11. Balasan untuk dhea

131 56 174
                                    

"Jika, kejahatan kau balas dengan kejahatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jika, kejahatan kau balas dengan
kejahatan. Kau tak ada bedanya dengan orang itu, Sama-sama jahat."

-------------

Sekarang sudah pukul 06:20 pagi. Aku menuruni anak tangga dengan seragam sekolah yang sudah rapih. Aku melihat ayah dan mamah yang sedang berada di meja makan. Tapi, Dhea kemana?.

"Pagi, ayah." Ucapku tersenyum lalu duduk.

"Pagi juga tuan putri." Ucap ayah lalu tersenyum. Aku mengambil roti yang sudah dioleskan dengan selai. Namun, sebelum aku makan aku melihat ke arah mamah, yang sedari tadi sedang melihat ke arah ku.

"Pagi, mah." Ucapku tersenyum. Ayah melihat ke arahku lalu ke arah mamah.

"Pagi, sayang." Ucap mamah dengan senyuman yang dibuat seakan senyuman itu sangat tulus. Aku sudah selesai sarapan, tapi aku belum melihat Dhea. Apa dia tidak akan sekolah?.

"Ayo, anjani. Kita berangkat." Ucap ayah setelah menyelesaikan sarapannya. Aku pun berdiri dan mengambil tasku, lalu berpamitan dengan mamah.

"Anjani berangkat mah." Ucapku lalu mencium punggung tangan mamah. Mamah tidak melepaskan tanganku mamah malah menarik ku untuk mendekat lalu berbisik.

"Akting kamu bagus juga." Bisik mamah. Aku pun menunduk.

"Anjani." Panggil ayah. Aku pun berjalan keluar rumah.

Didalam mobil hanya ada alunan musik saja. Aku ingin bertanya pada ayah apa Dhea tidak sekolah? Tapi aku takut ayah marah.

"Ayah?" Panggil ku akhirnya. Ayah melihat ke arah ku sekilas lalu kembali menatap jalanan.

"Apa," Ucap ayah.

"Apa Dhea nggak sekolah?" Tanya ku hati-hati.

"Dia sudah berangkat dari tadi." Ucap ayah dengan raut wajah yang tiba-tiba berubah menjadi datar.

"Ko tumben yah?." Sepertinya sudah tidak ada kecanggungan didalam mobil.

"Tadi, dia bilang katanya ada keperluan. Jadi harus dateng lebih pagi." Ucap ayah.

"Tapi, yah. Biasanya Dhea gak akan berangkat sepagi ini. Sekalipun ada urusan." Ucapku. Aduh, anjani bisa kena marah kamu sama Dhea. Karna, dengan secara tak langsung kamu memberitahu pada ayah bahwa Dhea suka telat.

"E-hm, mak--." Ucapku namun terpotong oleh ayah.

"Ayah juga tidak tau." Ucap ayah lalu mengangkat kedua bahunya acuh.

ANJANI [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang