🦋7

304 42 5
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Selamat Membaca

Cerita You Are Mine Babe

Pukul 17.30 WIB

Yeshta berdecak lelah melihat sang putri yang enak tidur di ranjang empuknya,“Ck-ck-ck. Astaga, bagaimana kalau dia menikah, dia tidak melayani suaminya dengan baik?” tanya Yeshta pada diri sendiri saat melihat wajah lelap Nayeon tertidur.

Oh my god! Nayeon! Bangun! Astaga anak ini, lihat sudah pukul berapa sekarang? Dan kau harus cepat pergi ke kamar mandi, sebentar lagi Papa mu pulang dan kita akan pergi,” tutur Yeshta panjang lebar namun tidak di gubris oleh sang anak.

Yeshta menepuk-nepuk pipi sang anak, “Bangun! Ya ampun, Tuhan turunkan petir untuk anak ini agar ia bangun dari tidurnya,” dramatis Yeshta yang sudah angkat tangan untuk membangunkan Nayeon.

Satu-satunya cara, yaitu menyiram nya. Mau tidak mau harus Yeshta lakukan untuk membangunkan sang anak gadis yang tidak bisa mengontrol diri kapan untuk tidur.

Byur.

“Mama udah bilang sama kamu. Kamu boleh menulis novel, tetapi jangan sampai larut malam. Ingat pelajaran mu juga nak, astaga. Cepat ke kamar mandi. Setelah selesai, panggil Mama,” titah Yeshta lalu keluar dari kamar Nayeon.

“Ck, capek gue. Tolong bawakan gue baling-baling bambu doraemon, supaya gue bisa kabur,” ucapnya yang sudah basah akibat guyuran sang Mama. Mau tidak mau ia harus ke kamar mandi sekarang dan mengikuti keinginan sang Mama.

“Ah, melelahkan sekali hari ini. Entah sebuah firasat gue aja, kalau gue akan ketemu sama cowok nyebelin itu,” ucapnya sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Dengan piyama mandi nya, ia sedikit mengeluarkan kepala nya dari balik pintu, guna memanggil sang Mama.

“Mama! Nana udah selesai mandi!” lapornya dengan sedikit berteriak.

“Iya tunggu aja! Mama bawain dress kamu dulu setelah Mama pakaikan dasi untuk Papa mu,” balas Yeshta dengan berteriak juga.

Detik berganti menit dan menit berganti jam. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malah, hampir setengah delapan malam.

Dengan riasan sederhana yang dipadukan dengan dress putih miliknya.

Perfect,” gumam Yeshta setelah memberikan sentuhan akhir di wajahnya.

Nayeon menatap jengah dirinya. Sungguh, ia tidak suka dengan polesan-polesan warna yang entah apa namanya Nayeon tidak tahu.

“Udah kan Ma? Sekarang bisa kita pergi? Supaya cepat balik, Nana capek soalnya,” penuturan Nayeon mendapatkan jitakan mulus di dahi Nayeon.

“Awh! Sakit Ma, salah Nana apa lagi sih Ma?” tanya Nayeon sambil menatap sang Mama yang sama hal nya.

“Ya salah! Harusnya kamu tuh baik-baik. Bersikap sopan okay? Mana anak gadis Mama yang kalem itu hm?” jika sudah seperti ini maka Nayeon akan menerawang ke masa lalu nya.

Masa di saat ia masih polos-polos nya. Dengan ia memasuki usia 15 tahun tepatnya hampir 16 tahun, ia sempat berpacaran namun hampir saja mahkota nya di renggut oleh pacarnya sendiri.

You Are Mine Babe[End]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang