"A... awh!""P... pelan-pelan, pelan-pelan." Jungkook mendudukkan Lisa di atas sofa dengan hati-hati. Kaki Lisa yang patah tidak bisa di tekuk, jadi harus selalu di luruskan.
"Terima kasih."
"Kau makan dulu ya. Supaya bisa cepat minum obat." Jungkook bangkit dan pergi ke dapur. "Aku sudah membuat sup ayam. Kuharap rasanya tidak buruk."
"Oh? Kau bisa memasak??" Tanya Lisa. Gadis itu memperhatikan Jungkook dari ruang TV.
"Tentu saja."
"Keren!"
Jungkook tersenyum tipis. Ia membawakan semangkuk sup ayam pada Lisa, juga segelas air putih. "Ayo makan dulu." Jungkook duduk di sisi Lisa, menyendokkan sup itu, bersiap menyuapi Lisa.
"Ah. Biar aku saja!"
"Tak apa. Ayo buka mulutmu." Jungkook menyodorkan sendok tersebut pada Lisa.
Lisa diam sebentar, namun gadis itu membuka mulutnya.
Jungkook menyuapkan sup tersebut ke dalam mulut Lisa, kemudian tersenyum ketika Lisa melahapnya. "Enak?"
"Eung! Enak! Wahh... kau benar-benar jago!" Lisa mengacungkan jempolnya.
Jungkook terkekeh pelan. Lisa ikut tertawa.
"Sudah. Biar kulanjutkan sendiri! Yang sakit kan kakiku, bukan tanganku! Aku bisa makan sendiri!"
"Tidak apa, biar aku saja." Jungkook kembali menyendokkan sup. "Kalau kau makan sendiri, lalu apa yang kulakukan?"
"Ehmm.... kau bisa duduk dan menonton TV?"
"Bagaimana kalau menatapmu saja?"
"Huh?!" Mata Lisa mengerjap.
Jungkook menatap Lisa lekat, sangat berharap bahwa Lisa akan bereaksi sama seperti dulu. Mungkin dengan banyak melakukan hal yang dulu Jungkook lakukan padanya, akan membuat ingatannya perlahan pulih.
"Haha! Sudah, kau nonton saja. Aku akan makan sendiri." Lisa mengambil mangkuk dari tangan Jungkook. Tidak ada ekspresi berbinar, atau salah tingkah. Atau pipi yang langsung kemerahan ketika Jungkook menggombal atau mengatakan hal-hal manis. Ya, Lisa berubah. Sepertinya gadis itu benar-benar lupa.
Jungkook tersenyum kecil. "Baiklah."
.
.
Lisa mendorong kursi rodanya dengan susah payah. Jungkook sedang mandi di lantai bawah, sementara dirinya ingin mengambil obat merah di atas laci. Entah habis bergesekan dengan apa, sekarang luka di lututnya yang hampir mengering kembali terbuka dan mengeluarkan darah. Lisa menghela napasnya pelan. Ini sudah hari ketiga tapi dirinya masih belum bisa menguasai cara menggunakan kursi roda. Selama ini Jungkook yang selalu membantunya. Dan kalau Jungkook sedang melakukan hal lain, gantian Chaeyoung yang membantunya.
Lisa berusaha meraih obat merah di atas lacinya. Tidak sampai. Karena kakinya yang harus terus dengan posisi lurus, membuatnya agak kesusahan. Dan ketika Lisa berhasil menyentuhnya, obat itu malah terguling ke bawah tempat tidur. Lisa meringis pelan. Lututnya terasa sangat perih. Gadis itu buru-buru mengelap darahnya dengan kapas dan meniupnya pelan. "Fuhh.... jangan sakit, dong...."
Tak lama, ketukan di pintu kamarnya terdengar. Pintu terbuka pelan, menampakkan presensi Jungkook disana. Rambut pemuda itu masih basah, sudah memakai baju lengkap, namun handuk kecilnya masih bertengger di pundak pemuda itu. "Kau kenapa?"
"A.... itu.... lututku.... berdarah."
"Berdarah? Bukankah sudah hampir mengering? Kenapa?" Jungkook segera menghampiri Lisa dan berjongkok di depan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAGEDY | LIZKOOK ✔️
Fiksi PenggemarSuatu kejadian tragis yang menimpa seorang Jeon Jungkook, membuatnya harus terbaring lemah di rumah sakit selama hampir tiga bulan, dan membuatnya kehilangan ingatannya. Namun, setelah bangkit dari komanya, entah kenapa dia terus memimpikan seorang...