20. Reunion [II]

67 10 1
                                    

18.30 (Inggris Raya)
-25 Mei 2018-











Shiya berada di kamar yang sama dengan Nana dan Yilmaz. Kedua temannya itu tengah mengistirahatkan dirinya, sementara Shiya duduk di sofa dekat jendela kamar mereka.

 Kedua temannya itu tengah mengistirahatkan dirinya, sementara Shiya duduk di sofa dekat jendela kamar mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan sambil melihat suasana malam kota London, Shiya terdiam memegang ponselnya. Sebenarnya tadi ia ingin menghubungi Jaemy setelah memberi kabar pada orang tuanya bahwa ia sudah tiba di London beberapa menit lalu, hanya saja, tiba-tiba rasa ragu muncul dalam dirinya. Shiya kembali membuka layar ponselnya, hanya tinggal menekan satu tombol untuk menghubungi Jaemy, namun niatnya kembali ia urungkan.

Shiya kembali teringat momen saat di pesawat tadi. Dimana ia duduk di sebelah Jeno dan temannya itu tertidur. Kepala Jeno beberapa kali jatuh ke depan, hingga saat ia terbangun karena merasa tak nyaman dan melihat Shiya disampingnya,

"May i borrow your shoulder?"

Shiya masih ingat betul tadi ia mengangguk begitu saja. Ia merasa tak tega melihat Jeno yang sepertinya kelelahan. Memang benar tak ada percakapan penting antara mereka berdua di pesawat tadi, hanya saja, setidaknya 7 jam tadi ia lalui dengan terjaga sementara Jeno tidur menyender pada bahunya.

Knock~knock~

"Iya?"

"We have a dinner time at 7 p.m, don't miss it!"

"Okay, we'll come soon!"

Suara keras dari balik pintu membuat Shiya juga harus membalasnya dengan sedikit berteriak. Ia tau, itu suara Kak Nicki. Denga segera, Shiya membangunkan Nana dan Yilmaz yang tampak tak terganggu sama sekali meski tadi ia sempat berbicara dengan nada yang keras.

"Kalian gak bangun gue tinggal nih!"

"Aduh Shiya berisik ih,"

Shiya bergidik, suara Yilmaz benar-benar seperti orang bangun tidur, "Makan malam woy makan malam!"

Nah, dengan mengatakan hal itu, kedua sahabatnya sontak bangun seketika. Meski sempat makan beberapa camilan tadi, tidak bisa dipungkiri rasa lapar memang cepat merambat pada mereka.

"Yok lah!"

"Dih, cuci muka kek atau kumur-kumur dulu, jorok banget kalian berdua."

"Aduh Shiya, this is London, orang mandi aja jarang disini."

"Ini bukan musim dingin."

"Hm, iyadeh iya Shiya kan perfeksionis banget iya gak, Na?"

Nana memutar bola matanya menggumamkan sesuatu entah apa lantaran enggan beradu bacot dengan Shiya dan Yilmaz. Ia tau, jika dirinya bergabung, mereka akan melewatkan jam makan malamnya.

Di london, bulan Mei akhir merupakan waktu pergantian musim dari semi ke panas, wajar saja jika udara disana sedikit membuat gerah. Tak salah jika tadi Shiya meminta sahabatnya untuk berbenah diri terlebih dahulu, karena diluar ruangan, mereka akan cukup mudah berkeringat.
~•~





DIPELUK WAKTU // NCT x (G)IDLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang