Chapter 24 : He's gone

293 22 23
                                    

Granger menutup pintu kamarnya. Ia kemudian menaruh tasnya diatas kasur dan membuka pakaian nya lalu membersihkan tubuhnya.

Setelah selesai ia kemudian memakai baju santai dan membaringkan tubuhnya dikasur.

Menatap langit-langit kamarnya, sambil mengingat kejadian tadi.

"Aku gak bisa. Maaf."

Ah, jika memang gadis itu tidak menginginkan dirinya lagi, buat apa ia berusaha?

Memang lebih baik Granger segera mengubur dalam-dalam perasaan ini, dan fokus dengan masa depan yang akan dihadapinya.

Suara ketukan terdengar dipintu kamarnya, ia pun langsung membukanya dan sedikit terkejut melihat kehadiran seseorang yang jarang ia ajak bicara.

Papanya, kini langsung memeluk dirinya dan meminta maaf. "Maafin papa nak. Selama ini sudah jadi papa yang buruk."

"Yang pantas mendapat maaf dari papa adalah mama. Lagipula, papa gak perlu minta maaf, karena Granger udah lama maafin papa."

Gerard mempererat pelukannya, dirinya sungguh bodoh menyakiti istri dan anak nya yang sangat baik kepada dirinya.

"Maaf... maafin papa..."

Granger tersenyum tipis, Tuhan sangat adil. Disaat kesedihan datang, maka kebahagiaan juga datang.
.
.
.
.
.

Saat ini Granger dengan mama papanya tengah makan malam bersama. Sudah lama sekali mereka tidak melakukan hal ini.

Makan bersama sambil menceritakan tentang bagaimana keseharian yang sudah dijalani.

"Bagaimana sekolahmu nak? Tak lama lagi kamu segera lulus, kan?" tanya Gerard membuka topik.

"Ya."

"Setelah lulus, apa yang akan kamu lakukan?"

"Tentu saja, ngelanjutin bisnis papa."

"Apa kamu gak ada cita-cita?"

Granger bingung. Bukannya papanya yang memaksa agar ia yang mengurus perusahaan nya itu? Buat apa ia bertanya tentang cita-cita nya?

"Mau ada atau nggak papa pasti nyuruh Granger lanjutin bisnis papa kan?"

"Kalo kamu memang ada cita-cita, papa nggak bakal ngelarang. Lagipula masih ada sepupu kamu juga, kayak Alucard misalnya."

"Papa serius? Papa gak bohong kan? Aku boleh jadi apapun yang aku mau?"

"Asalkan kamu gak jadi maling atau ngelakuin hal yang merugikan papa gak ngelarang."

"Makasih pa." Granger tersenyum.

"Sama-sama nak."

"Memang cita-cita kamu apa sayang?" tanya Agrana.

"Tentara."

"Eh?!" Agrana terkejut. "Jadi tentara itu latihannya berat loh sayang, kamu yakin?"

"Yakin ma."

"Kalo Granger papa yakin pasti bisa."

"Tapi mama khawatir loh sayang, kalo kamu kenapa-kenapa gimana?"

Granger terkekeh. "Aku bukan anak kecil lagi ma, aku bisa jaga diri sendiri."

Agrana menghela nafas. "Yaudah deh."

"Jangan terlalu khawatir sayang, kamu harus percaya sama Granger." ucap Gerard pada istrinya.

"Oh iya Granger, lain kali ajak pacar kamu main kesini." sambungnya.

Secret RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang