14. Tragedi pulang sekolah

17 1 0
                                    

Catatan:" Biar ga lupa silahkan baca chapter sebelumnya (chapter 13) ":)

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sekuy!!
_____________________

"Hanna....!"

Farah menghampiri Hanna yang masih sibuk di kelasnya. Bel pulang telah berbunyi 5 menit yang lalu Alisha juga sudah pulang dijemput kakaknya.

"Pulang bareng yuk, gue ga di jemput:(" Farah nampak melengkungkan bibirnya sudah bisa di tebak kalau dia tidak mendapat jemputan karena ditinggal orangtua keluar Kota.

"Aku juga ga di jemput tadi pagi berangkat naik bus," Hanna menjawab dengan tangan yang masih sibuk membereskan barang-barang pribadinya.

"Makanya Kita naik bus bareng, udah lama juga kan ga naik bus bareng Kaya jaman smp" Farah berucap diakhiri dengan kekehan ia teringat jaman dimana mereka masih memilih kendaraan umum sebagai transfortasi bukan konfensional seperti sekarang.

"Kamu aja yang ga pernah Naik bus lagi"

"Hehehe, panas Hann. Mana macet kalo kesekolah!" Farah mulai menggerutu soal kemacetan yang hampir membuatnya dihukum oleh dua guru galak disekolah.

"Haha, yaudah ayok ntar kita ketinggalan lagi!" Hanna segera menarik Farah yang sekarang malah berubah menggosipi dua guru galak itu.
.
.
.
.
.
.
.

"Ck!" Bryan nampak berdecak kesal sambil terus mengotak atik ponselnya lalu mencoba menelpon seseorang disana.

Bryan, Juna, dan Fakhri masih berada dilingkungan sekolah. Mereka tengah duduk diatas motor masing-masing menunggu Rey dan Gabriel yang secara berebut masuk ketoilet.

"Aduhh, lama banget sih tu dua cacingan, gue laper nih!" Fakhri mengeluhkan perutnya yang mulai keroncongan padahal dia sudah memakan bAnyak jajanan kantin sebelumnya.#perutkaret

"Sabar Ri paling juga bentar lagi nongol, lo kalo masih lapar tuh Ada batu tinggal kantongin aja" ucap Juna santai.

"Gue laper bukan kebelet berak oncom tahu!" Kesal Fakhri sambil berancang-ancang seperti orang ingin menapar tapi dengan gayanya yang konyol.

Sedangkan Juna tidak peduli dengan aksi Fakhri ia malah mengajak Bryan berbicara.

"Yan lo langsung pulang atau mampir dulu?"

"Pulang"

"Gue ikut kerumah lo, mau ambil gitar. Oke?"

Bryan tidak menjawab lagi ia hanya mengangguk pelan lalu memakai helmet-nya. Pandanganya tiba-tiba menangkap sosok manis yang sedang berbicara sesekali tersenyum pada seseorang disana. Gadis itu terlihat masih memakai pakaian olahraganya. Ia juga terlihat masih membawa jaket yang Bryan berikan tadi siang. Hanna yang membawa jaket itu dengan cara di letangan ditangan kiri lalu di tindih dengan tangan kanan seperti tengah memeluk jaketnya membuat Bryan marasakan hawa panas disekitarnya. Entahlah apa yang pasti ia merasakan geteran kecil di hatinya, tidak sakit tapi membuatnya merasa sedikit aneh dan ingin selalu tersenyum.

"Yan? Woy! yaan?!.. Liatin apaan sih lo sampe bengong gitu"

Bryan langsung menoleh kesamping karena tepukan di bahunya dan mendapati Rey sudah duduk di atas motor sesekali melihat kearah gerbang.

Bryan sendiri juga tidak sadar telah melamun ia hanya menoleh kearah temannya tadi seperti orang yang tengah menjawab pertanyaan namun dirinya hanya diam lalu kembali menatap lurus. Tanpa diduga Bryan langsung menghidupkan motornya lalu segera Pergi meninggalkan mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang