🦋3

452 55 18
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Selamat Membaca

Cerita You Are Mine Babe


Sinar mentari mencari celah dari lubang kecil untuk membangunkan seorang gadis yang masih bergelut dengan selimut tebalnya.

Kring...kring...

Alarm ponselnya sudah berbunyi untuk ke lima kalinya. Harusnya ka bangun dari dua jam yang lalu. Namun, gadis ini selalu mematikan alarm tersebut saat berbunyi. Apakah ada yang seperti ini? Acungkan jempolnya.

“Eungh, jam berapa sih? Tumben Mama kagak siram gue,” herannya sambil meraba ponselnya untuk melihat jam.

“Oh jam 6.45 toh.”

“WHAT?! 6.45?! PARAH! MAMA! SIAPIN NANA BEKAL DONG!” teriaknya dari atas. Namun ia lupa kalau kamarnya kedap suara.

“Begok emang,” ucapnya lalu berjalan menuju pintu untuk berteriak sekali lagi.

“MAMA! SIAPIN NANA BEKAL YA!" teriaknya lalu bergegas masuk ke kamar mandi. Ya mungkin hanya sekedar gosok gigi dan cuci muka. Sisanya ia akan mandi parfum hari ini.

“Gawat-gawat, Pak Parto bakalan marah kalau gue telat hari ini,” ucapnya lalu menyambar tas nya dan segera turun sedikit tergesa-gesa dari lantai atas.

“Ma, Papa mana?” tanya Nayeon sedikit terengah-engah.

“Udah berangkat, Papa ada meeting dadakan ketemu sama klien,” jawab Yeshta.

“Yah? Terus aku berangkat pakai apa?” tanya Nayeon.

“Pakai ojol aja, nih bekal kamu. Mama ada perlu ke butik,” sekedar informasi bahwa Yeshta mempunyai butik bernama Yestha Fashion. Biasa Yeshta suka dengan fashion, maka dari itu ia membuka usaha butik.

“Yaudah deh, Nana berangkat dulu. Semoga masih ada bis di depan,” ucapnya lalu berangkat dengan sedikit berlari.

“Aish! Sekolahan masih tinggal beberapa meter. Lumayan jauh anjir, yakali gue lari dari sini sampai sekolah. Adanya mati gue,” ucapnya lebay syekali.

“Hah-hah-hah,” nafasnya tidak teratur akibat berlari dari halte bis sampai depan sekolah.

“Anjir! Gerbang udah di tutup, mampus gue. Guru semua killer-killer hari ini ini,”

“Pak Bambang! Bukain gerbangnya dong!” teriak Nayeon dari luar gerbang sekolahan.

“Gak bisa atuh neng, kalau bapak ketahuan bisa di potong gaji bapak,” sahut pak bambang yang sedang menyesap kopi hitam di pos nya.

“Yah! Ayolah pak, sekali aja,” pinta Nayeon memohon pada lelaki itu.

“Gak bisa neng,” masih jawaban yang sama.

“Bukain gerbang pak,” suruh seseorang dari belakang.

“Siap atuh den,” jawab pak Bambang.

Nayeon yang melihat itu melongo heran. Bagaimana bisa dalam sekali perintah pak Bambang membukakan gerbang untuk orang itu.

“Pak gak bisa gitu dong! Saya dari tadi berdiri minta dibukain, tapi bapak gak bukain saya! Giliran nih cowok nyebelin kok bapak bukain sih?!” kesal Nayeon sambil menghentak-hentakkan kakinya kesal.

“Heh! Cewek toa, ribet banget idup lo,” sahut cowok yang sedang menunggangi motor ninja hitam nya.

“Apa lo bilang?! Minggir, gue mau pulang,” sentak Nayeon yang sudah kelewat kesal.

You Are Mine Babe[End]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang