2. Bertemu lagi?

189 90 145
                                    

Sepulang sekolah tadi, seperti biasa aku menaiki angkutan umum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepulang sekolah tadi, seperti biasa aku menaiki angkutan umum. Sebenarnya tadi Rafael menawarkan tumpangan lagi. Namun, aku menolak karna merasa tidak enak.

Saat Dhea sudah sampai di rumah, ayah melihatnya bingung. Ternyata hari ini ayah pulang lebih awal, aku yakin jika tadi dhea tahu bahwa ayah pulang lebih awal dhea akan mengajak aku untuk pulang bersamanya. Sebenarnya dhea sudah dilarang oleh ayah untuk membawa mobil ke sekolah, tapi dhea memaksanya.

"Dhea, kakamu anjani mana? Ko gak bareng kamu?" tanya ayah bingung, saat melihat Dhea pulang tidak bersamaku.

"Oh, e-hm ta-tadi ka Anjani udah aku ajak Pah, ta-tapi katanya ka anjani pulang sendiri aja," ucapnya gugup. Dhea, kau berbohong pada ayahku, apa kau tidak bosan selalu berkata dengan kebohongan? Tak berapa lama, aku sampai dirumah.

"Nah, itu ka Anjani, Pah." Ucap Dhea, saat melihat aku masuk ke dalam rumah.

"Anjani, mengapa kamu tidak mau diajak pulang dengan Adikmu?" tanya ayah. Dhea pun menatapku agar aku tidak mengatakan yang sebenarnya, tentu saja agar dirinya tidak dimarahi.

Maaf, Yah. Anjani bohong. Batinku.

"Ta-tadi Anjani mau mengembalikan novel ke perpus dulu yah, jadi Anjani menolak tawaran Dhea," ucapku sedikit takut. Dhea yang mendengar ucapanku pun tersenyum puas.

"Yasudah, kalian ganti baju. Lalu istirahat," ucap ayah lalu meninggalkan aku dan Dhea diruang tamu. Dhea pun menatapku tajam, aku hanya bisa menunduk. Setelah itu, Dhea pergi ke atas. Aku pun bisa bernafas lega.

Setelah aku mengganti pakaianku, aku menuju meja belajar, mengambil buku harian ku yang berwarna hitam. Aku suka menulis. Aku mencari halaman yang masih kosong lalu aku menulis disana.

Bunda..
Anjani rindu, maafin anjani bunda. Anjani telah berbohong pada ayah.
Bunda, tidak perlu khawatirin anjani ya. Anjani kan anak bunda yang kuat, yang bisa menghadapi masalah dengan kuat dan sabar.

Anjani sayang bunda.

Anjani Larasati.

Tak terasa ternyata aku meneteskan air mata. Sebenarnya aku bukan hanya merindukan bunda tapi ada seseorang yang juga aku rindukan saat ini, dia yang dulu selalu menemaniku dalam keterpurukan ku, dimana dia sekarang? Apa dia baik-baik saja? Dan apa aku akan bertemu dengan dia?. Aku pun tertidur karna terlalu lelah dengan hari ini.

***

Pukul 17:15. Aku terbangun, apa sebegitu lelahnya 'kah aku? Aku sudah tertidur selama 4 jam. Aku bergegas untuk mandi. Setelah selesai mandi aku menyisir rambutku lalu memakai bando sebagai hiasan rambut.

Tok.. Tok..

"Iya, tunggu." Aku langsung bergegas membuka pintu kamarku. Dan saat pintu terbuka menampilkan mamah yang sedang berdiri dengan menyilangkan kedua tangannya.

ANJANI [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang