Ch 3

2.3K 163 0
                                    

Selamatkan hidupnya!

Telepon itu terhubung ketika Shiyao melihat Li Sicheng dengan seragam pilot dan tiga garis di pundaknya mendekat membawa koper. Hanya dengan melihatnya, Shiyao segera berbalik.

"Yaoyao," Li Sicheng melihat Shiyao memegang ponsel dan datang menghampiri.

Li Shicheng sepertinya ingin meminta maaf atas apa yang terjadi kemarin, tapi Shiyao mengabaikannya. Pada saat yang sama, panggilan itu terhubung.

Mendengar ujung lain menjawab "Halo", Shiyao dengan cepat berkata, "Ini Shiyao. ID karyawan saya tertinggal di asrama dan saya memiliki penerbangan pukul tiga. Bisakah Anda bicara dengan staf bandara dan membiarkan saya naik pesawat?"

"Shiyao, apakah ini pertama kalinya kau membaca buku pedoman karyawan? Bagaimana bisa, seorang pramugari naik pesawat tanpa ID karyawan? Kenapa tidak sekalian saja kau meninggalkan dirimu sendiri di asrama?"

Direktur segera naik pitam dan menyemprot Shiyao yang berpangkat lebih rendah darinya. Suara direktur yang mengenai langit-langit, membuat telinga Shiyao berdering. Jadi dia harus menjaga jarak dari ponsel.

Li Sicheng tampaknya telah mendengar suara direktur. Ia segera memotong, "Meninggalkan ID karyawan lagi? Aku akan membawamu masuk pesawat."

"Tidak," Shiyao menolak dengan muka poker.

Dulu Shiyao akan naik pesawat bersama Li Sicheng jika tidak membawa ID card. Sekarang setelah mereka putus, menerima bantuan pria ini akan seperti menampar wajahnya sendiri!

"Saya akan menemukan jalan keluar sendiri. Tuan Li, Anda bisa pergi dulu," yang paling dibenci Shiyao adalah wajah dan mata pria itu yang menunjukkan rasa bersalah. Sangat menjijikkan!

Namun Li Sicheng masih berdiri di sana dan menunggunya. Shiyao terus mencari kontak lain di ponselnya, tapi tidak ada yang bisa membantu. Ini membuatnya sangat marah, hingga dia memutuskan pulang sambil menyeret koper.

"Yaoyao, jangan marah padaku. Biarkan aku mengantarmu ke pesawat." Li Sicheng berkata lagi, "Jika penerbangan ditunda karena kamu tidak bisa naik, kamu akan dihukum berat oleh perusahaan."

"Pikirkan urusanmu sendiri." Shiyao mengerutkan kening, ingin mengatakan bahwa dia siap menerima hukuman. Namun terganggu, oleh seorang pria yang menabraknya.

"Nona Shiyao!"

Pria yang mengenakan seragam perusahaan taksi memegang kartu di tangannya.

Dia membandingkan orang yang ada di foto dengan Shiyao, kemudian menyerahkan kartu tersebut, "Apakah Anda Nona Shiyao? Teman Anda meminta saya untuk membawakannya."

"ID karyawan saya?" Shiyao dengan senang hati mengambil kartu tersebut dan menciumnya keras.

Pasti Qiao Fei yang menemukan ID karyawannya tepat waktu dan menyelamatkan hidupnya. Untungnya pria ini datang di waktu yang tepat.

Shiyao berencana membeli hadiah, sebagai imbalan bagi Qiao Fei.

"Terima kasih atas kebaikanmu, Tuan," Shiyao mengguncang ID karyawannya di depan Li Sicheng. Lalu berjalan pergi sambil menarik koper dengan kepala terangkat tinggi.

Li Sicheng mengawasi gadis itu pergi, dengan mata yang rumit dan perasaan bersalah.

Meski ID karyawan menjaminnya di dalam pesawat, Shiyao tetap dipanggil ke kantor. Ia menerima penalti setelah kembali dari New York.

Alasannya karena 'kurang tidur dapat mempengaruhi pekerjaan'.

'Apa mereka bercanda?'

Kenapa Shiyao merasa, semua hal menjadi salah setelah dia putus dari Li Sicheng?

Bukankah sebelumnya, dia biasa terbang tanpa ID card dan kurang tidur? Kenapa hal-hal ini diributkan sekarang?

Jika bukan karena operator yang memanggilnya untuk mengganti Xiaxia beberapa jam sebelum pesawat lepas landas, apa dia akan kurang tidur? Oke?

Penalti tiga poin itulah yang menyebabkan Shiyao kehilangan kesempatannya untuk menjadi kepala pramugari.

Dia dan Ji Manqing bersaing untuk posisi itu. Shiyao bahkan mendapat nilai penuh dalam ujian tertulis, skor tertinggi di antara para pesaing. Artinya, dia hampir mendapat posisi itu.

Pada hari pengumuman, foto Ji Manqing dipasang di papan buletin.

"Sister Manqing, selamat. Aku tahu kamu bisa melakukannya!"

Semua kolega datang untuk memberi selamat pada Ji Manqing. Mereka mengelilinginya di tengah.

Ji Manqing tertawa kecil dan berterima kasih pada semua orang. Ia kemudian berjalan melewati kerumunan untuk sampai di depan Shiyao yang berdiri sendirian. Berkata dengan hati-hati, "Yaoyao, maafkan aku..."

"Maaf untuk apa?" Shiyao menggerakkan matanya dari foto di papan buletin ke wajah rubah ini.

Senyum ironi muncul di bibir merah Shiyao, "Jika kamu benar-benar kasihan padaku, apa kamu berani memberitahu direktur untuk menolak posisi itu. Kemudian memberikannya padaku?"

"Shiyao, kamu sudah keterlaluan," seseorang tidak tahan. "Manqing memenangkan posisi ini melalui kompetisi yang adil. Kenapa dia harus memberikannya padamu?"

***

Mr. You, Please Dote on MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang