26. The Song Is Called Gold

649 94 1
                                    

Sudah hampir sebulan aku dikurung disini, minggu kemarin Suga ditebus oleh Taehyung dan yang lainnya atas permohonanku. Suga lebih pantas mereka tebus daripada aku. Namun mereka sudah berjanji padaku akan segera kembali.

Bagaimana kabar istriku di rumah?

Usia kandungannya sekarang memasuki 8 bulan.

Sebentar lagi aku akan menjadi seorang ayah.

Apakah aku bisa mendampinginya ketika dia melahirkan anakku nanti?

Semua pertanyaan tak terjawab itu berputar di otakku.

Hari ini, Taehyung datang menjengukku, namun aku dikejutkan dengan kedatangannya yang tidak bersama dengan Jungkook dan yang lain seperti biasanya.

Ia datang bersama dengan istriku dan orang-orang yang ku fikir sudah membuangku dari kehidupan mereka.

Aku sangat terkejut melihat Taehyung datang bersama Taehyun, Yeonjun dan Huening Kai.

Apa yang mereka lakukan disini?

Petugas membawaku dengan tangan terborgol untuk menemui mereka. Saat aku keluar dari sel dan sudah berdiri di hadapan mereka semua, Taehyung menyapaku dengan pelukan big bro secara sekilas.

Aku menatap Beomgyu dengan tatapan nanar.

Tuhan, aku sangat merindukannya.

"Hay, sayang," sapaku sambil tersenyum pedih. Rasanya aku benar-benar ingin menangis. "Apa kabar?" lanjutku mengedikan kepalaku pelan.

Beomgyu menutup mulutnya, ia masih berdiri di belakang Taehyung bersama -mantan- teman-temanku. Air mata menggenangi kelopak matanya yang menyipit.

Sedetik kemudian ia menghambur memelukku.

"I miss you Soobin.. I miss you so much." Kedua tangannya melingkari leherku, walaupun pelukannya tidak bisa sedekat dan serapat saat ia belum mengandung.

Karena pelukan kami kali ini terhalang perut besarnya. Bukan pelukan dua orang, melainkan tiga orang dengan calon anakku yang ada di dalam rahimnya.

Atau lebih tepatnya, hanya Beomgyulah yang memelukku tanpa bisa ku balas karena kedua tanganku terborgol.

"Kenapa kau bisa begini, sayang.." lirih Beomgyu menarik tengkukku kemudian menciumi wajahku berkali-kali, pipiku, keningku, hidungku dan bibirku bergantian.

Air mata yang membasahi pipinya menempel pula di wajahku.

"Apa yang kau tangisi?" Aku menghapus air matanya yang baru saja mengalir menggunakan bibirku karena kedua tanganku benar-benar tidak bisa membalas pelukannya apalagi menyentuh dan merangkum kedua pipinya.

Ia kemudian mengecup bibirku lama sekali sebelum akhirnya berdiri di samping Taehyung dan membiarkanku berhadapan dengan ketiga mantan sahabat-sahabatku.

"Apa kabar?" tanyaku, menyapa dan mencoba bersikap baik.

"Fi—fine, yeah—we're fine, kami baik," jawab Yeonjun. Ia menjawab dengan sesekali melirik wajahku yang menunduk setelah menyapa mereka.

"Glad to know that," ujarku melempar senyum kemudian melirik Taehyun.

Aku masih menyimpan pertanyaan kenapa dia ada di supermarket saat aku dan Suga tertangkap.

"Taehyunaa," panggilku yang mengagetkannya karena sepertinya ia melamun sambil berdiri menatapku seolah aku adalah manusia purba yang dipajang dalam museum.

"Hm?"

"Apa yang kau lakukan ketika aku dan Suga—"

"Aku tidak terlibat. Demi tuhan saat itu aku hanya kebetulan ingin membeli minuman isotonik sehabis olah raga—"

"Olah raga malam alias Kinky," Huening Kai memotong perkataan Taehyun, dan hal itu membuatku tersenyum menahan tawa.

"Spank me daddy." Yeonjun terpancing dan memasang wajah menggoda di depan Huening Kai.

"Shit." Taehyun terlihat tidak suka.

"Hey, kau memang punya sindrome daddy kink. Mengaku saja." Kali ini Yeonjun mencoba memanas-manasi.

Dan dengan itu, Taehyun mencoba meninju Yeonjun namun golden hyung itu dengan lincah menarik lengan Huening Kai untuk menjadi bentengnya.

Tuhan, aku merindukan pemandangan seperti ini.

Mereka masih seperti anak-anak.

Tidak ada yang berubah sama sekali.

Hingga tanpa ku sadari, entah kenapa air mataku menetes sealiran.

Props & Mayhem ✦ SoogyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang