19. ☁ZIDAN KAMU KENAPA?

20.2K 1.5K 101
                                    

Hai ketemu lageeee sama cecan awwww

Thankyou yang udah suport aku, Gefira dkk!

IKAN HIU MAKAN KAYU, I LOPE YOU!

Happy reading beb!

_________________

GEFIRA berbaring lemah di ranjang kamar Rumah Sakit, kejadian yang menimpanya kemarin sangat membekas diingatannya. Ia seperti merasa itu ke dua kalinya mengalami kecelakaan seperti itu, dan dia benar-benar takut.

Kriet

Suara pintu terbuka membuat Gefira mengalihkan pandangannya, didepan pintu ada Albar.

Ya, Albar.

Gefira berusaha duduk, dengan susah payah akhirnya ia bisa duduk dnegan menyender dikepala ranjangm

"Kak Albar," guman Gefira, tangisnya pecah seketika. Dia bodoh, sangat-sangat bodoh. Kecelakaan itu semua karenanya!

Melihat Gefira yang menangis, Albar segera mendekati adiknya itu. Lalu memeluknya erat, untuk menenangkan. Bahu Gefira naik turun membuat Albar khawatir.

"Jangan menangis," ujar Albat lembut, sambil membelai rambut Gefira.

"Maaf," ujar Gefira pelan.

"Untuk apa?"

"Semuanya, karena itu semua salah aku."

"Itu bukan salah kamu," tolak Albar, ini bukan salah Gefira, tapi ini takdir.

Karena kemarin Dafis memberi wajengan kepada Albar dan yang lain, ini semua bukan salah siapun, tapi ini sudah takdir. Sebenernya Albar ingin menolak pernyataan itu, tapi setelah seseorang menekannya dan membuat Albar harus mengalah dengan takdir.

Jangan tanya siapa menekannya itu!

Tentu saja Dokter Ilham!

Dimata Albar, Dokter Ilham hanya dokter yang sok tau dan menyebalkan!

Dengan senyum pongahnya, Dokter Ilham menasehati Albar. "Ini bukan salah siapun, tapi ini kehendak takdir. Bukan berarti kita harus menyalahkan takdir, tapi kita hanya bisa menerima kenyataan. Jadi, jangan salahkan siapun untuk apa yang terjadi."

Mungkin saat itu Dokter Ilham mendengar--ahhh nguping lebih tepatnya-- pembicaan keluarga Dewantara. Dan pas saat Albar keluar dari kamar inap Gefira, Dokter Ilham didepan pintu dengan cengengesan sebelum menasehatinya.

Dengan kesal Albar menjawab sarkas,"Jika sepatu ini melayang ke wajahmu dan aku memecatmu dari sini, apakah kamu akan menerima takdir? Tapi jka kamu tidak menerimanya, jangan salahkan aku maupun takdir!"

Oh oke, Dokter Ilham kalah.

"Ini semua salah Gefira!" Suara Gefira meninggi, lalu melepaskan pelukan Albar. Albar memilih diam, dia tau Gefira sekarang tengah syok. Ia akan membiarkan Gefira mengeluarkan keluh kesahnya.

Nafas Gefira terengah-engah, dia benar-benar kehilangan kendali. Semuanya menumpuk dikepalanya, membuatnya ingin melampiaskan pada apapun.

Gefira menunduk sadar apa yang tadi ia lakukan, dia terlalu emosi. Dia tidak pernah seperti ini!

Suara isakan kecil terdengar dari Gefira, "Ini semua salah Gefira," racaunya.

Gefira : Possesive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang