6. Rasa yang Tak Berkesudahan

179 19 0
                                    

"Tumben naik sepeda, motor kamu dimana?"

Pagi itu di hari senin, Shiya dibuat bingung dengan Jaemy yang datang menjemputnya dengan menggunakan sepeda.

"Selamat pagi,"

"Hm iyaiya selamat pagi, motor kamu mana?"

"Gak suka naik sepeda?"

"B-bukan gitu, ya aneh aja biasanya kan kamu naek motor, Jaem."

"Di servis. Katanya sih gak sampe sehari, eh taunya antreannya panjang, jadilah motor aku baru selesai besok."

"Oh yaudah deh, ini aku bonceng nih?"

"If you wanna ride this?"

"No, thanks."

Pasangan muda itu tertawa dengan gurauan renyah di pagi hari ala mereka berdua. Jaemy selalu merasa beruntung mengingat bahwa Shiya tidak pernah menuntut apapun darinya. Gadis itu selalu menerimanya bahkan mencintai dirinya dengan mengesampingkan segala kekurangannya saat ini.
~•~


Di kelas XII MIPA 7.

"Maz, gue mau cerita nih, tapi kayaknya Haris udah cerita juga sama lo."

Yilmaz yang baru saja mendudukkan dirinya di bangku, menoleh kearah Yarez yang duduk di deretan bangku paling kanan.

"Soal apa Rez?"

"Haris belum cerita apapun sama lo?"

Gadis yang menjadi lawan bicaranya itu tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya menggeleng cepat.

"Kemaren tuh gue keluar kota, jadi gak jalan sama Haris."

"Di chat?"

"Enggak ada, biasa aja nanya kabar. Ada apaan sih? Kepo nih gue."

"Jeno bakal gabung acara SASC."

Senyuman sinis terukir di bibir Yilmaz, "Ck, bercanda lo."

"Gue serius, Jaemy yang bilang."

"Kok Jaemy sih, dia kenal sama Jeno?"

"Secara singkatnya iya. Tapi mereka kenal karena gak sengaja."

"Ngaco lu Rez.."

"Lo gak percaya sama gue?"

"Ya menurut lo aja sih, si Jeno itu udah nggak ada kabar sejak 2 tahun terakhir."

"Tapi dia gak ngilang gitu aja Maz." Yarez terlihat berusaha meyakinkan, "Dia kembali. Dan menurut gue di tau Shiya disini, makanya dia gabung sama event sekolah kita."

Yilmaz tampak tertawa meremehkan, "Lo gilak ya? Shiya udah bahagia sama Jaemy. Dan gue rasa, perasaan Shiya sama Jeno itu udah lama gak ada."

"Lo itu sahabatnya Maz, masa iya lo gak tau bedanya orang yang emang bahagia sama yang cuma pura-pura bahagia? Shiya belum move on."

"Cukup. Maksud lo apa ngomong gini? Jaemy itu juga sahabat kita, apa lo tega nyakitin perasaan dia? Gue yakin Shiya pun gak akan setega itu."

"Tapi maksud gue~"

"Gue bilang cukup Rez! Inget, jangan pernah bahas hal tentang Jeno lagi di depan Shiya."

Yilmaz beranjak keluar dari kelasnya. Ia takut tidak bisa menahan emosinya di hadapan Yarez. Rasanya dia juga turut merasa sakit hati mengingat bagaimana Shiya dulu. Shiya yang bahkan tidak bisa lagi membuka hatinya untuk orang lain. Shiya yang sempat menjadi pribadi lain hanya karena perasaan rindu tak berujung. Yilmaz tidak mau Shiya kembali dalam posisi tersebut. Namun di sisi lain, ia tau dan sangat paham, Shiya itu sangat mencintai Jeno. Dan mungkin sampai detik ini.
~•~


DIPELUK WAKTU // NCT x (G)IDLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang