Chapter 24

14 5 0
                                    

Happy reading





Selama perjalanan tak ada yang membuka suara. Keheningan yang terjadi membuat mereka canggung. Sebenarnya ada yang ingin aleta tanyakan kepada david, namun aleta ragu untuk mengatakannya.

Mobil berwarna silver itu mulai memasuki pekarangan rumah yang mewah namun terlihat sepi dan terlihat tak terurus.

"Lo bawa gua kemana sih?" Akhirnya aleta membuka suara dan memecahkan keheningan.

"Ini rumah siapa?" Tanya aleta saat mereka telah turun dari mobil.

"Rumah almarhumah nyokap gua" jawab david datar.

David menarik tangan aleta untuk ikut masuk ke dalam rumah almarhumah mama david.

"Ini rumah peninggalan nyokap gua, dulu sebelum nyokap gua menikah dengan bokap gua nyokap gua tinggal disini sama oma sampai akhirnya oma meninggal karena penyakit yang dideritanya" jelas david saat mereka telah sampai di dalam rumah.

"Nyokap dan bokap gua dulu pernah tinggal disini satu tahun sampai akhirnya mereka pindah karena bokap gua beli rumah baru yang dekat dengan kantor bokap gua. Lima hari setelah pindah ke rumah baru, nyokap gua ngelahirin gua dan ternyata dihari lahir gua nyokap gua ninggalin gua untuk selama-lamanya" lanjut david sambil menatap sendu rumah ini.

Aleta hanya menatap iba kepada david, dan hanya menyimak penjelasan david mendengar penjelasan david.

"Sedari kecil gua gak pernah ngerasain kasih sayang orang tua gua, bokap gua sama sekali gak peduli sama gua, bahkan bokap gua nuduh gua yang bunuh nyokap gua. Gua dari kecil diurus sama pembantu gua yang dulu juga jadi pembantu dirumah ini. Jadi gua tahu semua ya dari pembantu gua" david kembali bercerita.

"Jadi lo tinggal dirumah lo cuma sama bokap dan pembantu lo?" Tanya aleta.

"Gua tinggal sama ibu tiri juga, karena saat umur gua 5 tahun bokap gua nikah lagi. Walaupun gua gak dapat kasih sayang dari orang tua gua tapi setidaknya gua dapet kasih sayang dari ibu tiri gua. Ibu tiri gua udah anggap gua seperti anak kandungnya sendiri" jawab david sambil tersenyum tipis.

"Em terus apa tujuan lo ngajak gua kesini?" Aleta kembali bertanya.

Mendengar aleta bertanya demikian membuat david tersenyum miring.

"Gua mau lo bersihiin rumah ini karena gua mau tinggal disini" jawab david

"Hah?! Lo gila? Gua harus bersihin rumah segede ini sendirian?" Aleta terkejut saat tau apa tujuan david menengajaknya kesini.

"Ini sebagai hukuman lo karena lo udah ingkar janji sama gua" jawab david sambil tersenyum sinis.

David berjalan ke dapur untuk mengambil beberapa alat kebersihan yang akan dia dan aleta gunakan. David bohong jika dia menyuruh aleta membersihkan rumah ini sendirian, david tidak tega kalo aleta harus membersihkan rumah ini sendirian david juga tidak mau kalau nanti aleta sakit karena kecapekan, karena besok mereka harus tempur,
Eak sok iye tempur:v.
Maksudnya besok mereka akan mengikuti lomba band antar provinsi.

David dan aleta mulai membersihkan rumah almarhumah mama david.

Sekedar info,
Rumah ini sempat dijual oleh ayah david ketika ayah david telah membeli rumah baru. Namun saat pembantu rumah david menceritakan semua kisah mama dan keluarganya david memutuskan untuk mencari siapa pemilik baru rumah ini.

Setelah david menemukan pemilik rumah ini david membelinya beberapa bulan lalu dengan uang tabungannya. Karena memang sudah lama david menabung untuk membeli kembali rumah ini.
Dan david memutuskan untuk tinggal dirumah ini.

Setelah 2 jam akhirnya mereka selesai membersihkan rumah ini.

"Akhirnya selesai juga" pekik aleta senang.

"Capek gua" keluh david dan langsung duduk disofa.

"Gua juga capek" aleta juga ikut duduk disofa.

Mereka memejamkan mata sejenak sambil mengistirahatkan tubuh mereka.
Tanpa mereka sadari waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore.

"Udah sore gua mau pulang" kata aleta saat tersadar bahwa hari sudah sore.

"Gua anterin" kata david.

"Gak usah gua bisa pulang sendiri"

"Lo kesini sama gua jadi lo harus pulang sama gua, gua gak mau lo kenapa-napa dijalan"
David lalu berdiri dan menarik tangan aleta untuk menuju mobil silver milik david lalu mengantarkan aleta pulang.
Aleta yang diperlakukan seperti itu hanya bisa terdiam.

***

Seperti tadi tak ada yang membuka suara saat di perjalanan, david fokus menyetir dan aleta larut dalam lamunannya.

Kriuuuk

Perut aleta berbunyi hingga memecahkan keheningan diantara mereka.

"Lo laper?" Tanya david sambil menahan tawa karena bunyi perut aleta.

Aleta yang mendapat pertanyaan dari david hanya menunduk malu.
'Ini kenapa sih perut gak bisa dikondisikan' batin aleta.

David memarkir mobilnya di pinggir jalan hingga membuat aleta mengernyitkan dahinya, bingung.

"Kita makan bakso dulu, gua tau lo laper" ajak david dan langsung turun dari mobil lalu menuju kedai penjual bakso.
Aleta hanya mengikuti langkah david.

"Mang baksonya dua" teriak david.

Setelah mereka puas mengisi perut, mereka pun melanjutkan perjalanan ke rumah aleta.

Tak berapa lama mereka telah tiba didepan rumah aleta.
"Makasih udah anterin gua pulang" kata aleta.

"Gua juga makasih lo udah bantu bersihin rumah gua" kata david sambil tersenyum tulus.

"Em gua juga minta maaf" aleta menundukan kepalanya karena merasa bersalah.
David hanya mengernyitkan dahinya bingung.

"Maaf gua udah ingkar janji sama lo, gak seharusnya gua ingkar janji karena itu udah konsekuensi dari perbuatan gua dulu" sambung aleta.

David yang mengerti arah pembicaraan aleta langsung mengelus lembut kepala aleta.
"Gua udah maafin, lagian lusa perjanjian kita juga udah selesai" kata david sambil tersenyum manis.

"Ya udah lo buruan masuk, istirahat yang cukup supaya besok bisa tampil maksimal" sambung david.

Aleta hanya menanggapinya dengan tersenyum manis. Kemudian aleta pun masuk kedalam rumah, setelah memastikan aleta telah masuk kedalam rumah david lalu melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah aleta.

Hate to be loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang