03

65 9 3
                                    

Ia menjatuhkan kantung belanjanya begitu saja, hingga beberapa barang belanjanya berserakan di atas lantai. Gadis tadi memang tidak asing, ia seperti pernah melihatnya di suatu tempat, tapi ia justru tidak ingat pernah bertemu dengan gadis itu dimana

Buru-buru dirinya mengambil botol air mineral dan menenggaknya hingga habis dalam sekali tenggak. Laki-laki itu kemudian mencari berkas yang Johnny kirimkan padanya, dibukanya amplop cokelat itu hingga ia mendapati sebuah foto seorang gadis yang tengah tersenyum

Sangat mirip, apakah gadis tadi adalah gadis yang Johnny maksud? Gadis itu juga sangat mirip dengan gadis volunteer yang selalu memberikan bantuan di Guryeong

Jika itu semua benar adanya, artinya Johnny telah menyusun ini semua dengan rapi hingga ia pun tidak mengerti jika gadis targetnya justru tinggal berdampingan dengannya. Ia mengusap wajahnya kasar. Johnny benar-benar mempersiapkan misi ini dengan matang, mulai dari nama, tempat tinggal, melakukan beberapa perawatan pada wajah dan tubuhnya, pakaian, hingga segala macam kebutuhan rupanya telah Johnny persiapkan dengan baik

Bahkan gadis itu tidak tau bahwa Jaehyun adalah gelandangan yang pernah ia beri bantuan, karena dirinya telah banyak berubah. Kau bisa membayangkan perbedaan antara gelandangan dengan laki-laki modis yang charming

Dirinya bahkan terlalu kacau untuk harus menerima sebuah telepon dari ponsel barunya yang terus saja berdering, siapa lagi jika bukan clientnya?

“Kau sudah bertemu dengannya?”

“Ya, aku secara tidak sengaja bertemu dengannya. Tapi clientku yang terhormat justru tidak memberikan informasi tambahan padaku jika gadis targetku adalah tetanggaku.”

Johnny terkekeh “Oh jangan terlalu terkejut, bukankah ini mempermudah langkahmu?”

Jaehyun menghela napasnya, “Aku tau kau clientku, tapi biarkan aku bekerja dengan caraku sendiri. Aku yakin kau bisa mengandalkan aku.”

“Baiklah. Jika itu maumu. Ini adalah hari pertama dari 62 hari, Chasper-ssi.”

••


Pria tua berusia tiga perempat abad itu masih setia dengan bible yang bahkan usianya lebih tua dari dirinya sendiri, sesekali ia membenarkan letak kacamatanya yang turun. Di usianya yang tak lagi muda, fungsi dari pendengarannya pun berkurang, hingga seorang pembeli di toko kecilnya masuk, ia tak mendengar suara bel yang biasanya berbunyi

Seorang laki-laki berusia dua puluh tiga tahun dengan setelan kasual itu berdiri didepan kasir, diamatinya laki-laki dengan kulit seputih susu yang kini menyerahkan beberapa puluh lembar won diatas meja kasirnya

“Pernakah kau mendengar aku memintamu untuk membayar apapun yang kau curi?” pria tua itu menutup biblenya, meletakkan benda itu diatas tumpukan buku-bukunya yang juga usang, beralih menatap laki-laki muda dihadapannya

“Aku punya banyak uang sekarang, aku sedang mencoba untuk menghabiskannya.”

Dalam sepersekian detik yang panjang, pria tua itu hanya menatap lurus kearah laki-laki muda dihadapannya, Jaehyun, pun tersenyum tipis kemudian “Kau masih begitu muda, banyak pekerjaan yang bisa kau lakukan. Kau tidak perlu memilih jalan yang sulit bagimu.”

Jaehyun hanya menatap diam kearah pria tua yang kini sibuk mencari sesuatu dibalik kursinya, kemudian menyerahkan sebuah kotak makan transparan berisi kimbap “Kau masih tampak begitu kurus. Makanlah nasi, dikehidupan yang kau anggap jauh lebih baik ini, jangan makan ramen dan minum soju terlalu banyak.”

Ia masih termenung, ditariknya tangan kanan Jaehyun oleh sang pria tua, pun meletakkan kotak makan itu diatas telapak tangannya yang besar “Istriku membuat kimbap terlalu banyak, pastikan untuk tidak membuangnya.”

62 Days ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang