Ch 5

2K 170 0
                                    

Host No. 1 ?!

Staf itu hampir lumpuh karena pertanyaan yang dilontarkan. Suaranya bergetar, "Itu hanya gosip."

"Kami sering melakukan ini, mohon jangan tersinggung," Ji Manqing berkata di sisi rekannya. Ia dengan lembut dan sopan berkata, "Dan kami bekerja sesuai aturan yang--"

"Apa Anda ingat manual staf? Bacakan kepada saya," pria itu menyela sebelum Ji Manqing selesai.

Ji Manqing menunduk, tidak mengatakan apa-apa. Shiyao melihat wajahnya yang jelas memucat.

"Wakil Presiden Lin, bagaimana menurutmu?"

Wakil Presiden Lin datang dan berkata dengan hati-hati, "Tuan You, saya benar-benar minta maaf karena menunjukkan perilaku staf yang tidak kompeten. Jangan khawatir, saya akan meminta Direktur Eksekutif untuk mendisiplinkam mereka sesuai aturan."

Mendengar sang bos ingin tertawa, Wakil Presiden Lin dengan cepat menambahkan, "Tentu saja, tiga poin akan dikurangi dari kedua staf ini. Mereka harus diberi peringatan."

Tiga poin, --sungguh disayangkan!

Setiap staf memiliki sepuluh poin maksimal, yang dikaitkan dengan bonus akhir tahun. Kehilangan tiga poin untuk membela rekan kerja, harus membuat Ji Manqing gila.

Shiyao sangat senang hingga menyeringai lebar.

Tapi ketika pria itu berbalik dan menghadapnya, Shiyao menjadi pucat dengan rasa takut yang tiba-tiba. Ia jatuh dan ditangkap oleh staf di sebelahnya.

Host No.1?

Pria itu tampaknya melihat Shiyao, tapi hanya dengan pandangan sekilas. Dia dengan cepat menarik diri dan masuk ke ruang rapat diikuti wakil presiden dan para pimpinan lain.

Masih kaget, Shiyao tetap dalam posisi itu sampai petinggi perusahaan dan kerumunan orang pergi.

Apa matanya menipu untuk menganggap CEO sebagai top host?

Top host yang pernah tidur dengannya menjadi CEO perusahaan. Benar-benar menarik! Shiyao menyalahkan dirinya sendiri karena terlalu banyak berpikir.

Shiyao terbang ke Paris pada hari berikutnya.

Nomor penumpang diperiksa dan pintu kabin ditutup. Dalam beberapa menit, pesawat naik ke langit biru.

"Maaf Tuan, apa yang bisa saya bantu untuk Anda?"

Kursi first class melayani orang-orang kaya. Mereka telah terbang di ketinggian sepuluh ribu kaki. Shiyao yang bertanggung jawab di area first class, menunjukkan senyum termanisnya ketika menyapa penumpang tanpa mengabaikan siapa pun.

Setelah melakukan putaran, Shiyao yakin para tamu tidak memiliki apa pun yang mereka butuhkan. Ia siap kembali ke tempat duduk, sebelum sebuah suara terdengar di telinga, "Segelas anggur, please."

Kenapa suara ini begitu akrab?

"Tunggu sebentar, Tuan," Shiyao ragu sejenak, kemudian menuangkan anggur. Ia membungkuk dan menaruh gelas di atas meja, "Tuan, tolong nikmati diri Anda sendiri."

Pria itu memegang koran di tangan. Persendiannya ramping dan bersih. Shiyao tidak bisa menahan diri untuk tidak mengangkat matanya. Ia tidak pernah berharap pria itu setengah tersenyum padanya dan mata mereka bertemu.

Dia juga tampak familiar!

Menatap sebentar, Shiyao tiba-tiba mengenalinya dan hampir tidak bisa bernapas. Dia berbalik dengan tergesa-gesa. Nampan tangannya menjatuhkan anggur ke atas meja.

Splash!

Sebagian besar anggur tumpah di celana pria itu.

"Ma... maaf," suara Shiyao bergetar dan dia berjongkok. Ingin menyeka noda anggur di celana hitam pria itu dengan serbet.

Gelisah.

Dia tidak pernah berpikir bahwa top host memang CEO.

Shiyao menatap noda anggur di atas celana pria itu dengan serbet di tangannya, bertanya-tanya apakah dia harus membantu atau tidak.

Berjongkok di sana karena malu, Shiyao menggigil dan ingin menangis ketika pria itu menyelipkan jari telunjuknya. Tanpa sengaja menyentuh wajah Shiyao, lalu mengambil serbet dari tangannya.

"Sudahlah, Anda tidak bermaksud begitu. Beri saya isi ulang."

'Fuck. Apa saya akan bereaksi begitu kuat jika itu bukan Anda?' Shiyao mengutuk dalam hati, namun tetap tersenyum.

"Ok, tolong tunggu sebentar."

Shiyao berdiri, tapi kehilangan keseimbangan karena sepatu hak tingginya. Hampir melemparkan dirinya pada pria itu.

Shiyao segera bangkit dan dengan canggung bergegas pergi, di bawah tatapan mata dari orang di seberangnya.

Shiyao kembali dan menuangkan minuman. Ia pergi ke lorong, tapi bertemu pria itu lagi.

Karena panik, Shiyao secara tidak sadar menghindarinya. Sementara pria itu membungkus pinggangnya dengan lengan yang kuat dan membawa Shiyao ke toilet.

Itu terjadi begitu cepat. Ketika pintu toilet terkunci, Shiyao masih bingung.

Toilet ini kecil, namun pria itu terus mendekat. Shiyao harus mundur sampai punggung bawahnya menghadap wastafel. Dia menelan ludah dan berbisik, "Tuan... You. Tu-Tuan... You."

"Aku pikir kamu tidak mengenaliku," You Ze memerangkap Shiyao dengan kaki panjangnya sedangkan satu tangannya memegang wastafel, "Bukankah begitu, huh?"

***

Mr. You, Please Dote on MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang