17. Suara dari Rasa

57 13 0
                                    

Hari demi hari berlalu. Ujian kelulusan sudah selesai dilakukan oleh semua siswa tingkat akhir Indonesia, hanya tinggal menunggu pengumuman saja.

Menunggu saat-saat menegangkan tersebut, Shiya dkk saat ini tengah berkumpul di salah satu warung pinggir jalan yang sudah sering menjadi tempat tongkrongan mereka. Seperti namanya, saat ini mereka tengah menikmati makanan dan minuman sederhana sembari duduk beralaskan trotoar jalan. Mereka sejak tadi berbincang ini dan itu serta membahas mengenai akan kemana nanti setelah lulus SMA.

Haris memilih untuk melanjutkan ke STIP, Jaemy yang akan mendaftar TNI-AL, sementara Yarez akan meneruskan bakatnya sebagai seorang atlet.

Lain halnya dengan geng cewek, Nana akan melanjutkan pendidikannya di Citizen University Bali namun masih bingung ke jurusan apa, sementara Shiya ke jurusan kedokteran SM University of Jogja, dan Yilmaz yang akan melanjutkan ke STAN pusat, di Jakarta.

"Itu artinya kita bener-bener bakal mencar banget nih, cuy.."

"Iyalah Rez, hidup kita kan gak semata-mata berhenti setelah lulus SMA doang. Kalau gak kerja dan sukses, anak sama bini gue makan apaan ntar," celetuk Haris menjawab seadanya.

"Yilmaz kan irit bro, aman lu kalau sama dia."

"Dih," entah apa yang ada di pikiran Yilmaz hingga menjawab dengan entengnya perkataan Jaemy.

"Babe, you don't want to get married with me?"

"C'mon guys, this is awkward, why do we need to talk about married? We don't even know about the result of the exam."

"Shiya's right!"

Nana terkekeh sembari meminum susu hangat dan memasukkan satu potong pisang goreng yang tadi mereka pesan untuk dimakan bersama. Entah kenapa sekarang dirinya merasa percakapan mereka akan segera berubah seiring dengan berjalannya waktu.

"I'm gonna miss our moment." Nana berujar dengan penuh perasaan.

"You guys should be together as you were."

Jawaban Jaemy atas apa yang Nana ucapkan membuat teman-temannya menatap ke arahnya bingung.

"Iya, kalian. Yarez, Haris, Jeno, Nana, Shiya, Yilmaz. Gue udah tau kok soal masa lalu kalian berenam.."

"Wait, what?"

Jaemy sedikit terkejut karena Haris justru menanggapinya dengan nada yang terkesan sangat-sangat terkejut.

"Pertemanan kalian berenam."

"Itu cuma julukan masa lalu karena kita seperti dibagi dalam 3 anak laki-laki dan 3 anak perempuan, Jaem."

"Iya, Na, gue tau.."

"Sama aja kayak kita sekarang, we don't need to comparing our past. Let's just talk about future, that must be more interesting." Ujar Shiya final.

Yarez yang merasa arah pembicaraan mereka mulai tak nyaman pun berpura-pura untuk mengambil botol air minum di mobilnya, tak lupa ia sempat memberi kode pada Haris untuk menyusulnya ke mobil.
~•~



"What the hell was that?"

"You think?"

Yarez menghela nafas kasar, "Menurut lo dia tau?"

"Soal apa? Jeno dan Shiya? Jadi menurut lo Jaemy udah tau kalau mereka berdua punya cerita lama yang belum selesai, gitu?"

Yarez diam. Ia sungguhan mengambil botol minum di mobilnya dan meneguknya sampai habis. Ia kembali menarik nafas dan menatap Haris intens.

"Lo di pihak Jeno, kan?"

"What the f*ck do you mean? Lo nuduh gue main kubu sekarang?

"Lo pikir gue gak liat cara lo bicara sama Jeno di kantin hari itu?"

DIPELUK WAKTU // NCT x (G)IDLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang