Chapter 18

19 7 0
                                    

"Woy mak lampir!" Tegur david sambil menepuk bahu aleta supaya aleta mengalihkan pandangannya dari orang yang aleta lihat.

"Apaan sih lo? Ngagetin gua aja" aleta terkejut saat david menepuk bahunya.

"Lo tuh yang kenapa? Kenapa tiba-tiba berhenti?" Tanya david basa-basi. Padahal david sudah tau apa yang menyebabkan aleta seperti itu.

"Em.. gu-gua.. gua gak papa" jawab aleta gugup.

"Kalo gak papa kenapa lo jawabannya gugup? Udah lah al lo gak usah bohong sama gua. Gua tau apa penyebab lo tiba-tiba berhenti main gitarnya" kata david bangga.

"M-maksud lo?" Tanya aleta.

Aleta masih bingung dengan maksud ucapan david.

"Lo liat kak alvino lagi ngobrol sama cewek yang tadi di meja depan kan?" Tanya david

Jika kalian bertanya dimana alvino sekarang? Apakah alvino masih ngobrol dengan gadis dimeja depan?

Kini Alvino sudah beranjak pergi dari cafe bersama gadis itu bersama saat david menepuk bahu aleta

"I-iya" jawab aleta sambil menundukkan kepalanya.

"Cieee sakit hati ya?" Ejek david sambil tertawa dan menoel-noel pipi aleta

"Berisik! Diem aja lo!" Kesal aleta dan langsung menghempaskan tangan david dari pipinya.

"Udah lah sekarang lo anterin gua pulang" sambung aleta.

David masih tertawa mengejek aleta.

"Kalo lo gak mau nganterin gua pulang, gua pulang sendiri" ucap aleta sambil bangkit dari tempat duduknya dan berjalan keluar cafe.

David yang melihat aleta berjalan keluar cafe pun langsung mengejarnya.

"Eh aleta. Lo pulang sama gua kan tadi lo kesini sama gua. Entar kalo gua gak nganterin elo, gua bisa dibunuh sama abang lo." Ucap david dan langsung meraih tangan aleta untuk membawa aleta menuju mobilnya.

***
Kini aleta telah berada di dalam kamarnya. Kejadian aleta yang melihat alvino bersama seorang gadis kini kembali berputar diotaknya.

Entah mengapa saat mengingat hal itu ada rasa sakit yang aleta rasakan. Sudah dua kali aleta melihat alvino bersama seorang gadis setelah alvino mengantarkan aleta pulang dan alvino mengatakan..

Flashback on

"Makasih ya kak udah mau nganterin aleta" kata aleta

"Iya sama-sama"ucap alvino sambil tersenyum tulus.

"Emm kakak gak mampir dulu?" Tanya Aleta

"besok-besok aja kalo aleta udah jadi pacar gua baru gua main. Lagian ini juga udah mau malam. Yaudah gua pulang dulu ya, lo abis ini langsung mandi, abis itu istirahat biar badan lo gak kecapean " alvino pun segera meninggal kan perkarangan rumah aleta.

Flashback off

Aleta tak kuat untuk menahan rasa sakit dihatinya, aleta butuh teman untuk berbagi ceritanya.

Kemudian aleta mengambil hpnya dan langsung mencari kontak yang akan dia hubungi, tasya.

Aleta akan menghubungi tasya, karena tasya adalah sahabatnya, tasya lah selalu menemani aleta disetiap keadaan aleta, tasya lah yang mau menerima kekurangan dan kelebihan aleta sebagai sahabatnya.

Panggilan tersambung..

"Halo al. Tumben lo nelpon gua biasanya juga cuma chat. Oh gua tau pasti ada sesuatu kan makannya lo nelpon gua. Udah ketebak kali al, lo juga biasanya kek gitu, setiap nelpon gua pasti ada sesuatu" ucap tasya nyerocos dari seberang.

"Sya" panggil aleta dengan suara serak menahan isak tangisnya.

"Sudah gua duga pasti ada sesuatu. Gua otw rumah lo"

Tut

Panggilan terputus

Itu lah yang membuat aleta senang berteman dengan tasya, sahabatnya itu sangat peduli dengan keadaan aleta.

Tak berapa lama tasya sudah berada dikamar aleta.

"Al lo kenapa? Cerita sama gua" ucap tasya sambil memeluk aleta.

Aleta yang dipeluk tasya malah semakin menangis sejadi-jadinya. Tasya langsung mengelus-elus kepala aleta, membiarkan aleta menangis hingga merasa lebih tenang.

Saat aleta merasa dirinya sudah lebih tenang, aleta menceritakan kepada tasya apa yang menyebabkan dirinya seperti ini.

"Udah al lo gak usah nangis lagi, cowok gak cuma kak alvino aja kok, masih banyak cowok lain yang bahkan lebih dari kak alvino. Bahkan masih ada david juga kan" ucap tasya sambil terkikik dan langsung mendapat toyoran dari aleta.

"Yang bikin gua sakit hati tuh gini, kalo emang kak alvino gak suka sama gua ya udah gak usah kasih gua harapan" jelas aleta.

"Ya elo nya juga kagak usah ngarepin kak alvino"

"Gua kagak bakal berharap kalo gua gak dikasih harapan asal lo tau" sewot tasya.

"Iya juga sih" kata tasya.

"Btw gua jadi penasaran, siapa sih tuh cewek sebenarnya?, seberapa cantiknya sih kok kak alvino lebih pilih dia dari pada elo" lanjut tasya.

"Ya jelas lebih cantik gua lah" kata aleta bangga.

"Yeee si kambing pede gile" ucap tasya sambil menoyor kepala aleta. Kemudian mereka tertawa bersama.

Seketika aleta lupa akan hal yang membuatnya sedih beberapa waktu yang lalu. Karena sahabatnya😊

Hate to be loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang