07

43 4 0
                                    

🤗🤗  Happy reading everyone  🤗🤗

.
.
.
.
.

"Aku pulang"

Meow..

"Louis, dimana Ran?" Tanya Agatha pada makhluk berbulu didepannya, tetapi tidak mendapat jawaban.

"Kemana anak itu? Tidak biasanya dia pergi larut malam" ujar Agatha melihat jam tangannya menunjukkan pukul 10 malam.

Tidak mau pusing, ia langsung pergi ke kamarnya untuk tidur setelah mengunci pintu depan.

.
.
.
.
.

Sementara itu, Rania merasa bingung dengan jalan yang dilewatinya bersama pria itu. Jalan itu bukanlah jalan menuju rumah Tifanny.

"Paman kita mau kemana? Rumah bibi Tif harusnya belok kesana" ucap Rania menunjuk sebuah tikungan yang sudah jauh mereka lewati. Tetapi pria itu hanya diam dengan pandangan lurus ke depan.

"Paman mau membawaku kemana?" Rania mulai takut dengan pria itu yang tiba-tiba menaikkan kecepatan mobilnya.

"Diam saja manis, dan jangan banyak bertanya" ucap Pria itu mengelus lembut kepala Rania.

Semakin takut, Rania melepas seat belt nya, dan berusaha membuka pintu. Melihat aksi Ran yang membahayakan pria itu menepikan mobilnya di pinggir jalan. Rania memanfaatkan kesempatan itu untuk kabur dan berlari dari pria yang mengejar di belakangnya.

"Kau tidak akan bisa lari dariku anak manis!!" Teriak pria itu disertai tawanya.

Dan benar saja, Rania terjatuh disaat dadanya semakin sakit. Wajahnya memucat dengan peluh sudah membasahinya. Pria itu berjalan menghampiri Rania yang sudah meringkuk sembari menekan kuat dadanya.

"Akh... hikss.. kumohon..lepaskan aku..." lirih Rania dengan sisa tenaganya.

"Seharusnya kau tidak berlari dan menyusahkanku manis. Tidurlah sebentar oke?" Pria itu mengeluarkan jarum suntik dari sakunya dan menyuntikannya di lengan Rania.

Perlahan pandangannya mulai memburam dan semuanya menjadi gelap. Pria itu dengan mudah menggendong Rania dan kembali ke mobilnya, melanjutkan perjalanan mereka.

.
.
.
.
.

Pagi ini Agatha dibuat bingung dengan ketidak hadiran Rania. Walau dari semalam ia tidak menemukan si bungsu, ia tidak mengira bahwa adiknya tidak akan pulang sampai pagi menjelang. Gelisah mulai dirasanya, karena tidak biasanya Rania pergi tanpa berpamitan.

"Aku pulang.."

Agatha langsung berlari menuju ruang tengah, berharap Rania pulang. Langkahnya terhenti disertai helaan nafas saat melihat Lia yang datang.

"Kenapa kau menyambutku seperti itu? Kakak tak senang aku pulang?"

"Bukan, kukira Rania yang datang" jawab Agatha mengherankan untuk Lia.

"Memangnya kemana dia?" Tanya Lia. Saat ini mereka sudah duduk di meja makan untuk sarapan bersama.

"Aku tidak tahu, kemarin sebelum aku pergi ke supermarket ia masih ada. Setelah aku pulang dia tidak ada sampai sekarang" jawab Agatha.

FAULT  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang