13. Curhatan hati dan Jaket

24 2 0
                                    

Langsung!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

_____________

Di pagi yang cerah, dua anak manusia tengah duduk di atas motor parkiran menunggu temannya yang lain. Tidak ada kegiatan lain hanya duduk dan mengobrol riangan sesekali menyapa teman seangkatan lainnya atau bahkan adik kelas yang kebetulan lewat.

Terhitung sudah tujuh menit mereka berdua di sini tapi tak satupun dari sahabat mereka muncul.

"Gab, lo kemana aja sih? Tumbenan beberapa harian ini gak ikut nongkrong sama anak-anak?" Juna yang baru saja memasukan ponselnya kesaku menoleh kearah sahabatnya itu dan bertanya. Memang benar Gabriel Sering hilang dari pandangan mereka tak jarang juga sibuk sendiri dan tak ikut bersama mereka.

"Kenapa? Kangen lo sama gue?" Bukannya menjawab Gabriel malah Balik bertanya bahkan terkekeh dengan pertanyaannya sendiri.

"Yeu, sutil! Gue nanya bukan ngajak ngereceh". Sungut Juna karena Gabriel malah semakin tertawa atas jawabannya. "Ngapain gue kangen sama lo, gak guna!, gue heran aja lo kok akhir-akhir ini sering ilang? Biasanya juga godain dekel Sama Fakhri? Lo kenapa,Ada masalah?" Kali ini Juna bertanya serius. Bukan apa-apa ia hanya menangkap sedikit keanehan yang ada di sahabatnya ini.

"Huh, gimana ya sebenarnya gue emang ada masalah?" Ungkap Gabriel akhirnya.

"Kenapa lo?!"

"gue gak yakin mau ngasih tau ini ke yang lain, jujur gue takut.. "

"Pfftt, Hahahhaaha... sejak kapan lo takut sama anak-anak? Biasanya juga ikut ngereceh Sama mereka" Juna benar-benar terbahak mendengar penuturan polos dari Gabriel.

Tentu saja tanggapan juna mendapat tatapan datar dari Gabriel.

"Ck, gue serius! Ini tuh masalahnya gawat menyangkut harga diri gue nih"

"Haha.. iya iya apaan? Kasih tau gue dulu ntar gue kasih tau yang lain biar lo gak ketakutan Sama mereka" ungkap juna walaupun ia masih terkekeh kecil.

"Emm, sebernarnya gue...."

"Apaan? Jangan bikin penasaran woi!"

"Sebenarnya... gue.....


































..... gue di tolak Sama sintya "










































"Duk"

















"Aish.. sakit dodol!" Sebuah pukulan mendarat di dahi mulus milik Gabriel. Pelakunya bukan Juna tapi makhluk petakilan di sebelahnya.

"Ngapain lo nabok jidat gue, sakit nih!" Gabriel benar-benar protes tapi masih tetap mengusap-usap dahi indahnya.

Sementara sang pemukul hanya menggidikan bahu tidak peduli sambil kerapikan dasinya.

Juna yang tadinya penasaran malah di buat terpingkal, di tambah lagi ekspresi kesal dari Rey yang baru saja datang dan kebetulan mendengar percakapan mereka berdua. Naas Gabriel yang tidak menyadari kehadiran Rey tentu saja langsung mendapat pukulan di dahinya.

"Temen Ada masalah, lo berdua bukannya bantuin malah ngetawain, jahat!"

"Ck, Gak usah alay lo! Karma tuh makanya jangan kebanyakan ngardusin cewe jadi di tolak kan lo!"

SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang