Jungkook berlari keluar mobil sekencang mungkin, menerobos kerumunan orang yang sedang menatap Lisa. Jungkook berlutut, ia mengusap pipi gadis itu pelan dan sedikit menepuknya. "Lisa-ya ini aku... kumohon sadarlah sebentar." Ucap Jungkook dengan nada bergetar. "Lisa-ya...." Ulang Jungkook. Pemuda itu menggigit bibir bawahnya, kemudian menatap orang yang berkerumun. "Kalian sedang apa?! Cepat panggilkan ambulans!"
🌌🌌🌌
"Lisa-ya kumohon sadarlah...." Jungkook mengepalkan tangannya kuat-kuat, menunggu dengan cemas didepan ruang ICU, tempat dimana Lisa dibawa oleh petugas medis saat datang ke rumah sakit. Pemuda itu mengusap wajahnya, sesekali meremas rambutnya dengan gusar. Sungguh. Ia cemas sekali. Melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana kejadian Lisa saat tertabrak mobil hingga jatuh seperti itu, membuatnya begitu lemas, hilang kata-kata, dan seketika otaknya berhenti berpikir. Sungguh tidak akan menyangka akan terjadi hal seperti itu. Dan, yang membuatnya begitu terkejut ketika menyadari bahwa kejadian itu adalah kejadian yang dilihatnya di mimpi, juga mimpi yang Lisa ceritakan.
Jungkook merasa, sepertinya sejak Lisa menceritakan soal mimpinya, gadis itu tampak agak berbeda. Dia jadi terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu, dan meski tetap ramai seperti biasanya, tapi dalam dirinya seperti menutupi sesuatu. Apa gadis itu takut dan kepikiran? Dan apa Lisa sudah menduga ini akan terjadi? Makanya saat menginap di rumah Jungkook semalam, gadis itu bertanya, bagaimana kalau dirinya meninggalkan Jungkook?
Jungkook menunduk, mengusap wajahnya pelan. Ternyata seperti inikah rasanya ketika melihat orang yang di cinta celaka? Hatinya rasanya remuk, sakit, sesak, bercampur dengan kepanikan yang luar biasa. Jadi, seperti inikah perasaan Lisa waktu melihatnya celaka? Jungkook menggelengkan kepalanya pelan. Lisa pasti akan baik-baik saja.
Beberapa menit Jungkook menunggu, pada akhirnya, seorang dokter keluar ruangan untuk menemuinya. Jungkook segera berdiri, siap menyerbu sang dokter berbagai pertanyaan perihal gadisnya.
"Dok...."
"Saat ini kondisi jantung pasien normal. Namun beberapa bagian tubuhnya mengalami luka, serta patah pada bagian kakinya. Namun luka dikepala cukup serius. Jadi, kami akan mengambil tindakan operasi."
"Tolong lakukan apa saja dok. Saya mohon."
"Baik, kalau begitu tolong disetujui surat untuk tindakan operasi pasien."
"Baik."
.
.
Jungkook membuka pintu ruang ICU itu dengan perlahan. Lisa sudah selesai menjalankan operasi. Hanya operasi kecil, dan untungnya, operasi berjalan dengan lancar.
Jungkook berdiri di sisi tempat tidur, menatap Lisa sendu. Penampilan pemuda itu kini sudah tidak beraturan. Wajah dan tubuhnya basah akibat berkeringat. Rambutnya acak-acakan, serta mata yang lembab karena tak sadar, pemuda itu menangis mencemaskan Lisa. Jungkook mendudukkan dirinya di sebuah kursi, meletakkan satu buket bunga lily berwarna putih dan kuning, warna kesukaan Lisa, serta paper bag kecil di sisinya.
Jungkook tersenyum tipis. "Lisa-ya kau cantik sekali hari ini." Pemuda itu mengusap rambut Lisa pelan. "Padahal aku sudah tidak sabar ingin bertemu denganmu dan memelukmu seperti yang kukatakan di telepon." Ucapnya. "Tapi ternyata tidak bisa ya?"
"Maaf, memang seharusnya, setelah aku selesai bertemu dengan Pak Hyunsoo, aku langsung pulang dan segera menjemputmu supaya kau bisa pergi bersamaku. Tapi aku ingin memberimu kejutan dan hadiah. Makanya setelah itu, aku pergi untuk membeli buket bunga ini dan juga ini." Jungkook mengangkat paper bag-nya. "Aku melihat sebuah kalung dengan liontin bunga Lily. Kupikir kalung ini akan cocok denganmu. Waktu itu kau juga bilang padaku kalau kau suka bunga Lily kan?"
Jungkook mengambil kotak kalungnya dari dalam, kemudian membukanya. "Aku akan memasangkannya pada lehermu."
Pemuda itu sedikit berdiri, melepaskan kaitan kalung itu, kemudian memakaikannya pada leher Lisa. Jungkook tersenyum. "Seperti dugaanku, cantik."
"Lisa-ya. Bagaimanapun keadaanmu, aku akan selalu menemanimu. Aku akan menemanimu seperti kau yang terus menemaniku waktu itu." Jungkook mengecup kening Lisa. "Aku mencintaimu."
🌌🌌🌌
Jungkook mengerjapkan matanya perlahan. Hari sudah pagi. Tak terasa, dirinya tertidur semalam. Pemuda itu mengangkat tubuhnya, ingin memastikan kondisi Lisa. Apakah gadis itu sudah sadar? Namun ternyata, Lisa masih terlelap. Baru saja Jungkook beranjak untuk memanggil dokter, seorang dokter masuk bersama satu suster di belakangnya.
Dokter itu tersenyum. "Selamat pagi."
"Pagi, dok."
"Izinkan saya mengecek keadaannya ya."
Jungkook mengangguk.
Dokter itu menghampiri Lisa, menempelkan kedua jarinya pada leher Lisa tepat di tempat denyutan nadinya. Kemudian mengeluarkan senter berukuran kecil dan mengarahkannya pada mata Lisa yang dibuka, memberikan beberapa ketukan dan tekanan kecil pada beberapa bagian tubuh Lisa. Sementara sang suster memeriksa aliran infus dan beberapa alat lainnya.
"Saat ini pasien mengalami koma. Sepertinya di karenakan cedera pada bagian kepalanya. Kami akan memeriksa keadaannya lebih lanjut." Dokter itu tersenyum.
Jungkook manggut-manggut kecil. Koma? Meski Jungkook sudah menduganya, tapi dirinya tidak mau mendengar hal itu.
"Kami tidak dapat memprediksi sampai kapan gadis itu akan mengalami koma, namun kami akan mencoba memberinya pengobatan yang terbaik."
"Baik, terima kasih dok."
Setelah dokter dan suster itu pergi, Jungkook kembali menghampiri Lisa. Menatap gadis itu. Ia duduk di sisi ranjang, kemudian menggenggam tangan Lisa kuat. "Aku akan menemanimu."
🌙🌙🌙
Nah kan gantian 🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAGEDY | LIZKOOK ✔️
Fiksi PenggemarSuatu kejadian tragis yang menimpa seorang Jeon Jungkook, membuatnya harus terbaring lemah di rumah sakit selama hampir tiga bulan, dan membuatnya kehilangan ingatannya. Namun, setelah bangkit dari komanya, entah kenapa dia terus memimpikan seorang...