07. ☁SATU HARI BERSAMA RAKA

29.8K 1.9K 93
                                    

SETELAH sarapan selesai, para pria keluarga Dewantara buru-buru berangkat bekerja, sebelum ucapan Raka menghentikan langkah mereka.

"Raka gk sekolah dulu ya."

"Kenapa gk sekolah? Mau bolos ya?!" Tuding Neilza pada Raka.

"Ck! Gk, Raka cuma pengen ngehabisin waktu sama Gefira." Ujar Raka sebal. Padahl dirinya sudah siap dengan seragam sekolah nya, tapi tiba-tiba ia ingin dirumah bersama Gefira.

"Hari Minggu juga bisa Ka, gk perlu bolos juga." Ujar Danis.

"Ck! Tapi Raka pengen nya sekarang." Decak Raka.

"Dasar!" Cibir Albar, ia sebenarnya juga ingin menghabiskan waktu dnegan adik bungsu nya tetapi ada hal penting yang harus ia urus.

"Ya? Ya? Ya? Boleh ya?" Pinta Raka memelas.

"Gk boleh! Sana cepet berangkat!" Titah Neilza.

Raka berdecak kesal, ia lalu berdiri dari kursi.

"Yaudah deh, Raka vernagkat sekolah dulu." Raka mencium pipi para ibu. Lalu berhenti didepan Gefira, ingin mencium pipi Gefira. Tetapi seseorang mendorong kepala nya menjauh. Lalu mencium pipi Gefura dahulu.

"Aku lebih tua! Jadi kau harus mengalah." Ucap Albar, lalu mengacak-acak rambut Gefira.

"Kakak pergi dulu." Setelah itu Albar pergi.

"Ngeselin banget sih!" Gerutu Raka. Lalu mencium pipi Gefira.

"Nanti sore kita keluar. Oke?" Ucap Raka.

"Oke! Lebih baik kamu cepet berangkat." Ucap Gefira sambil mengangguk.

Raka menyentil dahi Gefira. "Sudah aku bilang, aku lebih tua darimu! Jadi panggil aku Kakak."

"Ya Kakak!" Ujar Gefira gemas.

"Nah begitu! Yaudah aku berangkat dulu." Ujar Raka lalu keluar.

Kini tinggal para wanita yang ada dirumah setelah para lelaki keluar rumah.

"Dasar Raka!" Neilza geleng geleng melihat outra bungsunya.

☁☁☁

Kamar bernuansa biru langit ini dipenuhi oleh tawa Levina dan Gefira.

Gefira tengah menjelaskan apa yang disukai ataupun yang tidak ia sukai. Semuanya apa yang belum diketahui Levina, sesekali melempar gurauan.

Levina senang dan terharu, ia bisa merasakan bagaimana rasamya menjadi seorang ibu. Ia tak akan melewatkan momen ini!

Tok...Tok...Tok

Ketukan pintu mengalihkan atensi perhatian Levina dan Gefira.

"Ini Mbk, Na." Ucap seseorang diluar.

"Masuk Mbk!"  Ujar Levina ketika tau suata siapa, Meilda.

Meilda membuka pintunya lalu menutup lagi. Berjalan ke arah ranjang dengan membawa makan siang untuk ke duanya.

"Ini Mami bawakan makan siang, pasti kalian lupa jika sudah bercanda seperti ini." Ujar Meilda sambil meletakkan nampan di nakas.

Gefira melihat jam dinding, ternyata sudah pukul 2 siang.

"Ah iya Mbk, maaf merepotkan." Ujar Levina sambil tersenyum tak enak.

Gefira : Possesive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang