Ini adalah hari pertama Alanda masuk SMA, dia sudah bangun dan bersiap siap sejak pukul 5 pagi. Dengan perlengkapan serba baru yg disiapkan tadi malam bersama Abang nya Dion serta beberapa atribut dan perlengkapan yg diperlukan untuk melaksanakan MOS di sekolahnya pun sudah ia kenakan. Diantaranya rambut di ikat 2, kaos kaki beda warna dan kertas kartoon yg diikat tali plastik bertuliskan nama Alanda sebagai tanda pengenal sudah bertengger di lehernya.
"Ini adalah hari pertama mu Alanda, lakukan yg terbaik dan ingat kamu kesekolah itu untuk belajar bukan untuk ajang bergaya ataupun ajang mencari pacar" Alanda berdialog dengan dirinya sendiri di cermin.
Tok tok tok
"Non sudah siap belum?" panggil bik Inah dari balik pintu kamar Alanda."Iyaa, ini udah siap kok, tinggal make sepatu sebelah lagi"
Sahut Alanda sambil membuka pintu kamar."Itu Tuan sama Nyonya udah nunggu di bawah non".
"Eh iya, bentar ya buk" Jawab Alanda duduk di tempat tidur dan langsung memakai sepatu sebelah kirinya dengan cepat.
"Non panggil bibi aja, bi Inah" kata bi Inah yg masih setia berdiri di pintu kamar Alanda.
"Eh iya bi, saya Alanda" Setelah selesai dengan sepatunya Alanda berdiri di depan bik Inah sambil mengulurkan tangan untuk memperkenalkan diri.
"Iya non, Kalo non ada perlu apa apa bisa panggil bibi ya." ucap bi Inah.
"Okee bi, yaudah ayo kebawah bi" ajak Alanda sambil menutup pintu kamarnya.
"Non duluan aja, bibi mau panggil den Dion dulu" kata bi Inah
"Biar Alanda aja yg manggil bik, ini kamar Bang Dion kan?" Tunjuk Alanda pada pintu kamar Dion.
"Iya non, kalo gitu saya kebawah ya non" Pamit Bik Inah pada Alanda.
"Iya bi, ati ati awas nyasar bi" canda Alanda pada Bi Inah.
"Ah si non ada ada aja, bibi udah 15 tahun kerja disini masa iya nyasar sih" jawab bi Inah sambil menuruni tangga.
Alanda tertawa geli mendengar jawaban bik Inah, lucu juga ternyata bercanda dengan bik Inah pikir Alanda. Hampir saja dia lupa mau ngapain, Alanda pun langsung mengetuk pintu kamar Dion.
Tok tok tok
"Bang Dion?? Udah siap belum bang?" Panggil Alanda.Tanpa menjawab panggilan Alanda, Dion langsung membuka pintu kamarnya dan menatap Alanda dengan tatapan tak suka.
"Eh udah siap ya bang?, yok kebawah papa sama mama udah nunggu" Alanda memegang tangan Dion tapi langsung di tepis oleh Dion.
"Eh" kaget Alanda.
Tanpa memperdulikan Alanda, Dion berjalan sendiri menuruni tangga.
"Bang Dion kenapa ya? Mungkin lagi ada masalah" Batin Alanda.******
Ruang Makan
Dion langsung duduk di tempat biasanya ketika ia makan disusul oleh Alanda yg juga duduk di samping nya.
"Pagi anak anak Mama yg cantik dan ganteng" ucap Amira sambil mengoles selai di roti nya."Pagi mah, o iya papa mana mah?" jawab Alanda. Sedangkan Dion memasang muka datar dan tak menjawab ucapan dari mama nya, sejak tadi malam mood Dion sudah rusak karena Alanda, ia tak suka kalau papa mama nya lebih memanjakan Alanda yg notabe nya hanya anak tiri di keluarga nya. Biasanya juga Dion tak pernah sarapan bersama/duduk bersama mama papahnya, kalo pun pernah selalu saja pada sibuk pada gadget masing masing karena mereka selalu sibuk dengan kerjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alanda's Destiny
Teen FictionAlanda Ziva Aulia adalah seorang gadis yg cantik, pintar dan cuek (beda cerita kalau lagi sama keluarga juga para sahabat nya). Karena kedua orang tuanya meninggal akibat kecalakaan, Alanda diangkat menjadi anak di keluarga Mario Saputra yaitu Abang...