Chapter 22

12 6 0
                                    

Aleta sedang berjalan dikoridor kelas 10 untuk menuju ke ruang band, karena memang letak ruang band berada di ujung kelas 10.

Langkah aleta tiba-tiba terhenti saat melihat alvino sedang mengobrol dengan seorang siswi di depan kelas X IPA 2.

"Eh itu kak alvino lagi ngobrol sama cewek yang waktu itu gua liat, apa dia pacarnya kak alvino ya? Kok hati gua rasanya sakit setiap liat mereka berdua" Tanya aleta kepada dirinya sendiri.

"Aduh gimana nih gua mau lewat, masa iya gua harus nunggu kak alvino pergi dulu dari sana" aleta kembali bermonolog.

"Ah udah lah gua lewat aja, pura-para gak tau aja lah kalo ada kak alvino disana"

Aleta pun akhirnya kembali melangkah ke ruang band.
Saat melewati alvino aleta menunduk pura-pura tak tahu bahwa dia melangkah melewati alvino.
"Semoga kak alvino gak liat gua" batin aleta.

Aleta berhasil melewati alvino, namun tiba-tiba...

"Aleta!!" Alvino berteriak memanggil aleta.

Aleta yang merasa dipanggil pun menghentikan langkahnya dan langsung menoleh ke belakang.
"Aduh pasti tadi kak alvino tau kalo gua yang lewat" batin aleta.

Saat aleta menoleh kebelakang, alvino langsung berjalan menghampiri aleta.

"Eh kak alvino, ada apa ya kak?" tanya aleta saat alvino sudah berada di depannya.

"Sombong ya lo dek sekarang, lewat gak mau nyapa kakak" kata alvino sambil tersenyum sinis.

"Eh em.. bu-bukannya sombong kak, ta-tadi cuma gak mau ganggu kak alvino ngobrol sama pacar kakak aja kok" ucap aleta gugup.

"Hah? Pacar?" Tanya alvino.

"I-iya, tadi pacar kak alvino kan?" Entah dorongan dari mana, aleta berani menanyakan itu kepada alvino.

"Waktu itu gua pernah liat kak alvino boncengin cewek itu waktu pulang sekolah, terus gua juga pernah liat kak alvino lagi ngobrol di cafe sama cewek itu juga" sambung aleta.

Sebenarnya aleta sedikit takut untuk mengatakan hal itu. Namun entah mengapa tiba-tiba perkataan itu langsung keluar dari mulutnya.

"Wahahaha" Alvino tertawa mendengar perkataan aleta.
Aleta yang bingung dengan alvino yang malah tertawa hanya mengerutkan dahinya.

"Lo ngira kalo cewek itu pacar gua? Lo cemburu al?" Tanya alvino yang melihat raut muka aleta sedikit memerah seperti sedang menahan cemburu.

"Em emang itu bukan pacar kak alvino?" Bukannya menjawab, aleta malah balik bertanya kepada alvino.

"Dia adek gua, bukan pacar gua" jawab alvino sambil tersenyum manis.

Saat mendengar alvino mengatakan bahwa gadis itu adalah adeknya, aleta langsung mengangkat sudut bibirnya.

Ada perasaan lega dan perasaan senang pada diri aleta, bahkan sangking senangnya aleta hampir berjingkrak kegirangan.

Namun hal itu dia tahan karena saat ini dia sedang berada disekolahan mungkin kalau aleta sedang berada dikamarnya aleta langsung jingkrak-jingkrak sambil salto:v (itu terlalu lebay thor, oke maaf).

"Adek kak alvino? Gua gak tau kalau kak alvino punya adek, makannya gua kira kalau dia pacar kakak, maaf ya kak" ucap aleta menahan malu.

Ternyata gadis yang selama ini dia kira pacar alvino adalah adeknya alvino sendiri.

"Iya gak papa kan emang dia baru kelas 10 makannya lo gak tau. Lagian kan pacar kakak elo" ucap alvino.

Deg..

Aleta tertegun dengan ucapan alvino.

"Ma-maksud kak alvino apa?" Tanya aleta.

"Em udah lah lupain, sekarang ke ruang band yuk" ajak alvino dan hanya dibalas anggukan oleh aleta.

****

Aleta dan alvino sudah sampai didepan pintu ruang band. Alvino melangkah masuk ke ruang band terlebih dahulu. Kemudian diikuti aleta.

Namun saat aleta akan melangkah masuk tiba-tiba ada yang menarik lengannya, aleta langsung menoleh dan melihat siapa yang menarik lengannya.

"Eh sunggokong ngapain sih lo narik-narik lengan gua?" Tanya aleta kepada david, iya david lah yang tadi menarik lengan aleta.

"Mak lampir, mana bekal gua?" Tanya david.

"Be-bekal apaan?" Aleta kembali bertanya kepada david, sebenarnya aleta tau apa yang dimaksud david, namun aleta pura-pura tidak tau. Pasalnya memang sudah beberapa hari ini dia tidak membuatkan bekal untuk david.

"Lo lupa atau pura-pura lupa? Udah dua hari lo gak bawain gua bekal, dan hari ini lo juga gak bawain gua bekal kan? Lo ingkar janji al. Padahal lusa udah hari terakhir perjanjian kita" ujar david yang sedikit kesal dengan aleta karena aleta mengingkari janjinya.

"Lo bisa kan buat bekal sendiri, kenapa harus gua yang buatin lo bekal? Gua bukan babu lo yang bisa seenaknya lo suruh-suruh" bukannya minta maaf karena ingkar janji, aleta malah ngomel-ngomel.

"Gua gak bakal nyuruh elo, gua juga gak bakal bikin perjanjian kalo emang waktu itu lo gak buat kesalahan" ujar david.

"Karena lo udah ingkar janji, sebagai hukumannya nanti pulsek lo harus ikut gua" sambung david.

"Gua gak mau ikut elo" bantah aleta.

"Gua bakalan tetep paksa lo buat ikut gua, kalo lo gak mau ikut gua berarti lo ingkar janji lagi dan elo orang yang munafik" kata david sambil menatap tajam aleta.

Aleta terkejut mendengar perkataan david namun aleta hanya bisa mendengus kesal, mau tak mau nanti pulang sekolah aleta harus ikut dengan david, karena ini memang salahnya sudah ingkar janji.

Kemudian mereka pun melangkah kedalam ruang band.


Hate to be loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang