnya laki-laki itu ketagihan untuk menciumnya terus. Dia bahkan masih ingat, ketika Gio cemburu begitu melihat dia sedang berbincang dengan laki-laki lain.

Waktu itu Gio cemburu buta dan nekat mencium serta menggerayangi tubuhnya. Dari sana lah Gio berani meremas dadanya. Hingga seiring berjalannya waktu Gio semakin nekat. Hingga akhirnya mereka berakhir seperti ini.

Zia mungkin memang bisa menikmati saat Gio menyentuhnya. Hanya saja dia kerap merasa ketakutan kalau-kalau suatu saat mereka kebobolan dan menyebabkannya hamil. Sementara umurnya masih muda dan diapun masih anak SMA. Meskipun Gio menggunakan pengaman dan selalu mengeluarkannya di luar, tapi suatu saat bisa saja mereka lupa diri dan kecolongan. Makanya dia meminta agar Gio mengurangi frekuensi mereka berhubungan badan.

Merasa bosan, Zia pun membuka aplikasi instagram miliknya. Dia men-scroll postingan teman-temannya dan sesekali memberikan like. Kemudian dia pun membuka instagram Gio untuk mengecek postingan kekasihnya itu. Siapa tahu saja Gio kembali memposting yang aneh-aneh tengang mereka. Dia pun bisa bernapas lega karena tidak ada postingan terkahir Gio.

GIOZIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang