Flashback

2.5K 416 11
                                    

Sore hari, didalam sebuah kamar besar terlihat tiga laki-laki dimana dua diantaranya adalah teman sebaya dan satu lagi adalah anak kecil yang masih beranjak remaja. Ketiganya asik dengan video game yang terpampang di televisi besar dikamar yang mereka singgahi.

"Kau payah hyung, iyakan Winwin hyung?" yang paling muda meledek.

"Ini baru pemanasan Haechanie"

"Aku setuju denganmu Chan, Taeil memang payah" laki-laki bernama Winwin ini menyetujui pernyataan dari Haechan. 

"Jika aku menang setelah ini aku akan meminta satu permintaan dari kalian bagaimana?" Taeil menantang Haechan dan Winwin yang jelas mereka bermain lebih baik dari dirinya.

"Setuju!! Tapi jika hyung kalah, hyung harus mengikuti kemauan kita bagaimana?" Haechan berseru.

Setelah membuat perjanjian, mereka melanjutkan bermain game dengan taruhan yang bisa menjadi salah satu kesempatan bagi Taeil. Namun rencananya harus kandas tiga puluh menit kemudian, Taeil dikalahkan oleh Haechan juga Winwin. Haechan meminta Taeil untuk mengerjakan semua tugasnya langsung saja Taeil protes. Sedangkan Winwin meminta Taeil untuk menjemput dan mengantarnya sekolah, tanpa protes Taeil mengiyakan permintaan Winwin.

"Yak hyung kenapa kau protes dengan permintaanku" Haechan melempar bantal ke Taeil.

"Itukan kewajiban mu"

"Tapi rumah Winwin hyung juga berlawanan arah"

"Tidak masalah, selagi itu Winwin" Taeil tersenyum menyenggol lengan Winwin.

Sore itu dihiasi tawa kebahagiaan dari mereka bertiga.
.
.
.
.
Mengantar dan menjemput Winwin sudah menjadi bagian dari keseharian Taeil. Sudah sekitar 1 tahun Taeil melakukan ini, padahal Winwin sudah bilang tidak usah karena Winwin merasa merepotkan Taeil. Selama satu tahun ini hubungannya dengan Winwin juga semakin dekat, ditambah pada tahun terakhir di sekolah menengah atas ini mereka berdua sama-sama berjuang untuk menuju ke Universitas yang sama.

Taeil seringkali mengajak Winwin untuk berkencan namun diganti dengan kata lain yaitu 'menemani.' Taeil masih belum berani mengungkapkan perasaannya, padahal Jung Jaehyun kelas sebelah juga menyukai Winwin. Jaehyun lebih berterus terang, Taeil tahu itu. Tetapi Winwin selalu menolak ajakan Jaehyun.

Hingga pada akhirnya Taeil, Winwin dan juga rival nya, Jaehyun masuk ke Universitas yang sama bahkan jurusan yang sama. Dari awal Taeil dan Winwin terus bersama dan pastinya ditambah gangguan dari Jaehyun yang sebenarnya menjengkelkan.

"Kau lihat laki-laki disana?" Winwin menunjuk kearah seorang laki-laki yang sedang di pojokan oleh beberapa orang.

"Akan aku menghampirinya" Taeil kesal melihat kelakuan gerombolan orang-orang yang hanya berani pada seseorang yang lebih lemah dari mereka.

"Tapi-" belum sempat Winwin mencegah, Taeil sudah maju terlebih dahulu.

"Bisa kau tidak mengganggu dia?" Taeil berbicara dengan tenang, sedangkan Winwin melihatnya dari jauh.

"Oh apa kau temannya?" Salah satu dari mereka mencengkram kerah Taeil.

"Kalau iya?" Taeil langsung meninju orang dihadapannya dan menyerang mereka semua baru kemudian menarik laki-laki yang tadi dibully menjauh dari orang-orang tadi.

"Apa kau baik?" Taeil bertanya, dan hanya dijawab dengan anggukan kepala.

"Taeil, apa kau terluka?" Winwin menghampiri Taeil dan laki-laki tadi.

"'Aku baik-baik saja Winwin" Taeil tersenyum seraya mengusak lembut rambut Winwin.

"Oh hallo, Aku Dong Sicheng panggil saja Winwin. Siapa namamu?"

✔️Four Seasons [Taeil X Doyoung] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang