✔️Four Seasons [Taeil X Doyoung]

Your Love is Warmer than Autumn Season

Pagi-pagi suara vaccum cleaner sudah menggema di seluruh ruangan, membangunkan laki-laki yang tampaknya terganggu oleh suara bising diluar kamarnya. Dengan langkah berat, Ia beranjak untuk ke kamar mandi untuk sekedar membasuh wajahnya dan menyikat giginya.

Taeil menuruni tangga apartemennya, disana ada Doyoung yang menggunakan kaos abu-abu longgar dan celana pendek yang melengkapinya sedang membersihkan ruang tamunya. Doyoung terkejut akan kehadiran Taeil yang berada dibelakangnya, sepertinya acara tidur Taeil dihari Minggu terganggu dengan acara bersih-bersih Doyoung.

"Maaf membangunkanmu" Doyoung mematikan vaccum cleaner yang sedari tadi Ia gunakan.

"Aku juga sudah membuat sarapan, hyung makan duluan saja aku selesaikan ini dulu"

Taeil hanya menurut, mukanya masih menunjukan kalau nyawanya belum terkumpul semua. Taeil menyunggingkan senyuman saat melihat sarapan yang dibuat Doyoung, sudah lebih dari dua bulan mereka tinggal bersama dan Taeil mengakui kalau Doyoung sangat pintar memasak, Ia tidak pernah memasak menu yang sama tiap harinya. Taeil menyuap satu sendok makanan yang ada dimeja pantry itu kedalam mulutnya, tidak mengecewakan masakan ini sangat enak Taeil sangat menikmati.

"Kau seperti istriku saja" celetuk Taeil saat mengetahui Doyoung mendekat kearah pantry.

"Berhenti menggodaku hyung" Doyoung mulai memakan sarapannya.

"Ingin keluar hari ini?" Doyoung yang masih menguyah mendongakkan kepalanya saat mendengar ajakan Taeil.

"Bagaimana?"

Doyoung menggangguk antusias, matanya berbinar menunjukan rasa senangnya. Taeil tersenyum melihat tingkah Doyoung, seperti anak kelinci. Menggemaskan.

"Jam 9 kita berangkat okay"
.
.
.
Keduanya saling berhadapan dengan pandangan aneh, namun tidak lama keduanya tertawa. Mereka sama-sama terkejut saat keluar  secara bersamaan dari kamar masing-masing ditambah dengan pakaian yang mereka kenakan bisa dibilang senada. Taeil menggunakan atasan hitam dan Doyoung juga menggunakan atasan hitam garis.

Tanpa basa-basi lagi Taeil meraih tangan Doyoung ke genggamannya. Sekalipun didalam mobil Taeil tetap menggenggam tangan Doyoung, sesekali jempolnya mengelus punggung tangan Doyoung. Doyoung juga tidak protes walau kadang sesekali Doyoung memarahi Taeil agar hati-hati dalam menyetir mobil.