13. Sebuah Pengakuan

105 15 1
                                    

Di basecamp 7, Jaemy tampak tengah diam mengamati apakah kekasihnya ada di dalam sana atau tidak. Ia sejak tadi ingin sekali masuk ke dalam namun takut mengganggu kenyamanan para peserta. Alhasil, Jaemy hanya menunggu di depan basecamp saja.

Bukan tanpa alasan ia mencari Shiya, pasalnya, tadi Jaemy sempat melihat Nana di sekitar lobby bersama Yarez. Ia tak sempat menanyakan dimana Shiya pada keduanya karena Jaemy masih harus melakukan beberapa tugas kepanitiaan lainnya.

Cukup lama ia menunggu, Jaemy memutuskan untuk masuk saja ke dalam basecamp. Namun belum sempat ia menapakkan kaki ke dalam, salah seorang dari penghuni basecamp tersebut keluar.

"O-oh, permisi.."

Remaja berwajah manis tersebut menoleh begitu merasa Jaemy tengah mengajaknya untuk berbicara, "Ya? Lo manggil gue?"

"Iya."

Reyhan. Remaja manis tersebut adalah Reyhan, teman Jeno dari SMA nya.

"Lo panitia disini, kan?"

"Iya, nama gue Jaemy."

Reyhan tersenyum mengangguk, "Reyhan Juniawan dari SMA Dreamzen Heaven Military. Salam kenal, Jaem."

Keduanya berjabat tangan. Tampak cukup canggung dilihat sekilas.

"Oh iya, tadi lo manggil gue, ada apa?"

"Lo dari SMA yang sama kayak Jeno. Itu berarti lo tau temen-temennya Jeno tadi ke basecamp lo, kan?"

Reyhan mengernyit bingung, "Lo kenal Jeno?" anggukan dari Jaemy justru membuat Reyhan semakin bingung saja. Seingatnya tadi saat teman-teman Jeno ke basecamp, ia tak melihat wajah Jaemy sama sekali.

"I-iya sih, tadi ada temen-temennya dia ke basecamp. Kenapa memangnya?"

"Ada Shiya?"

"Shiya?"

Mendengar nama tersebut, pikiran Reyhan tak hanya tertuju pada saat dimana pertama kali ia bertemu dengan gadis itu di gerbang registrasi tadi. Melainkan jauh dari itu. Tepatnya, saat dulu Jeno menceritakan sosok cantik tersebut dengan bangga pada teman satu baraknya.

Dan seketika, Reyhan ingat bahwa tadi, Jeno mengajak Shiya untuk keluar setelah bertemu dengan teman-temannya yang lain.

"Oh! Tadi Shiya-"

"Pulang."

Itu bukan jawaban Reyhan.

Jaemy dan Reyhan kompak menoleh ke arah suara yang secara tiba-tiba masuk dalam obrolan mereka.

"Pulang? Kok gue gak tau?"

"Anu, t-tadi dia keliatan keburu-buru banget, makanya gak sempet kabarin lo kayaknya."

Reyhan semakin menautkan kedua alisnya bingung tatkala Haris, orang yang tiba-tiba muncul dan menjawab dimana Shiya tersebut mengucapkan alasan yang jelas bertolak belakang dengan fakta. Reyhan yakin, Haris tengah berbohong. Namun, ia memilih diam karena takut salah bicara.

Namun beberapa saat kemudian, Reyhan mengangguk pelan begitu mengingat bahwa wajah Haris tak asing baginya.

"Cowok ini salah satu temennya Jeno yang tadi ke basecamp. Tapi, kenapa dia harus bohong kalau Shiya lagi sama Jeno?" ujar Reyhan membatin.

"Emangnya dia kenapa pulang, Ris?"

"Gatau, mungkin ada urusan sama keluarga atau siapanya gitu dirumah."

"Tapi kan-"

"Udahlah, yang penting gue udah kasi tau lo ya Shiya dimana, gue balik ke ruang panitia dulu."

DIPELUK WAKTU // NCT x (G)IDLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang