Ekhem!!
Permisi~
Masih ada yang nunggu gak nih?
Cie yang kena gantung 2 Minggu:vAku mau minta maaf juga sebelumnya karena ngegantungin kalian:(
Sebenernya aku juga gak mau, tapi Minggu lalu sibuk bgt sama tugas:(Maapin aku ya:(
Bakal ku usahain buat up teratur.
Mau dong semangatnya 😣😣
~••~
Happy reading
_________________________________Seminggu berlalu. Kini Jisoo tinggal bersama dengan Taehyung dan Ochi. Tentu saja ini kemauan dari Ochi.
Tatapan marah lah yang selalu Jisoo dan Taehyung dapat dari Ochi. Kata-kata sakartis yang selalu terlontar dari mulut Ochi menjadi nyanyian yang terdengar setiap hari.
Hari ini mereka sedang makan siang. Sekalian menyuguhi tamu yang datang mendadak siang ini.
"Hai Oppa, apa kabar?".
Seokjin. Pria itu cukup terkejut melihat keberadaan Jisoo disana.
"Kenapa kau ada di sini?".
"Aku tinggal disini sekarang".
Seokjin semakin bingung, dia menuntut jawaban lebih dari 2 manusia di sebrang meja ini.
Mereka sama-sama diam. Taehyung yang hanya menatap acuh pada seokjin dan Ochi yang bahkan terlihat tak peduli pada sekitar.
"Dia hamil anak taehyung, jadi dia adalah calon istri Taehyung".
Ochi tiba-tiba membuka suara. Ada nada marah yang dan jijik di sela-sela ucapannya.
Seokjin nampak membatu. Seokjin jadi tau alasan Ochi menangis hari itu. Dia sudah tau masalah antara Taehyung dan Jisoo.
"Dan seharusnya kau tau maksudku oppa, kau ada di sana juga bukan?".
Ochi berucap, namun matanya menikmati indahnya daging sapi panggang hasil masakannya sendiri.
Seokjin duduk dan langsung menyantap makanan nya.
"Ekhem!! B-bukan kah Taera libur Minggu depan?".
"Iya". Secara serempak, Ochi dan Taehyung menjawab pertanyaan seokjin.
Niat seokjin mencairkan suasana, kini malah menambah rasa canggung antara keduanya.
~••~
"Apa yang kau lakukan disini?".
Setelah makan tadi. Jisoo memutuskan untuk menuju ke taman belakang.
Tak di sangka, Seokjin melihatnya dan langsung menghampiri nya.
"Hanya mencari udara segar". Jawab Jisoo sambil tersenyum manis
Seokjin menangkap sebuah kebohongan di mata Jisoo, bagaimana pun seokjin juga seorang dokter.
Dia banyak menemukan berbagai jenis pasien yang memiliki bermacam-macam masalah selain penyakit.
"Kau nampak tertekan". Jisoo kini menatap sendu pada seokjin.
Apa yang baru saja di ucapkan Seokjin memang benar. Jisoo baru merasakannya sekarang.
Mencari masalah dengan Ochi, sama dengan bunuh diri perlahan. Ochi memang tak main tangan, tapi dia berhasil memainkan batin Jisoo.
Merasakan sakit setiap hari. Batinnya tertekan namun dirinya tak bisa lari begitu saja.
Seokjin mengerti perasaan Jisoo bahkan hanya dengan menatap matanya cukup untuk mengungkapkan semuanya.
"Seharusnya kau sudah tau sifat sahabat mu itu".
"Ya, seharusnya aku tau. Tapi kenyataannya aku tak tau, Oppa".
Seokjin merangkul pundak Jisoo dan menenangkan Jisoo. Namun bukannya tenang, Jisoo kini malah menangis di pelukan seokjin.
~••~
"Kau yakin dugaan mu benar?".
"Jika bisa memilih, maka aku tak ingin meyakini semua ini".
"Aku sudah bertemu Yoongi tadi, tak sengaja sih. Dia bercerita semuanya".
"Aku tak mau mendengar nya".
"Oh ayolah, mungkin ini tak akan merubah semuanya, tapi kau harus dengar".
"Ku bilang tak mau ya tak mau, Oppa".
"Susah memang memberi tahu orang yang keras kepala seperti mu".
"Lebih baik kau menjaga keluargamu agar tak bernasib sama dengan ku".
"Ya-
Bip
Ochi POV
Sungguh menjengkelkan. Di sela-sela cuti dadakan ini, kakak tersayang ku itu bisa-bisa nya menganggu ketenangan.
Panas matahari di luar sana tak cukup membuat ku merasa hangat. Bahkan suhu udara berada di antara 12-16 derajat Celcius.
Aku jadi cemas dengan Taera. Bisa-bisa dia demam jika terus berangkat ke sekolah. Untungnya besok sudah mulai libur.
Ponsel ku kembali bergetar
-Jimin Oppa-
"Apa lagi yang dia inginkan? Dasar pengganggu".Ku geser tombol hijau yang sedari tadi mengambang di layar ponsel ku.
"Apa lagi sekarang?".
"Tenanglah adikku yang manis, aku hanya ingin memberi tahu kalau 2 Minggu lagi kita akan mengadakan pertemuan investor di Jeju".
"Hanya itu?"
"Satu lagi, itu artinya kau hanya punya waktu kurang dari 2 Minggu untuk mempersiapkan semuanya".
"Baiklah pak bos, akan ku laksanakan semuanya, secepat mungkin".
"Bagus, sore ini aku akan kesana untuk membicarakan masalah ini".
"Tak usah, ayo ketemu di cafe biasa saja".
"Terserah kau saja, kita ketemu jam 4".
"Baiklah"
Bip
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
My husband KTH 2 ⟨ON GOING⟩
Fanfiction-SLOW- Sequel Dari cerita "My Husband Kim Taehyung" "Biarkan dia berpikir begitu" "Tapi- "Kau yang memulai, maka akhiri lah" "Akan ku lakukan jika itu membuat mu senang" "Aku harus mengakhiri ini" 📢Bukan konten 18+ 🔞Tapi ada sedikit adegan mature...