22.misyou and happy

1 1 0
                                    

"Apa ada yg ket.."

GREB


Sindi terkejut akan dekapan seorang lelaki yg kini tengah memeluknya erat.
Nyaman itulah yg sindi rasakan,sudah lama sekali tidak merasakan dekapan seperti ini.

Pelukan itu melongar dan kini telapak tangan Satya sudah menangkup wajah Sindi dengan tatapan yg intens.

"Kakak bete sama kamu" ucap Satya sambil melepas tangkapannya dan langsung cemberut, membuat Sindi yg melihatnya tersenyum.

"Iiihh gemes deh"balas Sindi sambil mencubit kedua pipi Satya.

Kini intens Satya terlihat jelas bahwa ia sedang kuatir. "Kalau sakit bilang, jangan buat kakak kuatir" lagi² Sindi tersenyum dan mengangguk.

"Apa yg sakit? Kita kerumah sakit ya"tanya Satya lagi, lagi- lagi hal ini membuat kedua sudut terangkat dan membuat lengkungan.

"Sindi baik kak"

"Masuk dulu yuk kak" ajak Sindi dan masuk kedalam rumahnya, tak lupa ia membuka pintu lebar-lebar.

Kini Satya tengah menyuapi Sindi dengan bubur yg dibawanya tadi, Sindi memakannya dengan lahap.

Lagi dan lagi Sindi dibuat tersenyum oleh Satya dengan perlakuan manisnya.

"Udah lama banget, terakhir waktu mama masih ada" batin Sindi yg merasakan kasih sayang dari seorang Satya dan juga mamanya.


"Kak"

"Hah! Kenapa"

"Makasih buat semuanya,hari ini Ara ngerasain bahwa mama ada disini.udah lama Ara engga ngerasain perhatian yg seperti ini, semenjak Mama pergi"

Sindi terlihat sendu menceritakan semua yg ia rasakan,rindunya dan bahagianya sunguh ini tak bisa ia lakukan.

"Udah tenang disini ada kakak yg jagain kamu, kamu jangan sedih,dan jangan pernah ngerasa kalau kamu itu sendiri.kakak tau kamu orang yg susah buat terbuka dengan orang,tapi tolong kalau ada masalah kamu cerita ke kakak"

Sindi terkekeh atas apa yg diucapkan kakak kelasnya itu.

"Ara engga ada masalah kak, semuanya berjalan dengan lancar kok"ucap Sindi dengan tersenyum,namun tidak dalam hatinya.

"Cih, kagak ada masalah dari mana kemarin baru aja lu berantem sama mama tiri Lo hah! Gila"

"Oke kakak percaya sama kamu"

"Kakak pulang ya, kalau kamu mau sesuatu kamu telepon aja kakak"lanjut Satya yg kini sudah berada diluar rumah Sindi hanya mengangguk dan melambaikan tangannya ketika Satya sudah jauh.

Ingin rasanya Sindi mengutuk dirinya sendiri,atas apa yg diucapkannya tadi ingin sekali ia berteriak dihadapan Satya mengatakan bahwa dirinya kini sangat sangat buruk.

"Capek ya hidup jadi manusia,mau jadi batu aja"ucap Sindi sambil menatap langit kamarnya,dia lelah lelah hidup penuh kebohongan.sekali ia berbohong pasti seterusnya akan seperti itu.

Huh Sindi memilih mengubah posisinya menjadi duduk.

"Huwa besok gimana,gila aja kalau tiba-tiba ketumu papa disekolah"Sindi bingung haruskah dia tak sekolah lagi,dan tak bekerja lagi.namun lagi-lagi ia merasa tak enak dengan Dias.

Derita Hati Sindi!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang