"Jangan pernah terlalu berharap pada manusia, karena sudah terbukti, rasanya begitu menyakitkan"
~Kheira Putri Alatas~
Happy Reading guys 💓💓
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.***
Kedatangan Varo sebagai murid baru di SMA Kesuma Bangsa, lebih tepatnya di kelas XI MIPA 3, telah membawa dampak yang cukup signifikan terhadap suasana kelas saat ini, setelah kepergian pak Abdul beberapa saat yang lalu, suasana kelas terdengar lebih heboh, mulai dari para siswi yang bergerombol membentuk grup gosip dan ada pula beberapa siswa yang bodo-amatan terhadap kedatangan cowok tersebut.
Karena hari ini adalah hari pertama sekolah, jadi mereka mungkin saja akan mendapatkan jam kosong seharian penuh.
"Eh, kok nama si anak baru itu terasa familiar ya di telinga gue?" Ucap salah seorang siswi
"Hmm, iya sih, kayak pernah denger gue, tapi dimana ya?" Balas siswi yang lainnya.
"Ovendra, ovendra, oven itu tempat pemanggangan itu bukan sih?" Tanya salah seorang cewek dgn tampang seolah sedang berpikir
"Iyain-iyain!"
"Aldevaro Ovendra... Hmmm... Ovendra..." Ucap seorang gadis lainnya sambil menunjuk dagunya sendiri dengan telunjuk kanannya.
Tak lama gadis tersebut membelalakkan matanya selama teringat dengan sesuatu
"Jovano Ovendra!! Jangan-jangan dia adeknya kak Vano yang kelas 12 itu!" Ucap gadis tersebut yang mengundang perhatian dari beberapa siswa di kelas tersebut.
"Iya kayaknya!"
"Ah iya, bisa jadi sih! Gak penting juga sih dia adeknya kak Vano atau bukan, yg pasti dan penting stok cogan di kelas kita bertambah!" Ucap salah seorang gadis, namun tak lama ia membekap mulutnya sendiri karena diperhatikan oleh para penghuni kelas tersebut.
Sedangkan Kheira yang mendengarkan ucapan para cewek tersebut hanya diam, diam-diam menyimak. Tentu saja ia tau, bahwa Varo adalah adik dari Jovano Ovendra-- kakak kelasnya yang biasa dipanggil Vano. Memang apa yang tidak Kheira ketahui tentang Varo? Kecuali ya, bagaimana perasaan cowok tersebut terhadapnya, Kheira tak pernah tau.
***
Masih dalam ruangan yang sama, tampak seorang cowok diinterogasi oleh beberapa cowok, ah tidak, lebih tepatnya diajak berkenalan oleh para cowok sekaligus penghuni lama kelas tersebut.
"Lo kenapa pindah ke Jakarta var?" Tanya Rean pada Varo setelah perkenalan singkat mereka tadi, entah mengapa mereka bisa akrab dengan begitu cepat.
"Var, var, varrah? Panggil oven aja lah! Lebih enak!" Celetuk Bambang
"Panggil Varo aja!" Balas Varo
"Okedeh!" Balas Rean dan Bambang serempak, kedua cowok tersebut lalu saling tatap, merasa aneh dengan kekompakan mereka.
"Jadi kenapa?" Tanya Rean lagi.
"Nyari suasana baru aja sekaligus ada suatu hal yang harus gue selesaikan!" Balas Varo lalu tersenyum tipis lalu melirik gadis didepannya sekilas.
"Kayaknya lebih enak di Bandung deh! Lebih adem!" Balas Bambang yang dibalas anggukan oleh para cowok lainnya.
"Hmm tergantung sih!" Balas Varo. Ia kemudian menatap ke sekeliling kelasnya tersebut, tak jauh dari tempat ia duduk sekarang, tampak Kheira dan Fanny yang sedang berbicara, entah membicarakan apa, Kheira dengan tampang datarnya dan Fanny yang terlihat begitu antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Queen
Teen Fiction"Lo itu kayak bunglon!" Ujar cowok bermata teduh tersebut memecah keheningan. Kheira mengerutkan keningnya medengar ucapan cowok tersebut. "Kadang dingin plus cuek, kadang childish banget, kadang baik, kadang juga nyebelin banget!" Ucap Arkan menata...