"Setiap yang bertemu pasti akan berpisah, setiap yang datang pasti akan pergi!"~Him~
"Perasaan dan emosi itu sama halnya seperti aliran air sungai, bisa meluap sewaktu-waktu jika terlalu lama dipendam."
~Author~
WARNING!!
Part ini mengandung bawang, just enjoy it!Jangan lupa pencet tanda bintang di bagian pojok kiri bawah ya Readers, gak bayar kok.
Happy Reading guys 😉💓
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
***"Rara!" Panggil seorang pria paruh baya lembut pada seorang gadis yang sedang terduduk di sebuah taman yang begitu hijau dan asri dengan tatapan kosong ke depan.
Pria yang memakai pakaian serba putih disertai dengan cahaya yang dapat menyilaukan mata siapa saja yang melihatnya berjalan mendekat ke arah gadis tersebut.
Deg
Gadis tersebut terkesiap mendengar suara yang sangat familiar sekaligus sangat dirindukannya selama ini. Ia membalikkan badannya menghadap ke sumber suara, saat itulah air matanya jatuh tak terbendung, lututnya seakan lemas tak mampu lagi menopang berat badannya sendiri.
"Pa..pa?" Ucapnya terbata dengan air matanya yang masih terus saja mengalir.
Pria paruh baya tersebut tersenyum hangat menatap ke arah putrinya yang sudah tumbuh dewasa.
Gadis tersebut berlari mendekat ke arah cahaya putih tersebut, dengan ragu ia menjulurkan sebelah tangannya hendak menyentuh sosok ayahnya tersebut, ia takut cahaya itu hilang saat ia menyentuhnya.
"Rara gak mau peluk papa?" Ucap pria paruh baya tersebut dengan suara baritonnya namun terdengar begitu lembut di telinga gadis tersebut.
Gadis tersebut langsung menghambur ke pelukan pria paruh baya tersebut, memeluknya erat seolah tak ada hari esok.
"Hiks...Papa kemana aja?" Ucap gadis tersebut dengan isakan dan suara parau dibalik pelukan ayahnya tersebut.
"Papa gak kemana-mana, papa selalu ada di dekat Rara" ucap pria tersebut sambil mengelus puncak kepala putri semata wayangnya tersebut.
"Kenapa papa ninggalin Rara? Hiks...hiks" Ucap gadis tersebut sembari sedikit melonggarkan pelukannya, ia menatap mata Hanzel ayahnya yang begitu mirip dengan miliknya.
"Papa gak pernah ninggalin Rara" ucap pria tersebut lembut, ia menghapus jejak air mata di pipi putrinya tersebut.
"Jangan pergi lagi ya? Rara takut sendirian lagi" Pinta gadis tersebut dengan tatapan memohon, ia menatap dalam mata ayahnya tersebut.
Pria paruh baya tersebut menatap mata putri kecilnya yang sudah tumbuh dewasa tersebut dengan sorot mata tenang, sebelum kembali berkata.
"Setiap yang bertemu pasti akan berpisah Ra, setiap yang datang pasti akan pergi!" Jelas Pria paruh baya tersebut dengan nada yang terdengar begitu tegas dan sendu secara bersamaan.
"Tapi Rara gak suka ditinggal sendirian lagi! Gak ada yang peduli sama Rara, mereka semua sibuk sama urusan mereka masing-masing! Rara mau ikut Papa!" Ucap gadis tersebut menatap mata ayahnya tersebut dengan bersungguh-sungguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Queen
Teen Fiction"Lo itu kayak bunglon!" Ujar cowok bermata teduh tersebut memecah keheningan. Kheira mengerutkan keningnya medengar ucapan cowok tersebut. "Kadang dingin plus cuek, kadang childish banget, kadang baik, kadang juga nyebelin banget!" Ucap Arkan menata...