18

5K 564 35
                                    


"mau maunya lo diajak hubungan tanpa status??"

jimin noleh ke arah taehyung dengan pandangan heran. rokoknya dimatikan, putungnya dibuang. sedikit-sedikit, mulai kelihatan perbedaan pada jimin semenjak putus.

taehyung sadar akan hal itu, jimin lebih nakal. "jim, lo udah gak berhubungan sama sekali sama yoongi?"

"taehyung, jangan mengalihkan pembicaraan." jimin mutar bola matanya malas. tangannya gerak buat ambil sebatang rokok lagi, tapi ditahan sama taehyung.

"jim, udah. perasaan udah banyak lo ngerokok. nanti baunya gak ilang-ilang di kamar gue nih."

yang lebih pendek mengehla nafas, lalu tiduran di atas ranjang taehyung sementara pemiliknya duduk di kursi belajar. "gimana? gue tanya kenapa kok lo mau diajak hts?" 

pandangan taehyung diarahkan ke ponsel, gak ada notif di sana. hari sabtu jungkook ambil shift siang, jadi sekarang pasti sibuk kerja. "ya gimana lagi? dia maunya gitu? toh dia juga bilang nanti diresmiin lagi."

"lo gak tanya gitu kenapa dia minta hts?"

"katanya dia gak mau kehilangan gue, dia belum siap."

jimin terdengar lagi ketawa, tepatnya ketawa meremehkan. "lo percaya?"

"maksud lo?"

jimin rubah posisinya, tengkurap sambil liatin taehyung yang coba buka perban di kakinya. "maksud gue, menurut gue orang yang ngajak hts tuh agak.. mencurigakan?"

"mereka ngajak gitu karena jaga hatinya orang lain?" taehyung ketawa kecil.

jimin angkat bahunya sekilas, "gue tadi mikir gitu, tapi kan gak boleh menggeneralisasikan orang."

jaga hatinya orang lain, ya..

"heh, taehyung. tapi lo harus waspada lagi, tanyain yang jelas kenapa dia minta gitu. lo emang tau siapa aja yang tertarik sama jungkook? jungkook kenalannya siapa? jungkook seringketemu sama siapa?"

jimin biadab. 

 "gue udah percaya sama dia."

lagi, jimin ketawa. kali ini duduk liatin taehyung yang belajar jalan setelah perban dilepas dari kakinya. "kalau udah bucin gitu ya ternyata. kalau ada apa-apa nyesel lo jadi bucin."

taehyung menghela nafas, mencoba berpikiran positif. gak mau nyangkal temennya karena dia mikir jimin mash kepikiran masa sulitnya bareng yoongi.

taehyung ambil ponsel, belum ada notifikasi.


taehyung. : jung, gue udah bisa jalan.


read.


|
|


"taehyung ada kan, tante?"


pukul 9 malam, jungkook ada di depan rumah taehyung dengan pakaian rapi dan wangi khas baru mandi.

"ada, dia di kamar terus. kamu liat gih jangan-jangan udah tidur."

jungkook nurut. dia jalan ke kamar taehyung, takut jadi kepancing buat tidur waktu liat ranjangnya taehyung karena dia capek kerja sepanjang hari.

taehyung belum tidur. duduk selonjoran di ranjangnya dan nyemil ciki di tangannya, cuma noleh sekilas waktu jungkook datang.


"mana yang bilang udah bisa jalan tadi?"

taehyung merengut, "capek, sakit lama-lama kalau buat jalan." dibiarin jungkook duduk di ranjangnya setelah naruh bungkusan entah apa di nakasnya.

"yah, padahal udah semangat mau ngajak malming."

"jam 9 baru berangkat malming??" taehyung mendengus, dia tiduran di atas ranjang sambil mainin ponsel.

"yaudah ngapelnya di sini aja ya?"

"lo ngapelin gue, jung?"

"mau ngapelin siapa lagi?"

"ya siapa gitu, temen lo kek atau cewek kampus sebelah."

jungkook mengernyit. dia seret kursi dan duduk di sebelah taehyung, ditatap sama dia dengan lekat. "kenapa ngomong gitu?"

"hm?" taehyung naruh ponselnya. "nggak apa-apa. kan siapa tau."

"kan guenya deket sama lo? ngapelnya juga sama lo."

tapi bukan pacar..

taehyung berusaha pasang senyum dan tawa kecil, lalu ngangguk.

yang mana makin membuat jungkook curiga, kalau kepala taehyung isinya khawatir mulu sama jungkook. "taehyung gak percaya, ya?"

"percaya apa, jung?"

terdengar gemuruh petir samar-samar. jungkook menghela nafas, dari jendela taehyung kelihatan hujan di luar.

"percaya kalau jungkook deketnya cuma sama taehyung, hatinya udah punya taehyung."

demi apapun, gak ada yang bisa nutupin rona merah padam di muka taehyung. denger gitu doang taehyung udah bahagia, apalagi cara ngomong jungkook yang kelewat manis buat taehyung yang baperan kalau soal jungkook.

"kok merah gitu mukanya?"

"aaah jungkook!" taehyung ambil bantal buat nutup mukanya, lalu bicara dengan suara tenggelam di sana. "gue takut lo deket sama siapa aja, kenal banyak orang, yang suka juga banyak.." suaranya mengecil di akhir. 

"heh, ya terus kenapa?" jungkook berusaha nyingkirin bantal yang dipeluk sama taehyung. "kan gue sukanya cuma ke lo."

"dih, jungkook. kan siapa aja punya hak buat ambil karena lo gak terikat sama siapa-siapa."

"haah.." jungkook berguling ke sebelah taehyung, gak tahan godaan buat tiduran di sana. "gue gak mau diambil siapa-siapa. gak mau lo diambil siapa-siapa."

dia jadi ikut bingung, nanti kalau ada yang ambil taehyung gimana?

tapi keputusan buat pacaran lagi gak bisa disangkal kalau masih bawa sedikit trauma buat jungkook. hancur banget rasanya denger kata perpisahan dari orang yang begitu dicintai. meskipun keadaannya udah membaik sekarang, tapi yang namanya trauma tetep ada, kan?


merasa agak bersalah, taehyung pun segera memperbaik suasana. jungkook datang ke sini mau ngapel, dia gak seharusnya berbagi pikirannya yang isinya cuma khawatir, bingung, takut.toh, kedatangan jungkook ke sini baik, kasih perhatian ke taehyung. meskipun di luar sana, banyak yang protes kenapa jungkook gak nongkrong, gak bisa dihubungi, gak bisa datang malming.


asal taehyung tau, banyak yang butuh perhatian jungkook, gak cuma dia aja.


━━━━━━━

mau nanya kabar pembaca. apa kabar kaliaan?

 apa kabar kaliaan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
kejar - kookv [sequel dari chase]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang