Lanjut?
Sekuy....!
(*baca perlahan-lahan).
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Suasana lapangan SMA Satu Nusa sangat ramai setelah kegiatan rutin upacara yang menguras keringat selesai. Murid-murid diberikan waktu untuk menunggu guru mereka dikelas, tapi tetap saja ada yang melimpir di kantin termasuk Andalass.
Juna sedari tadi sibuk dengan bungkus-bungkus permen yang dia dapat dari berbagai siswa dibagian belakang saat upacara berlangsung. Sementara Fakhri asik merecoki juna dengan memakani permennya. Rey Juga sudah tenang bahkan tidak terusik dengan keributan yang dibuat dua orang cacingan itu. Ia tengah sarapan karena sebelum kesekolah ia tidak sempat sarapan hampir saja terlambat. Berbeda dengan manusia setengah kardus disampinnya yang sedari tadi diam dengan tatapan kosong. entahlah tak ada yang tau anak itu kenapa sedari kemarin menghilang dan sekarang muncul seperti orang Mati.
Baru saja Fakhri mengunyah permen karet yang ia dapat dari hasil malak permennya juna. Tiba-tiba Meja mereka digebrak dengan tidak santai membuat penghuninya tergaget termasuk Fakhri yang pasrah karena menelan permen karet.
"Heh bagong! Ngagetin aja, ngapain lo?!" Fakhri bertanya ngegas, ia masih tidak ikhlas permennya tertelan.
"Hehe sorry bro, tapi gue cuma mau ngasih tau itu si Bryan dihukum lari keliling lapangan sama pak Liam! " siswa yang diketahui bernama Andi itu memberi tahu mereka secara heboh.
"Hah? Salah liat Kali lo!" Rey menampik ucapan teman seangkatannya itu, setaunya Bryan memang tidak pernah dihukum. Kalaupun sampai di hukum itupun selalu bersama mereka Dan yang pasti tak Ada satupun murid yang mengetahuinya. Itu sebabnya Hanna berpikir kalau Bryan anti terlambat alias sangat disiplin.
"Nggak lagi bercanda gue, liat aja noh di lapangan sampe heboh!"
Perkataan Andi yang terlihat serius membuat mereka saling bertatapan termasuk Gabriel yang mulai kembali kedunia nyata.
Tak butuh waktu lama keempat sahabat ini langsung berlari susul menyusul. Fakhri dan Gabriel berlari paling depan, penasaran apa yang membuat Bryan dihukum tanpa mereka berempat. Bahkan Juna yang masih sibuk dengan koleksi nya langsung di seret Rey menuju lokasi kejadian.
Benar saja, saat berada di lapangan tengah. Sudah banyak siswi yang melihat kejadian langka itu dimana dengan jelas terlihat Bryan berlari mengelilingi lapangan hanya dengan kaos putihnya. Keringat yang mulai membasahi kaos oblong itu sepertinya menjadi daya tarik tersendiri. Jarang-jarang mereka mendapat pemandangan seperti ini. Biasanya mereka hanya bisa melihat Bryan keringatan saat ektra Futsal itupun tidak sejelas sekarang. Astaugfirullah.
Gabriel dan fakhri yang sampai terlebih dulu, malah di buat menganga tak percaya. Bagaimana bisa seorang Bryan tiba-tiba mengedipkan matanya kearah gerombolan siswi disisi lapangan. Membuat mereka yang melihat itu jejeritan bahkan ada yang sampai berteriak histeris.
Sebenarnya Bryan tidak benar-benar ingin melakukan itu. Hanya saja ia risih dengan kelakuan Para siswi yang terus memanggil-manggil namanya dan bertingkah tidak jelas. Mungkin dengan memberikan apa yang mereka mau akan membuat mereka berhenti. ternyata dugaan Bryan salah malahan dengan Bryan mengedipkan matanya membuat semakin banyak siswi yang memintanya menjadi pacar sampai berteriak histeris.
Rey dan juna yang baru saja tiba sontak tertawa. Teman mereka yang terkenal dingin ternyata bisa Juga bertingkah absurd sungguh langka bahkan Juna sudah mengacungkan kedua jempolnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine
Teen FictionPada awalnya semua baik-baik saja. Tidak ada kecanggungan ataupun perasaan peduli. Semua berjalan normal, dua orang manusia yang tidak saling mengenal lebih lanjut hanya tahu tentang nama dan bersekolah di tempat yang sama. Di pihak Hanna ia hanya...