Special Chapter 3

329 30 7
                                    

Kini telah berminggu-minggu berlalu dengan cepat. Ruby, gadis itu kini tidak sesedih hari itu.

Bahkan sekarang ia lebih banyak belajar, dan tidak berkelahi lagi. Karena permintaan terakhir bundanya waktu itu.

Ia berusaha berubah menjadi baik, tingkah lakunya, cara bicaranya, dan ekspresi wajahnya kini berubah.

Bahkan hatinya pun mulai rapuh, tidak seperti dulu. Ia menyibukkan diri dengan belajar agar tidak terlarut dalam kesedihan, agar bundanya senang di sana.

Dirinya memang pintar, oleh karena itu sekolah tidak mengeluarkannya dari sekolah karena tingkah lakunya.

Tapi ia benar-benar berubah sekarang.

Dirinya yang dulu sering memperlihatkan wajah angkuh, kini raut wajahnya mulai melembut. Bahkan tatapannya pun.

Kesedihan terpancar di wajahnya yang berusaha menutupi itu semua, ayahnya sekarang sering lembur dan mabuk.

Saat ia tidur ayahnya pulang, saat ia bangun ayahnya telah pergi berkerja.

Sekarang ia mengerti perasaan laki-laki yang menjadi pacar bohongan nya itu.

Bahkan ia tidak tahu apa hubungannya dengan laki-laki itu, ia tak peduli lagi dengan kesepakatan mereka waktu itu.

Memang laki-laki itu sering berbicara kepadanya. Tapi akhir-akhir ini mereka berdua sering canggung.

Karena Ruby sering mendapat nilai tertinggi di matematika, ia ditunjuk untuk mengikuti Olimpiade matematika.

Ia pikir ini adalah kesempatan bagus, untuk pendidikannya, agar ia dapat membanggakan ayahnya yang berusaha mencari yang untuk biaya hidupnya.

Tapi, ternyata laki-laki yang menjadi pacar bohongan nya itu adalah mentornya.

***

Airu Redhood
04 04 1979 -- 04 08 2014

Begitulah tulisan di batu nisan yang tengah dipeluk gadis berambut pirang ini.

Dengan air mata ia berkata "Kenapa ayah sama bunda ninggalin Ruby secepet ini? Apa kalian udah capek sama Ruby?"

"Ruby kangen sama candaan Ayah, Ruby kangen masakan Bunda, Ruby kangen semuanya."

"Ruby udah berubah bunda, jadi seharusnya bunda udah seneng kan disana?"

"Ayah tahu? Sekarang Ruby udah naik kelas, Ruby juga waktu itu dapet juara olimpiade, tapi Ruby gak sempet kasih tau karena Ayah selalu lembur."

"Ruby sayang banget sama kalian, Ruby bakal selalu ngedoain kalian. Ruby bakal buat Ayah sama bunda bangga disana."

"Ruby itu anak manja, siapa yang bakal jagain Ruby sekarang kalo kalian pergi?"
ucapnya sambil memeluk batu nisan itu.

"Aku bakal jagain kamu."

Ruby menoleh, melihat siapa yang mengeluarkan suara itu. Ah ternyata dia, laki-laki yang Ruby sukai sejak setengah tahun lalu.

Ruby mengusap airmatanya kemudian berdiri "Selamat atas kelulusannya."

"Thanks."

"Sesuai kesepakatan kita hari itu. Aku berhenti jadi pacar bohongan kamu kalo kamu udah lulus."

"Ya."

"Kalau begitu, mungkin selanjutnya kita gak bakal sering ketemu. Jadi aku pengen ngucapin perpisahan."

"Perpisahan apa?"

Ruby mengernyit bingung. Bukannya mereka akan jarang bertemu atau bahkan tidak bertemu lagi karena beda sekolah?

"Kamu memang berhenti jadi pacar bohongan aku. Mulai sekarang dan selanjutnya, kamu bakal jadi pacar asli aku."

Ruby melotot kaget. Apa ia salah dengar? Sepertinya tidak, karena ia sudah membersihkan telinga nya tadi pagi.

"Aku suka sama kamu. Aku suka kamu yang sama sering berantem, aku suka kamu yang kelihatan serius banget pas belajar, aku suka kamu karena kamu adalah kamu."

Ruby terkekeh. "Apa sih maksudnya? Gak jelas banget."

"Maksud aku, boleh aku jadi pacar kamu?"

Ruby tersenyum. "Ya, dengan senang hati."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
End of Special Chapter 3.
Publish 25 Juli 2020.

Pendek? Banget.

Tapi otak author emang udah mentok sampe sini jadi maaf kalo pendek.

Kalo kalian tanya 'kenapa nih part gak disambungin di special chapter 2 aja?'

Jawabannya, biar vote nya lebih banyak. Hehe.

Okelah Secret Relationship sampai disini. Sampai jumpa di ff author selanjutnya babay!

Story by Swan_Odette

Secret RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang