04. ☁PULANG

29.5K 2K 60
                                    

"RAKA PULANG DENGAN SELAMAT DAN JUGA MEMBAWA KEMENANGAN!! RED CARPET NYA MANA?!!" Pekik Raka, yang mendengar hanya menggelengkan kepalanya. Sudah biasa Raka membuat onar rumah.

Raka merentangkan tangannya di depan pintu utama siap menerima sambutan. Sayang sekali, tidak ada yang menyambutnya.

Raka mengkerutkan keningnya melihat para maid yang sibuk merapikan dan menghias rumah sedemikian rupa. Juga para maid yang naik turun tangga dan masuk ke dalam kamar sampingnya.

Badan cowok itu terdorong akibat didorong keras oleh seseorang dibelakangnya ketika sibuk mentap penjuru rumahnya.

"Santai dong!! Lo pikir ini pin--" ucapan Raka berhenti setelah melihat siapa pelaku yang mendorongnya, menelan salivianya saat pelaku itu menatap nya tajam dan dingin.

Dirumah, semua anggota keluarga harus berbicara yang sopan err malah terkesan formal. Kata gaul dilarang dan yang paling sering keceplosan bicara gaul pasti Raka! Jika sudah keceplosan pasti diceramahi habis habisan. Dengan para saudara lucknat nya yang mengompori dan alhasil bibir sexy nya dapat bogeman mentah dari Albar.

Raka berdehem, "Kenapa enggak bisa santai aja sih, Kak Bar?!"

Yang ditanya hanya menatap datar.

Albarak Geoga Dewantara, si dingin tak tersentuh. Cucu tertua Dewantara, putra sulung Dafis dan Meilda. Pemuda tampan berusia 22 itu adalah pengusaha muda dan tampan yang digemari para gadis yang hanya dibalas dengan tatapan tajam.

Raka yang diacuhkan hanya mendengus kesal, sudah biasa diacuhkan seperti ini.

"Hari ini ada acara ya?" Tanya Raka mengalihkan topik. Albar yang ditanyai pun mengedarkan setiap inci rumahnya. Yang tampak ramai.

Hening diantara Albar dan Raka.

Yang artinya mereka sama-sama tidak ada yang tau apa yang terjadi.

Tubuh Raka sekali lagi terdorong oleh dorongan kuat seseorang.

Memejamkan matanya, meredamkan emosinya. Sabar Raka! Raka kan anak yang baik hati dan tidak sombong! Ucap Raka dalam hati.

"IHHH RAKA!! MINGGIR DONG!! MOMMY MAU LEWAT!!" Ujar wanita paruh baya yang mendorong Raka tadi, Neiza.

Raka mendengus kesal.

Sedangkan dibelakangnya seorang wanita paruh baya terkekeh melihat perdebatan ibu dan anak itu, Levina.

"Biasa kali Mom, enggak usah dorong-dorongkan bisa!" Sungut Raka kesal, gimana enggak kesal. Didorong dua kali dan pelaku enggak mau minta maaf lagi.

"Ngapain juga kamu di depan pintu! Emang pintu ini yang punya kamu apa?!" Balas Neiza tak mau kalah.

"Udah Mbak, Ka. Ayo masuk." Lerai Levina, saat melihat Raka yang akan membalas ucapan Neiza.

Sambil berjalan ke ruang tamu, Levina bertanya. "Gimana pertandingannya? Menang kan?" Sambil menepuk bahu Raka yang melebihi tinggi Levina sendiri.

Belum sempat membalas, Neiza sudah memotongnya dahulu. "Pasti kalah dong! Ya kan, Albar sayang?"

Albar hanya tersenyum miring.

"Dih sok tau banget sih!! Orang anaknya menang kok!!" Sungut Raka sebal.

"Ya santai aja kali, Ka! Enggak usah ngegas!" Ucap wanita lain yang membawa beberapa paperbag diikuti dua maid. Meilda.

Raka mau nanya siapa yang ngegas?!

Kalau Raka ngegas gara gara siapa?!

Ha?! Gara gara siapa?!!

Gefira : Possesive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang