BAPER❤️

5.9K 463 70
                                    

Jangan lupa untuk meletakkan vote dan komen 🙏☺️ makasih

Kalo ada typo tandai aja.

.
.
.
.
.
.

~~~Rumah keluarga Forres~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~Rumah keluarga Forres~~~

Amara dari tadi lagi guling-gulingan di kasur. Dia benar-benar gak percaya dengan apa yang dia lakukan sama Clara. Menampar keras pipi Clara dengan beraninya. Itu benar-benar diluar dugaan dia.

Apa dia terlalu emosi? Mendengar penuturan Clara yang menyatakan cinta. Atau dia nya yang terlalu syok. Atau bagaimana? Dia sendiri tidak tau. Dari tadi dia mengacak-acak rambutnya kek orang sawan.

Yang pasti dia merasa bersalah karena udah melakukan itu. Dengan bodohnya dia menampar pipi Clara. Kenapa dia melakukan hal sebodoh itu sih! Kesal Amara tuh jadinya ke diri sendiri.

Amara menggigit bantal kuat-kuat. Meluapkan kekesalannya yang terlalu bodoh melakukan itu pada Clara.

"AMARA BEGO!!!"

She dan Anin yang baru membuka pintu kaget setengah mati mendengar teriakkan Amara. Kedua bocah itu masuk sambil bawa martabak manis kesukaan mereka bertiga. Mereka berdua duduk ditepi kasur.

"Lo kenapa deh, Mar? Sawan atau udah sinting teriak-teriak kek orang gila." Cetus She yang aneh liat sahabatnya. Di angguki oleh Anin.

"Diem lu boncel!"

Amara malah melemparkan bantal terkena muka She membuat gadis itu mendengus. Dia kan hanya bertanya bukan mengajak berantem. Amara yang lagi asik rebahan ikutan duduk.

"Tumben kalian berdua maen malem-malem ke rumah gue?" Heran Amara.

"Lo tanya aja sama gebetan Bintang!! Tiba-tiba..."

Tok!!

Belum sempat She lanjutin perkataanya udah di takol duluan sama Anin. Sedangkan She hanya bisa mendelik tidak berani melawan singa barongsai macem Anin yang galaknya mengalahkan ombak samudra.

"Rumah gue sepi! Bokap sama nyokap lagi ngelamar kak ibel." Jawab Anin memberitahu alasan mereka malam-malam begini ke rumah Amara.

"Ehh,, kak Raihan sama kak ibel mau nikah?"

"Hooh!"

"Wahh, emang cocok sih mereka berdua!"

Amara makan martabak ikutan She yang udah ngabisin 3 loyang.

"Bukannya waktu zaman kelas 10 lo jadi bucin kak Raihan, Mar?" Tanya She terkekeh mengingat awal pertama mereka main ke rumah Anin, dulu.

"Yehh,, itu mah dulu, sat! Yang dulu biarlah berlalu. Kalo kata Bintang mah mending kita menata masa depan."

BAPER {SELESAI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang