Snow •Winter Season•

1.9K 334 42
                                    

Doyoung benar-benar kembali meninggalkan Yuta. Dadanya sesak, sakit bukan main melihat orang yang ia kasihi, orang yang dulu menjaganya sekarang bersama dengan seseorang yang pernah mencelakainya, bahkan Taeil pun juga tahu soal itu. Entah apa yang membuatnya kembali pada orang yang bukannya sudah jelas salah? Orang yang pernah mencelakai kekasih lamanya, orang yang telah menghancurkan dirinya, Taeil sudah tahu bukan? Tapi kenapa?

Matanya sembab, udara semakin dingin. Doyoung tidak suka dingin, rintik gerimis mulai turun membasahinya, tidak peduli akan tubuhnya yang sudah basah juga dingin yang menusuk hingga ke tulangnya. Doyoung hanya ingin menenangkan dirinya, matanya menatap kosong sungai yang ada didepan, kakinya memilih untuk menaiki jembatan, Doyoung tidak dapat berfikir jernih hanya rasanya Doyoung ingin mengakhiri semuanya.

Tubuhnya lemas, matanya terpejam merasa sebentar lagi kebahagiaan akan menuju kepadanya di surga nanti. Namun tangan kokoh berhasil menangkap sebelah tangannya sehingga membuat Doyoung tersadar kalau Ia sudah menggantung diatas derasnya air sungai.

"Kau gila?! Pegang tanganku Doyoung!" Lagi-lagi Yuta menyelamatkannya.

"Lepaskan aku! Kumohon, setidaknya biarkan aku bahagia di surga sana. Semua terasa sakit disini" Doyoung enggan meraih genggaman Yuta.

"Aku tidak akan melepaskannya! Sadarlah! Ugh!" Yuta merasa kalau Ia tidak kuat menahan karena licin akibat air hujan.

"Sampai jumpa Yuta, sampaikan salam ku pada yang lain" Cengkraman Yuta terlepas, disusul oleh teriakan Yuta.

Salju pertama turun, Doyoung dapat melihatnya sebelum tubuhnya terendam dinginnya air sungai.

"Terima kasih atas segalanya."

Byurrrr
















"Kurasa ini jalan terbaik bukan begitu Taeil hyung?" Doyoung tersenyum kecil saat tubuhnya semakin mencapai dasar sungai. Dingin dan sesak hingga Doyoung memejamkan matanya.





































Uhuk!

Semua air yang masuk didalam saluran pernafasannya keluar, sakit sekali rasanya. Tapi sekejap Doyoung merasakan kehangatan dalam dirinya, pandangannya kabur tapi Doyoung masih bisa melihat seseorang yang pergi menjauhi Dirinya, entah siapa itu tapi Doyoung harus berterima kasih bukan? Atau justru memarahinya karena telah menggagalkan rencana untuk bunuh diri.
.
.
.
.
.
"Kau baik-baik saja?!" Suara Yuta yang pertama kali Doyoung dengar.

"Eung" Doyoung memegang kepalanya, Ia sudah berada disebuah kamar bernuansa putih bersama dengan Yuta.

"Syukurlah kau sudah sadar, aku sudah takut tadi" Yuta menggenggam tangan Doyoung.

"Apa seseorang menyelamatkanku?" Tanya Doyoung lemah.

"Sepertinya iya, aku menemukanmu dengan coat tebal menyelimutimu."

"Bisa kau ambilkan coat itu?" Pinta Doyoung dan Yuta bergegas mengambil coat tersebut kemudian memberikannya pada Doyoung yang terbaring lemah di kasur rumah sakit.

Doyoung mengendus wangi parfum yang keluar dari coat itu. Sangat familiar tapi Doyoung tidak begitu ingat. Doyoung terus mencium aromanya berusaha mengingat tapi nihil Ia tidak ingat. Yuta yang melihatnya hanya memiringkan kepalanya bingung dengan tingkah Doyoung.

"Apa kau sudah beritahu Jaehyun dan Taeyong kalau aku disini?"

"Belum, aku terlalu panik tadi"

"Bisakah kau rahasiakan apa yang terjadi hari ini?" Doyoung memohon.

"Baiklah jika itu yang terbaik untukmu Doyoung. Aku akan bilang kalau kau menginap ditempatku" Yuta tersenyum tipis sambil mengusap kepala Doyoung, menyuruhnya untuk tidur kembali.
.
.
.
.
.
Doyoung tidak terluka parah, hanya mentalnya memang sedikit terganggu akibat kejadian semalam. Hatinya menjadi lebih sensitif dari sebelumnya, bahkan Ia tidak bisa jika melihat sepasang kekasih yang sedang tertawa bahagia.

✔️Four Seasons [Taeil X Doyoung] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang